Ini gambaran mengerikan sekaligus menyayat hati: seorang ibu duduk tertegun, shok di depan putranya yang tewas terlindas truk pengangkut semen. Sudah tujuh jam, jasadnya yang remuk belum pindahkan dari bawah roda troli. Siang itu, anaknya, Xiong Maoke, baru pulang dari sekolahnya di sebuah TK di Desa Yunfeng, Luxian. Namun, sebuah truk yang melaju kencang menghantam tubuh kecil bocah berusia lima tahun itu. Ini bukan kecelakaan biasa. Sebab, supir lori, Ao Yong diduga sengaja menabrak korban dua kali, untuk memastikan dia tewas. Motifnya, untuk menghindari biaya rumah sakit. Seorang saksi mata, Zhang Shifen mengaku melihat manuver truk setelah tabrakan yang pertama. Alih-alih menolong korban,"saya melihat truk itu mundur ke belakang, kemudian maju. Bocah Xiong terlindas roda, dan terseret sekitar 10 meter" kata dia seperti dimuat Daily Mail. Pemakai jalan yang lain bersaksi, setelah menabrak bocah itu, pengemudi melompat dari truk, lalu bertanya, "Berapa yang harus saya bayar?"
Sebaliknya, seperti dimuat China Daily, polisi memutuskan, si pengemudi tak bersalah. Bocah Xiong tewas akibat kecelakaan. Menurut kepala polisi lalu lintas Luxian, Li Zekun, tak ditemukan bukti supir tersebut sengaja menabrakkan truknya dua kali. Juga dari hasil penyelidikan, saat kejadian, supir, Ao Yong diketahui mengerem kendaraannya mendadak. Bekas seretan panjang di jalan, menjadi bukti kendaraan itu berusaha dihentikan. Justru, polisi mengungkap, Yong adalah orang pertama yang menghubungi polisi setelah kejadian itu.
Kepada polisi, pelaku mengaku, jasad bocah itu tak bisa dipindahkan secepatnya, karena ngeri melihat kondisi korbannya. Ia juga terlibat adu mulut dengan keluarga korban yang langsung menuntut kompensasi. Perdebatan itu berlangsung selama tujuh jam. Yong juga membantah sengaja dua kali menabrak korban. Kasus kecelakaan mengerikan seperti ini marak terjadi di China, di mana ledakan ekonomi dituduh menjadi penyebab utama orang-orang menjadi materialistis, kehilangan rasa kasih sayang dan kemanusiaan. Kompensasi terhadap korban kecelakaan yang tewas, bagi sebagian masyarakat China, dipandang jauh lebih murah daripada membayar biaya perawatan korban hingga sembuh. Rezim komunis tidak menyediakan pengobatan gratis bagi 1,3 miliar rakyatnya.
Menghindari biaya medis, juga jadi alasan 18 orang mengabaikan bayi dua tahun yang sekarat, dengan tubuh bersimbah darah, tergeletak di tepi jalan raya. Bayi itu di antara hidup dan mati setelah ditabrak dua kendaraan. Video yang menunjukkan balita, Wang Yue yang ditabrak dua kendaraan dan dibiarkan sekarat menyebar lewat internet dan ditonton jutaan orang di dunia -- yang marah dan mengutuk ketidakpedulian dua pengemudi, juga orang-orang yang mengabaikannya. Dua pengemudi kini dipenjara, satu di antaranya dianggap bertanggung jawab atas kematiannya. [vn]
No comments:
Post a Comment