Tuesday, 28 February 2012

Habiskan Milyaran untuk jadi Barbie

Seorang pria habiskan 200,000 pounds (sekitar Rp 2,8 M) dalam 12 tahun mengubah dirinya menjadi seorang wanita dan kemudian menjadi seperti boneka Barbie. Jason Torres, adalah nama asli dari pria yang kini berubah nama menjadi Nicole Sanders. Berkat bantuan dari kekasihnya yang kaya raya, ia telah melakukan banyak operasi, mulai dari hidung, payudara, alis, hingga bagian tubuh lainnya. Ia bahkan menyuntikkan silikon di bokongnya agar terlihat sempurna layaknya sebuah boneka Barbie. Operasi ini telah ia lakukan sejak berusia 18 tahun. Operasi-operasi tersebut adalah; payudara sebanyak lima kali, Hidung empat kali, implan pipi, dagu, kening, implan paha, tambah volume bibir, botoks, hingga pemotongan alat kelamin pria.

"Tumbuh besar, aku selalu bermain boneka Barbie dan aku menyukai penampilannya. Aku juga memuja wanita seperti Pamela Anderson dan Carmen Electra. Jauh di lubuk hatiku, aku tahu aku ingin jadi seperti mereka," ujar Nicole yang mengklam dirinya kini berusia 30 tahun. Ia juga mengakui meskipun sulit menghitung angka pasti yang ia habiskan untuk semua operasi, tapi ia yakin telah menghabiskan sekitar 200,000 pounds atau sekitar Rp 2,8 miliar. "Aku tidak ingin terlihat natural, aku ingin tampil glamor dan cantik seperti Barbie," ujarnya menambahkan. Semasa remaja, ia mengaku sering di-bully di sekolah dan pernah mencoba bunuh diri di usia 16 tahun. Ia menenggak 100 pil parasetamol namun ibunya berhasil menyelamatkannya, seperti dilansir Daily Mail.

Setelah dibawa ke rumah sakit dan menjalani pengobatan dan terapi psikologis, ia lalu sadar bahwa yang ia inginkan adalah menjadi wanita seutuhnya. Mengetahui hal ini, Jason kemudian diusir oleh keluarganya di usia 17 tahun dan kemudian pindah ke Manhattan, New York dimana ia menemukan teman-teman yang memihak kepada dirinya. Ia kemudian menjadi penari di klub gay dan berkenalan dengan banyak drag queen (waria). Ia begitu memuja betapa cantiknya mereka dan menginspirasi dirinya untuk menjadi seperti mereka.

No comments:

Post a Comment