Tuesday, 28 February 2012

Ungkapan Cinta paling berkesan dalam Sejarah

Sejarah banyak mencatat ungkapan cinta yang pernah dilakukan orang-orang besar, mulai dari keluarga kerajaan, selebriti, presiden, sampai ke ungkapan cinta yang dilakukan oleh seorang penemu. Berikut adalah beberapa dari sekian banyak daftar ungkapan cinta yang pernah tercatat dalam sejarah. Ungkapan cinta yang punya kesan begitu mendalam...

King Edward VIII & Wallis Simpson

Ada yang udah nonton film The King's Speech, yang bercerita soal Raja Inggris George VI? Nah King George ini adalah adik dari King Edward yang sebelumnya menjabat menjadi raja. Edward naik takhta menjadi raja Inggris pada bulan Januari 1936, sebagai anak sulung sekaligus putra mahkota dari King George V. Pada masa sebelum menjadi raja, Edward dikenal sebagai seorang pangeran yang punya sifat womanizer, playboy kelas kakap. Kedudukannya sebagai seorang putra mahkota ditambah dengan modal ketampanan, menjadikan dia dengan sangat mudah mengencani wanita2 di Inggris. Sifatnya ini sudah teramat sangat parah, di luar batas normal. Hidupnya dihabiskan untuk berpindah dari pelukan wanita satu ke wanita lainnya. Bukan hanya wanita2 yang belum menikah saja yang dia pacari, tapi juga banyak wanita2 yang sudah bersuami.. Allan Lasceles, sekretaris pribadi Edward bahkan sampai mengatakan bahwa sifatnya ini adalah suatu penyakit kejiwaan dan hanya bisa hilang ketika nanti Edward meninggal dunia.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, akhirnya Edward naik tahta sebagai raja Inggris pada Januari 1936. Sebelum naik tahta menjadi raja, Edward menjalin hubungan dengan wanita Amerika yang sudah bercerai 2 kali bernama Wallis Simpson. Hubungan keduanya tidak terlalu dianggap oleh kalangan keluarga kerajaan dan rakyat Inggris, mengingat reputasi Edward yang tidak bisa bertahan lama dalam menjalin hubungan dengan wanita. Tapi ternyata perkiraan tersebut salah besar. Edward begitu mencintai Wallis dan berniat untuk menikahinya. Ketika Edward menjadi raja, hal ini menjadi masalah karena menurut hukum kerajaan, raja Inggris tidak bisa menikahi perempuan yang sudah pernah menikah, apalagi Wallis sudah pernah menikah sampai 2 kali.

Berakhirkah hubungan keduanya? Ternyata tidak. Edward yang punya sifat mudah melepaskan wanita yang berhubungan dengannya ternyata tidak sanggup untuk berpisah dari Wallis dan lebih memilih untuk melepaskan mahkotanya pada bulan Desember pada tahun yang sama dia dilantik. Dalam pidato pengunduran dirinya yang disiarkan melalui radio, dia berkata "Saya menemukan sebuah kemustahilan. Saya tidak akan sanggup memikul tanggung jawab sebagai seorang raja tanpa adanya kehadiran seorang wanita yang sangat saya cintai". Sang playboy memilih meletakkan mahkotanya dan menyerahkan kepada adiknya, untuk kemudian menikahi Wallis. Setelah menikah mereka hidup berpindah-pindah tempat di seluruh penjuru dunia sampai akhirnya maut yang memisahkan mereka ketika Edward meninggal dunia pada tahun 1972, tanpa pernah berpaling dari Wallis.

Queen Victoria
Jauh sebelum kemeriahan royal wedding antara Kate dan William ataupun Diana dan Charles, pernah ada royal wedding yang juga banyak menarik perhatian dunia, ketika Ratu Inggris yang masih berusia sangat muda, Victoria, menikahi pria Jerman yang masih terhitung sepupunya, Albert. Pernikahan itu terjadi pada tahun 1840 dan menjadikan Albert menyandang gelar Prince Consort. Victoria mengatakan Prince Albert sebagai sosok yang "punya kualifikasi untuk mendampingi Ratu Inggris" dan "Sosok yang membuat saya merasa selalu bahagia dan bergairah dalam menjalani hidup tiap harinya".

Setelah menikah, Prince Albert menjadi sosok paling penting dalam kehidupan bernegara yang dijalankan Queen Victoria. Albert tidak hanya sekedar menjadi seorang suami, tapi juga menjadi penasehat yang paling didengarkan oleh sang Ratu. Pada tahun 1861, Albert meninggal dunia karena terserang penyakit tipus. Kejadian ini sangat memukul kejiwaan Victoria. Sang Ratu terpuruk. Tapi bisa Bangkit kembali setelah menyadari bahwa dia adalah perempuan yang paling berpengaruh di seluruh penjuru dunia pada masa itu.

Namun keterpurukan itu meninggalkan 'bekas'. Victoria membangun sebuah mausoleum khusus untuk Albert. Mengosongkan satu kamar di istana Windsor untuknya, dengan tiap pagi hari meletakkan baju ganti dan sebaskom air untuk Almarhum suaminya seperti yang biasa dia lakukan ketika Albert masih hidup. Ketika sedang melakukan tugas negara dengan berpergian jauh ke luar Inggris, Victoria selalu membawa lukisan Albert dengan dua ukuran. Satu ukuran besar yang akan selalu dia bawa kemanapun pergi dan satu ukuran kecil yang akan dia letakkan di tempat tidur, sehingga ketika Bangun tidur dia akan langsung melihat wajah Albert. Selain itu juga, sejak menjadi janda, Victoria selalu mengenakan pakaian berwarna hitam setiap hari sampai hari dia meninggal di tahun 1901.

Eva Peron

Pada tahun 1951, Argentina menghadapi gerakan revolusi yang menuntut presidennya, Juan Peron untuk mengundurkan diri. Sebagai seorang presiden, Juan diuntungkan dengan keberadaan istrinya, Eva, yang begitu dicintai oleh banyak rakyat Argentina. Pada tanggal 17 Oktober 1951, ketika Juan Peron sedang menyampaikan pidato di hadapan para pendukung loyalnya, tiba-tiba Eva yang sedang tidak dalam keadaan sehat karena penyakit kanker serviks yang dia derita, memaksakan diri untuk tampil di Balkon Casa Rosada (istana kepresidenan). Keadaan Eva saat itu sangat lemah, karena kondisinya yang sedang kritis. Juan bahkan sampai perlu menyangga tubuh Eva agar dia bisa berdiri.

Juan lalu meminta massa untuk tenang sejenak dan mendengarkan apa yang akan disampaikan oleh Eva. Dalam pidatonya Eva berkata "Untuk Peron....Saya tidak akan pernah bisa membayar apa yang sudah dia lakukan dalam hidup saya. Tidak akan, sampai saya memberikan seluruh hidupku dengan disertai rasa syukur terhadap kebaikan yang sudah dia lakukan. Tidak ada yang saya miliki, tidak pikiran saya, tidak tubuh saya kecuali hanya milik seorang Juan Peron. Saya menghiba dan mengemis kepada kalian semua, jangan berpaling dari Juan Peron ketika nanti saya sudah tidak ada".

Pidato singkat Eva itu membuat ratusan ribu pendukung Juan Peron yang berkumpul di depan Casa Rosada menumpahkan air matanya. Eva adalah segala-galanya buat rakyat Argentina dan Juan adalah lebih dari apapun untuk Eva. Beberapa minggu setelah kejadian itu, di meja operasi yang akan digunakan untuk membedah tubuhnya, bahkan Eva masih sempat berteriak "Viva Peron" sebelum obat bius dimasukkan ke tubuhnya. Eva meninggal setahun sesudahnya. Dan tidak beberapa lama, Juan jatuh dari kursi kepresidenan.

John W. Hammes

Tersebutlah seorang Arsitek yang berasal dari Wisconsin, Amerika Serikat bernama John W. Hammes. Pada suatu siang di tahun 1927, John memperhatikan istri yang sangat dia cintai ketika sedang memasak di dapur. Selesai memasak, istri John membereskan perkakas dan membersihkan sisa2 bahan masakan yang tertinggal di wastafel. Istrinya terlihat dengan susah payah mengumpulkan sampah sisa bahan makanan yang ada di wastafel, memungutinya satu persatu untuk kemudian di bungkus koran bekas lalu di buang ke tempat sampah. Walau terlihat seperti pekerjaan yang sepele, tapi John, didasari rasa cinta, tidak tega melihat istrinya melakukan hal itu setelah lelah memasak dan menyiapkan makan untuk dirinya. Dia berpikir keras bagaiamana caranya agar sisa2 bahan makanan yang tertinggal di wastafel bisa langsung terbuang secara otomatis. Maka terciptalah 'alat' tersebut. Dan John mematenkannya pada tahun 1935 dengan nama paten 'In-Sink-Erator'. Dan alat itu saat ini tersebar penggunaannya di seluruh penjuru dunia.



Joe DiMaggio

Joe adalah suami dari Marilyn Monroe. Usia pernikahan mereka tidaklah bertahan lama. Hanya sembilan bulan saja, lalu mereka memutuskan bercerai. Kehidupan cinta merekapun tidak harmonis. Joe dikenal sangat membenci pose Marilyn, padahal pose/adegan dari film 'The Seven Year Itch' itu menjadi sangat fenomenal. Tapi ketika Marilyn meninggal akibat overdosis pada Agustus 1962, hampir setiap hari Joe membawakan serangkaian mawar untuk diletakkan di makam Marilyn. Dan itu dilakukannya dalam kurun waktu 10 tahun, setiap hari. Mawar yang selalu diletakkan Joe di makam Marilyn itu terkenal dengan sebutan Joe's Roses.

No comments:

Post a Comment