Literatur ilmu pengetahuan menulis nama Sir Isaac Newton dengan tinta emas. Ia adalah peletak dasar fisika klasik. Bukunya Philosophiae Naturalis Principia Mathematica yang diterbitkan pada tahun 1687 dianggap sebagai buku paling berpengaruh sepanjang sejarah sains. Nama Newton belum beranjak dari daftar ilmuwan paling berpengaruh sepanjang massa. Ternyata tak hanya berpredikat fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiawan, ia juga seorang teolog. Pria kelahiran 1643 itu belakangan diketahui tertarik pada praktei supranatural dan menerapkan pendekatan ilmiah untuk mempelajari kitab suci dan mistisisme Yahudi. Perpustakaan Nasional Israel, yang mengoleksi harta berharga buah pemikiran Newton, memamerkan 7.500 koleksi dokumen bertulis tangan Newton dalam versi digital dan mempostingnya secara online.
Di antara teks-teks yang menguning itu, ada prediksi tenar Newton tentang kiamat 2060. Selain merevolusi pendekatan fisika, matematika dan astronomi di abad ke-17 dan 18. Juga meletakkan fondasi matematika klasik termasuk teori gravitasi dan tiga hukum gerak yang menyandang namanya, kurator koleksi humaniora museum nasional Israel mengatakan, Newton adalah seorang Kristen yang taat dan meyakini, kitab suci menyediakan "kode" alam semesta. "Saat ini kita cenderung mendikotomikan sains dan keyakinan, namun bagi Newton, keduanya adalah selaras," kata Milka Levy-Rubin. "Newton meyakini, studi cermat terhadap teks kitab suci adalah bagian dari pengetahuan. Jika dianalisis dengan benar bisa digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi."
Agar lebih memahami obyek yang ia hadapi, Newton belajar Bahasa Ibrani, mengkaji supranatural filsafat Yahudi, mistisisme Kabbala, dan Talmud. Dari telaah yang diakukan itulah, Newton membuat semacam kalkulasi dari Kitab Daniel, dan lalu memprediksikan kiamat akan terjadi dalam 1.260 tahun, dihitung mundur dari penobatan Charlemagne sebagai Kaisar Romawi pada tahun 800 Masehi. Ia juga meyakini geometri Kuil Solomon mengandung kode kebijakan kuno tentang proporsi alam dan posisi manusia dalam Penciptaan.
Koleksi dokumen Newton juga mencakup interpretasi Newton terhadap Injil, teologi, dan budaya kuno, Tabernakel, dan geometri Kuil Solomon. Tak ketinggalkan sketsa peta Newton yang dipakai sebagai dasar kalkulasinya, dalam usaha mengungkap sandi rahasia yang ia yakini ada di alam semesta. Perpustakaan Israel kali pertamanya memamerkan karya Newton pada 2007, namun baru kali ini mereka memutuskannya untuk mengunggah koleksinya ke internet, agar bisa dilihat semua orang.
Di antara teks-teks yang menguning itu, ada prediksi tenar Newton tentang kiamat 2060. Selain merevolusi pendekatan fisika, matematika dan astronomi di abad ke-17 dan 18. Juga meletakkan fondasi matematika klasik termasuk teori gravitasi dan tiga hukum gerak yang menyandang namanya, kurator koleksi humaniora museum nasional Israel mengatakan, Newton adalah seorang Kristen yang taat dan meyakini, kitab suci menyediakan "kode" alam semesta. "Saat ini kita cenderung mendikotomikan sains dan keyakinan, namun bagi Newton, keduanya adalah selaras," kata Milka Levy-Rubin. "Newton meyakini, studi cermat terhadap teks kitab suci adalah bagian dari pengetahuan. Jika dianalisis dengan benar bisa digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi."
Agar lebih memahami obyek yang ia hadapi, Newton belajar Bahasa Ibrani, mengkaji supranatural filsafat Yahudi, mistisisme Kabbala, dan Talmud. Dari telaah yang diakukan itulah, Newton membuat semacam kalkulasi dari Kitab Daniel, dan lalu memprediksikan kiamat akan terjadi dalam 1.260 tahun, dihitung mundur dari penobatan Charlemagne sebagai Kaisar Romawi pada tahun 800 Masehi. Ia juga meyakini geometri Kuil Solomon mengandung kode kebijakan kuno tentang proporsi alam dan posisi manusia dalam Penciptaan.
Koleksi dokumen Newton juga mencakup interpretasi Newton terhadap Injil, teologi, dan budaya kuno, Tabernakel, dan geometri Kuil Solomon. Tak ketinggalkan sketsa peta Newton yang dipakai sebagai dasar kalkulasinya, dalam usaha mengungkap sandi rahasia yang ia yakini ada di alam semesta. Perpustakaan Israel kali pertamanya memamerkan karya Newton pada 2007, namun baru kali ini mereka memutuskannya untuk mengunggah koleksinya ke internet, agar bisa dilihat semua orang.
No comments:
Post a Comment