Thursday 8 December 2011

Perlancar Cara Anak Bicara


Orangtua memainkan peranan yang penting dalam mencontohkan cara berkomunikasi yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Orangtua juga dapat mengajarkan dan mengasah keterampilan anak berbicara. Berikut ini tips untuk meningkatkan kemampuan anak berbicara dengan lancar:

Gunakan Kontak Mata
Kontak mata adalah alat percakapan terbaik karena berbagai alasan. Ketika Anda mencontohkan kontak mata sementara anak berbicara, Anda berkomunikasi bahwa Anda mendengarkan. Dengan menggunakan kontak mata saat berbicara, Anda menunjukkan anak Anda bahwa melihat wajah seseorang saat mereka berbicara dan itu sangat penting. Cara terbaik untuk memperoleh kontak mata dari anak Anda adalah dengan cara Anda mencontohkan sendiri dibandingkan dengan meminta anak untuk "melihat Anda."

Saling Menatap
Cobalah untuk memposisikan diri Anda setingkat dengan mata anak Anda bila memungkinkan. Model ini bagus untuk kontak mata dan juga menunjukkan kedekatan spesial yang tepat ketika berbicara dengan seseorang. Selain itu, mungkin bermanfaat agar Anda mendengarkan. "Oke, sekarang aku siap untuk mendengarkan cerita mu Nak," sambil Anda berlutut untuk mendengarkan.

Bicaralah dengan cara yang alami, namun santai
Tidak perlu untuk memperlambat cara bicara Anda, tapi dengan menjadikan berbicara sangat santai dapat membantu. Hal ini menyampaikan bahwa Anda tidak terburu-buru.

Model "waktu berpikir"
Mengizinkan periode waktu alami untuk berpikir adalah bagus untuk meningkatkan formulasi berbahasa. Contohnya: "Hmmmmm, Saya akan memilih salah satu nya".

Jadilah pendengar yang baik dan tidak menyelesaikan kalimat anak Anda jika mereka terjebak
Dengan menyelesaikan kalimat untuk anak Anda, Anda tidak mendorongnya untuk sehat dalam keterampilan berbicara bebas. Anak Anda mungkin mendapatkan pesan bahwa mereka harus membiarkan seseorang berbicara ketika mereka terjebak pada sebuah kata. Biarkan anak Anda menyelesaikan sebuah kata atau cerita setelah mereka benar-benar terjebak.

Biarkan anak Anda untuk menunggu hingga waktu tertentu untuk memberitahu Anda tentang sesuatu
Setelah sekolah atau di antara waktu kegiatannya, mungkin bukan waktu terbaik bagi anak Anda untuk memberitahukan tentang sesuatu. "Kau begitu bersemangat untuk memberitahu saya tentang permainan itu. Mari kita membersihkan ini terlebih dahulu dan kemudian Anda dapat memberitahu saya" .

Berbicara bergantian
Mencoba untuk terlibat dalam sebuah percakapan. Biasanya sulit bagi anak yang gagap. Ajari anak memahami bagaimana mengelola beberapa percakapan dengan teman. Gunakan percakapan dengan saudara (atau salah satu atau kedua orangtua) sebagai cara untuk memperkenalkan berbicara bergantian.

Gunakan pertanyaan yang lembut
seperti "Aku ingin tahu ..." Misalnya, sambil melihat buku, Anda mungkin berkata, "Wow. Lihatlah anak-anak ini bersenang-senang. Aku ingin tahu apa yang mereka cari ... ". Ini secara alami memunculkan bahasa dan percakapan, sementara pertanyaan berkali-kali dapat memiliki efek yang berbeda. "Molly, warna apa ini? Apa yang Anda sebut ini satu? Siapa ini? Kau tahu yang satu ini".

Membantu untuk mengatur cerita
Membantu anak Anda mengatur cerita mereka dengan pertanyaan (siapa, di mana, apa, dll). "Saya mendengar banyak bagian yang berbeda untuk kisah ini. Mari kita mulai dari awal. Siapa yang ada dalam cerita ini? ... Di maana cerita ini? ... Oke, sekarang aku siap untuk yang lebih. Apa yang terjadi dalam cerita ini? ... "Selain itu, struktur informasi yang berlanjut dengan pernyataan yang pertama. "Oke, bagian pertama dari cerita Anda adalah .... Dan kemudian ... "

Waktu khusus berbicara dengan ibu atau ayah
Ciptakan sebuah waktu di mana anak Anda mendapat waktu berbicara yang khusus. Misalnya, jika orangtua setelah kerja, gunakan waktu itu agar bisa bersantai.

Kalimat Isian
Jika waktu Anda sulit diatur, Anda mungkin ingin model struktur kalimat yang benar dan meminta anak Anda memulai sebuah kalimat dengan mengisi. Misalnya, jika anak Anda terjebak pada kata, Anda mungkin berkata, "Kau sedang bermain di ..." dan biarkan anak Anda mengisi kata terakhir.

Orangtua seharusnya juga sudah bisa melihat, apakah si anak sebenarnya sudah bisa ngomong "R" atau belum. Mungkin saja hari ini dia sudah bisa bilang "Pergi" tapi besok berubah jadi "Pelgi". "Jadi, sebenarnya dia sudah bisa, cuma karena ngomong 'R' sulit, dia jadi cadel lagi atau malah 'R'nya dihilangkan." Kalau itu yang terjadi, segera koreksi anak. Katakan padanya, "Bukan pelgi, tapi pergi." Lalu minta ia mengulangi mengucapkan kata tersebut dengan benar. Kalau ia bisa melakukannya, jangan lupa beri pujian. "Aduh, pintar. Ternyata adik bisa, kan, ngomong 'pergi'."

Supaya tidak terlambat berbicara, latihlah sejak bayi.
Bayi sejak lahir sudah bisa mendengar dan mengerti suara manusia, terutama suara ibunya. Walaupun bayi belum bisa menjawab dengan kata-kata tetapi bayi bisa menyatakan perasaannya dengan : senyuman, gerakan bibir, bersuara, berteriak, menggerakkan tangan kaki, kepala atau dengan menangis. Dengan latihan setiap hari sejak bayi, lama kelamaan bayi dan anak dapat menjawab dengan kata-kata dan kalimat. Latihan ini sekaligus merangsang perkembangan emosi, sosial, & perkembangan kecerdasannya. Supaya bayi / anak anda tidak terlambat berbicara, lakukan metode ini setiap hari, ketika anda berada tidak jauh dari bayi anda.

Melatih Bayi dan Anak Berbicara
Berbicaralah kepada bayi / anak sebanyak mungkin dan sesering mungkin, dengan penuh kasih sayang, walaupun ia belum bisa menjawab. 
  1. Bertanya pada bayi/anak. Contoh : Adik haus, ya? Gardi lapar,ya?. Elta mau susu, lagi? Ini gambar apa? Ini boneka apa? Ini warnanya apa? Ini namanya siapa? 
  2. Komentar terhadap perasaan bayi / anak. Contoh: Kasihan, adik rewel kepanasan, ya? Nah sekarang dikipasin ya? Ooo, kasihan, adik rewel gatal digigit nyamuk,ya? Jatuh ya? Sakit, ya? Sini di obatin ! 
  3. Menyatakan perasaan ibu/ayah. Contoh: Aduh,mama kangen banget sama adik. Tadi mama di kantor ingat terus sama adik. Mmmh, mama sayang deh sama adik. 
  4. Komentar keadaan bayi / anak. Contoh: Aduh pipi Ade tembem! Wow, Rama matanya besar banget! Wah, kepala Gardi botak! Ai, ai, Elta buang air besar lagi!
  5. Komentar perilaku bayi / anak Contoh : Wah, Rini sudah bisa duduk! Eeee, Tono sudah bisa berdiri? Ai, ai, Ari sudah bisa duduk! Wah, adik sudah bisa jalan! 
  6. Bercerita tentang benda-benda di sekitar bayi / anak. Contoh: Lihat nih. Ini namanya bantal. Warnanya merah muda, ada gambar Winnie the Pooh. Adik tau nggak Winnie the Pooh? belum tau? Winnie The Pooh itu beruang yg lucu & cerdik. Nanti kalau sudah gede pasti tahu deh. Yg ini namanya boneka Teletubies. Warnanya merah. Yg ini warnanya hijau, yang itu ungu. Nih, coba di peluk. 
  7. Bercerita tentang kegiatan yang sedang dilakukan pada bayi / anak Contoh: Adik dimandiin dulu, ya ? Pakai air hangat, pakai sabun, biar bersih, biar kumannya hilang, biar kulitnya bagus sepeti bintang film. Sekarang dihandukin biar kering, tidak kedinginan. Sudaaaaah selesai. Sekarang pakai pampers, pakai baju, dibedakin dulu, biar kulitnya halus, wangi.. Nah, selesai. Enak, kan? Asyik, kan? Habis ini minum ASI terus tidur, ya? Mama mau masak, ya? 
  8. Bercerita tentang kegiatan yang sedang dilakukan ibu / ayah. Contoh : Mama / Papa sekarang mau bikin susu buat adik sebentar, ya? Nih, susunyal 3 takar, ditambah air 90 cc, terus dikocok-kocok. Kepanasan nggak? Enggak kok. Nah, siap deh.


Dengarkan suara bayi / anak, berikan jawaban atau pujian
Ketika bayi atau anak bersuara atau berbicara (walaupun tidak jelas), segera kita menoleh dan memandang ke arah bayi dan mendengarkan suara bayi atau anak seolah-olah kita mengerti maksudnya. Pandang matanya, tirukan suaranya, berikan jawaban / pujian, seolah-olah bayi mengerti jawaban kita. Contoh: Ta-ta-ta-ta ? Ma-ma-ma-ma? Kenapa,sayang ? Minta susu ? Mau poop ?

Bermain sambil berbicara
Ciluk – ba. Ibu mengucapkan ciluuuuuukk (muka ditutup bantal) beberapa detik kemudian bantal ditarik kesamping sambil ibu mengucapkan: baaaaaa !!. Kapal terbang. Nih ada kapal terbang sedang terbang. Ngngngngngng. Ada musuh, kapal terbangnya menembak musuh …dor..dor.. dor. Kapal terbangnya turun ke muka bayi terus keperutnya. Boneka, dimainkan seolah-olah ia berbicara kepada bayi / anak Menyebutkan nama mainan, nama makanan, anggota badan (tangan, kaki, jari-jari, mulut, mata, telinga, hidung dll.)

Bernyanyi sambil bermain.
Pok-ambai-ambai, belalang kupu-kupu, tepok biar ramai, pagi-pagi minum …. cucu. Cecak-cecak didinding, diam-diam merayap, datang seekor lalat, ..hap! lalu ditangkap. Dua mata saya, hidung saya satu, (sambil menunjuk ke mata, hidung dst.) Putarkan kaset lagu anak-anak, ikut bernyanyi, sambil tepuk tangan, goyang kepala dll.

Membacakan cerita sambil menunjukkan gambar-gambar
Bacakan cerita singkat dari buku cerita anak yang bergambar. Tunjukkan gambar tokoh-tokoh yang ada dalam cerita (binatang, benda-benda, manusia). Tanyakan kembali apa nama benda tersebut, apa gunanya, siapa nama tokohTunjukkan gambar-gambar di dalam majalah.

Menonton TV bersama anak sambil menyebutkan nama-nama benda, tokoh atau
kejadian yang terlihat di TV 
Itu mobil, yang itu kapal, itu sepeda. Itu kucing, di sebelahnya ada tikus dan anjing Kucing melompat, tikus lari, anjing duduk.

Banyak berbicara sepanjang jalan ketika bepergian (ke pertokoan,rumah
keluarga dll)
Tunjuklah benda-benda atau kejadian sambil menyebutkan dengan kata-kata berulang-ulang. Itu layang-layang sedang terbang, itu kakak sedang menyeberang jalan, itu burung sedang terbang, itu pohon ada bunganya, itu boneka pakai kacamata dll.

Bermain dengan anak lain yang lebih jelas dan lancar berbicaranya
Ajak bermain dengan anak lain (kakak, tetangga, sepupu) yang sudah lebih jelas berbicaranya, bermain bersama menggunakan boneka, kubus, balok, puzzle, Lego, gambar-gambar, buku bergambar dll.

PERHATIAN !!!
Jangan memaksa anak berbicara. Kalau bayi / anak bersuara (walaupun tidak jelas) berikan jawaban, seolah-olah kita mengerti ucapannya. Pujilah segera kalau dia berbicara benar. Jangan menyalahkan anak kalau ia salah mengucapkannya. Kalau anak sudah bosan sebaiknya beralih ke kegiatan lain. Latihan -latihan ini selain merangsang berbicara sekaligus merangsang perkembangan emosi, sosial, dan perkembangan kognitif ( kecerdasan).

Sumber kepustakaan:
  • Brooks JB ). Parenting Child With Special Needs. The Process of Parenting 3rd
  • ed. 15 : 482-489. Mayfiel Publ. Coy., London (1991)
  • Coplan J. Language Delays. Dalam Parker, Zuckerman. Behavioral and
  • Developmental Pediatrics. Litle Brown, Lomdon (1995)
  • Martin CA, Colbert KK.. Parenting Children With Special Needs. Parenting A Life
  • Span perspective 11 : 270 – 272. McGraw-Hill, NewYork

No comments:

Post a Comment