Wednesday, 26 October 2011

Kata Ahli tentang Bahasa Asli Manusia

Banyak ahli yakin, bahasa manusia berasal dari lidah tunggal yang diucapkan di Afrika Timur pada 50 ribu tahun silam. Kini, para ahli ini menemukan petunjuk rahasianya. Para ahli bahasa menemukan petunjuk yang tersebar di seluruh kosa kata dan tata bahasa dunia mengenai bagaimana bunyi ‘bahasa manusia-proto’ asli. Hasil riset terbaru menunjukkan, bahasa asli ini terdengar seperti cara bicara Yoda, Jedi hijau mungil dari ‘Star Wars’. Terdapat beragam susunan kata yang digunakan dalam bahasa-bahasa dunia. Beberapa di antaranya, seperti bahasa Inggris, menggunakan susunan subyek-kata kerja-obyek (SVO) seperti pada kalimat ‘Saya menyukai Anda’. Lainnya, seperti bahasa Latin, menggunakan susunan subyek-obyek-kata kerja (SOV) seperti pada kalimat ‘Saya Anda suka’. Dalam kasus yang jarang terjadi, susunan obyek-subyek-kata kerja (OSV), obyek-kata kerja-subyek (OVS), kata kerja-obyek-subyek (VOS) dan kata kerja-subyek-obyek (VSO) juga digunakan.

Dalam makalah baru yang diterbitkan di Proceedings of National Academy of Sciences, Direktur Santa Fe Institute Program Merritt Ruhlen dan Murray Gell-Mann di bidang Evolusi Bahasa Manusia berpendapat, bahasa asli manusia menggunakan susunan SOV. “Bahasa ini telah diucapkan warga Afrika Timur berpopulasi kecil yang tampaknya menciptakan bahasa sepenuhnya modern dan kemudian menyebarkannya ke seluruh dunia dan menggantikan bahasa orang lain,” ungkap Ruhlen. Kesimpulan para peneliti itu muncul setelah pohon keluarga bahasa yang mereka buat menunjukkan adanya hubungan-hubungan historis antar bahasa yang ada di dunia. Hal ini bisa ditemui pada semua bahasa-bahasa Roman (Italia, Rumania, Prancis, Spanyol) berasal dari bahasa Latin, yang diucapkan di Roma 2.000 tahun silam.

Keluarga bahasa Latin itu sendiri merupakan cabang dari pohon yang lebih besar, yang juga menjadi cabang bahasa lainnya termasuk Jerman, Slavia, Yunani, India dan lainnya. Bersama-sama, semua bahasa ini membentuk keluarga bahasa Indo-Eropa. Bahasa tersebut merupakan yang paling cocok, seperti sepotong puzzle dengan semua rumpun bahasa lain di dunia. “Keluarga-keluarga ini diidentifikasi dengan menemukan kata-kata dalam satu set bahasa yang serupa satu sama lain namun tak ditemukan di tempat lain,” papar Ruhlen. Dalam silsilah keluarga bahasa, Ruhlen dan Gell-Mann menemukan pola yang berbeda dalam susunan kata berubah ketika cabang bahasa hilang dari bahasa ibu. “Apa yang kami temukan, distribusi enam susunan kata tersebut tidaklah bervariasi secara acak. Sebaliknya, distribusi enam jenis susunan ini sangat terstruktur dan jalur perubahan linguistik dalam susunan itu jelas ada,” papar Ruhlen.

Dari 2.000 bahasa modern yang sesuai dalam pohon keluarga, para peneliti menemukan, lebih dari setengahnya memakai susunan bahasa SOV. Bahasa yang menggunakan susunan SVO, OVS dan OSV semuanya langsung berasal dari bahasa SOV dan tak pernah sebaliknya. Contohnya, bahasa Prancis yang bersusunan SVO berasal dari bahasa Latin yang bersusunan SOV. Selain itu, bahasa yang bersusunan VSO dan VOS selalu berasal dari bahasa SVO. Jadi, semua bahasa turun dari urutan kata SOV asli, “Yang mengarah pada kesimpulan, susunan kata asal semua bahasa modern pasti berasal dari SOV,” kata Ruhlen.

Apa hanya kebetulan, ibu semua bahasa ibu adalah SOV? Para peneliti menyatakan tidak. Mendahului studi Ruhlen dan Gell-Mann, ahli bahasa Tom Givon di University of Oregon berpendapat, SOV merupakan susunan kata pertama berdasarkan cara anak-anak belajar bahasa. Ia menemukan, susunan kata SOV muncul paling alami pada manusia. Menurut para ahli ini, jika hal tersebut benar, aneh sekali mendapati bahasa berubah susunan kata saat berevolusi. Memang, tak ada yang benar-benar tahu alasan susunan kata berubah. “Kami menemukan, kata mengalami perubahan dalam cara yang sangat tepat. Namun kenyataannya tetap, setengah bahasa dunia masih memiliki susunan kata SOV karena tak ada perubahan susunan kata. Data menunjukkan bagaimana susunan kata berubah namun tak bisa memprediksi jika susunan kata akan berubah, dan saya benar-benar tak mengerti alasannya,” tutup Ruhlen.

No comments:

Post a Comment