Sunday, 9 October 2011

Peyman Aref, Mahasiswa yang dicambuk karena menghina Ahmadinejad

Seorang aktivis Iran telah dihukum cambuk 74 kali karena menghina Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Mahasiswa bernama Peyman Aref itu dicambuk beberapa jam sebelum dibebaskan usai menjalani hukuman penjara satu tahun. Aref divonis penjara 1 tahun pada Maret 2010 lalu setelah dinyatakan bersalah atas propaganda terhadap rezim Ahmadinejad karena berbicara dengan media asing. Mahasiswa ilmu politik di Universitas Teheran itu juga dihukum cambuk 74 kali karena menulis surat yang menghina Ahmadinejad. Pria itu juga dikenai larangan bekerja seumur hidup sebagai wartawan atau menjadi anggota partai politik apapun. Aref ditangkap menyusul kekisruhan mengenai hasil pemilihan presiden Iran pada tahun 2009 lalu. Dalam suratnya kepada Ahmadinejad tahun 2009 lalu, Aref mengecam Ahmadinejad atas sikap keras pemerintah Iran terhadap para mahasiswa yang aktif secara politik di universitas dengan melarang mereka melanjutkan studi mereka.

Hukuman penjara Aref berakhir pada Minggu, 9 Oktober lalu. Namun beberapa jam sebelum kebebasannya dari penjara Evin di Teheran, Aref diberitahu bahwa hukuman cambuk akan dilakukan. Seorang petugas penjara bertopeng kemudian mencambuk Aref dengan disaksikan istrinya dan pejabat-pejabat dari Kehakiman Iran. Hukuman cambuk karena menghina Ahmadinejad itu mengagetkan dan tidak terduga. "Mencambuk orang yang dihukum atas berbagai dakwaan seperti mereka yang ditangkap setelah meminum alkohol adalah lumrah di Iran namun para aktivis politik biasanya dicambuk atas dakwaan ambigu seperti menodai Islam atau nabi," kata seorang jurnalis Iran yang berbasis di Teheran.

"Mencambuk Aref karena menghina Ahmadinejad adalah mengejutkan dan sangat tak disangka-sangka," imbuhnya. Foto-foto yang diambil usai hukuman cambuk itu menunjukkan punggung Aref yang berdarah-darah karena terluka akibat cambukan. Usai pembebasannya, Aref bicara kepada situs lokal, Rahesabz. "Tiap kali Ahmadinejad pergi ke New York (untuk mengikuti sidang umum PBB), dia berkoar-koar bahwa Iran adalah negara paling bebas di dunia namun saya dicambuk dengan brutal di negeri saya karena menghina dia," cetus Aref.

No comments:

Post a Comment