Pemimpin Libya Moammar Khadafi, tewas ditembak di kampung halamannya, Sirte, kemarin. Kematian Khadafi diumumkan Perdana Menteri transisi Libya Mahmoud Jibril. Tragis. Sebab, selama 42 tahun Khadafi begitu berkuasa, terutama di kawasan Afrika. Sejumlah pemimpin Afrika pun menyandangkan sejumlah gelar nama kepada Khadafi. Antara lain: "Pemimpin dalam persaudaraan" dan "Raja dari raja-raja Afrika". Peran Libya di Afrika selama pemerintahan Khadafi memang cukup dominan. Dengan kekayaan yang diperolehnya dari minyak, Khadafi ikut membantu pembangunan sejumlah negara Afrika. Tak terhitung berapa miliar dollar dikeluarkan Khadafi untuk pembangunan jalan, masjid, bahkan hotel di negara Afrika, yang dianggap sekutunya.
"Khadafi memang dikenal sering mengeluarkan banyak uang. Di manapun dia berpikir bisa membeli persahabatan, uang itu akan dikeluarkan dari kocek Khadafi," kata Richard Dowden, Direktur Eksekutif Royal African Society, lembaga berbasis di London yang aktif dalam hal pembangunan Afrika. "Investasi Khadafi menghasilkan loyalitas kepadanya. Ini sangat Afrika: 'Dia bantu kita, ayo kita bantu dia," lanjut Dowden. Di Niger, negara yang menyembunyikan anak Khadafi, Saadi, peran Libya terlihat jelas. Pemerintah Libya pernah membangun masjid besar di ibukota Niamey. Sebuah hadiah untuk negara muslim yang kekurangan tempat ibadah. Di Mali, Khadafi ikut membantu pembangunan konstruksi dan mendirikan masjid terkenal di ibukota Bamako. Khadafi juga sering menghibahkan uang untuk Chad dan Burkina Faso.
"Siapapun yang membangun infrastruktur, menyediakan produk murah, dan meminjamkan uang untuk mendukung pemerintahan, maka akan selalu memiliki pengaruh di negara-negara Afrika," ucap Ayo Johnsin, Direktur Viewpoint Africa, organisasi yang selama ini memberikan informasi mengenai Afrika terhadap media internasional. "Sejumlah pemimpin Afrika berpikir, kalau tidak mendukung Khadafi sekarang, bisa jadi akan digulingkan (oleh oposisi mereka yang akan dibiayai Khadafi). Langkah ini menjamin adanya perlindungan," ucap Johnson. Namun, sering pula dukungan Khadafi diberikan kepada diktator brutal, yang kemudian menghasilkan pertumpahan darah di sejumlah negara. Antara lain saat Khadafi memberikan dukungan kepada Charles Taylor, yang kemudian menghasilkan pertumpahan darah di Liberia.
Khadafi pun dikenal sebagai salah satu pencetus "United States of Africa", suatu bentuk impian akan bersatunya negara-negara Afrika. Dengan ini, Khadafi berharap akan bersatunya Afrika yang menggunakan satu paspor, bersatunya militer, dan penggunaan satu mata uang. Ide ini dicetuskan Khadafi saat Libya menjadi Ketua Uni Afrika tahun 2009. Faktor Khadafi yang berani melawan Amerika Serikat dan dunia barat, membuat pengaruh Khadafi begitu besar. "Khadafi, juga Mugabe (Presiden Zimbabwe Robert Mugabe), berani melawan Barat. Siapapun yang berani bersuara, maka akan mendapat pengaruh," ujar Ayo Johnson.
Khadafi juga pernah bersuara dan mencetuskan ide persatuan negara Arab. Tapi ide Khadafi ini dimentahkan. Ini juga yang membuat Khadafi beberapa kali menyerang Raja Arab Saudi dalam forum internasional. "Kalian didirikan oleh Inggris dan dilindungi oleh Amerika Serikat," ucap Khadafi yang menunjukan serangannya kepada Raja Arab Saudi, Abdullah, dalam pertemuan Arab Summit 2009 di Doha, Qatar. Dalam acara yang sama tahun 2003, Khadafi juga pernah menyerang Raja Abdullah. "Anda telah membawa tentara Amerika untuk menduduki Irak," tuduh Khadafi.
"Dunia Arab tidak menyukainya. Dan Khadafi tak punya pilihan karena tak punya daya untuk memaksa," kata Abdul Raufu Mustapha, profesor bidang politik Afrika di Universitas Oxford. Penolakan dari negara Arab ini juga yang membuat Khadafi beralih ke negara sub-sahara di Afrika. Tapi, ide Khadafi tentang persatuan Afrika sendiri memiliki hambatan besar. Sebab, banyak negara Afrika yang masih berjuang mengatasi masalahnya sendiri: dari kelaparan hingga konflik bersenjata. Dengan kematian Khadafi, apakah akan ada pengaruh terhadap negara Afrika? Khadafi memang memiliki sejumlah investasi besar di negara-negara miskin Afrika. Tentu tugas panjang bagi komunitas internasional untuk mengatasi kurangnya dana pembangunan di Afrika, yang menurut Bank Dunia mencapai US$31 miliar tiap tahun. [vn]
"Khadafi memang dikenal sering mengeluarkan banyak uang. Di manapun dia berpikir bisa membeli persahabatan, uang itu akan dikeluarkan dari kocek Khadafi," kata Richard Dowden, Direktur Eksekutif Royal African Society, lembaga berbasis di London yang aktif dalam hal pembangunan Afrika. "Investasi Khadafi menghasilkan loyalitas kepadanya. Ini sangat Afrika: 'Dia bantu kita, ayo kita bantu dia," lanjut Dowden. Di Niger, negara yang menyembunyikan anak Khadafi, Saadi, peran Libya terlihat jelas. Pemerintah Libya pernah membangun masjid besar di ibukota Niamey. Sebuah hadiah untuk negara muslim yang kekurangan tempat ibadah. Di Mali, Khadafi ikut membantu pembangunan konstruksi dan mendirikan masjid terkenal di ibukota Bamako. Khadafi juga sering menghibahkan uang untuk Chad dan Burkina Faso.
"Siapapun yang membangun infrastruktur, menyediakan produk murah, dan meminjamkan uang untuk mendukung pemerintahan, maka akan selalu memiliki pengaruh di negara-negara Afrika," ucap Ayo Johnsin, Direktur Viewpoint Africa, organisasi yang selama ini memberikan informasi mengenai Afrika terhadap media internasional. "Sejumlah pemimpin Afrika berpikir, kalau tidak mendukung Khadafi sekarang, bisa jadi akan digulingkan (oleh oposisi mereka yang akan dibiayai Khadafi). Langkah ini menjamin adanya perlindungan," ucap Johnson. Namun, sering pula dukungan Khadafi diberikan kepada diktator brutal, yang kemudian menghasilkan pertumpahan darah di sejumlah negara. Antara lain saat Khadafi memberikan dukungan kepada Charles Taylor, yang kemudian menghasilkan pertumpahan darah di Liberia.
Khadafi pun dikenal sebagai salah satu pencetus "United States of Africa", suatu bentuk impian akan bersatunya negara-negara Afrika. Dengan ini, Khadafi berharap akan bersatunya Afrika yang menggunakan satu paspor, bersatunya militer, dan penggunaan satu mata uang. Ide ini dicetuskan Khadafi saat Libya menjadi Ketua Uni Afrika tahun 2009. Faktor Khadafi yang berani melawan Amerika Serikat dan dunia barat, membuat pengaruh Khadafi begitu besar. "Khadafi, juga Mugabe (Presiden Zimbabwe Robert Mugabe), berani melawan Barat. Siapapun yang berani bersuara, maka akan mendapat pengaruh," ujar Ayo Johnson.
Khadafi juga pernah bersuara dan mencetuskan ide persatuan negara Arab. Tapi ide Khadafi ini dimentahkan. Ini juga yang membuat Khadafi beberapa kali menyerang Raja Arab Saudi dalam forum internasional. "Kalian didirikan oleh Inggris dan dilindungi oleh Amerika Serikat," ucap Khadafi yang menunjukan serangannya kepada Raja Arab Saudi, Abdullah, dalam pertemuan Arab Summit 2009 di Doha, Qatar. Dalam acara yang sama tahun 2003, Khadafi juga pernah menyerang Raja Abdullah. "Anda telah membawa tentara Amerika untuk menduduki Irak," tuduh Khadafi.
"Dunia Arab tidak menyukainya. Dan Khadafi tak punya pilihan karena tak punya daya untuk memaksa," kata Abdul Raufu Mustapha, profesor bidang politik Afrika di Universitas Oxford. Penolakan dari negara Arab ini juga yang membuat Khadafi beralih ke negara sub-sahara di Afrika. Tapi, ide Khadafi tentang persatuan Afrika sendiri memiliki hambatan besar. Sebab, banyak negara Afrika yang masih berjuang mengatasi masalahnya sendiri: dari kelaparan hingga konflik bersenjata. Dengan kematian Khadafi, apakah akan ada pengaruh terhadap negara Afrika? Khadafi memang memiliki sejumlah investasi besar di negara-negara miskin Afrika. Tentu tugas panjang bagi komunitas internasional untuk mengatasi kurangnya dana pembangunan di Afrika, yang menurut Bank Dunia mencapai US$31 miliar tiap tahun. [vn]
No comments:
Post a Comment