Saturday 17 December 2011

Mitos tentang Natal


Yesus lahir di kandang
Orang-orang sering menduga hal ini dari fakta bahwa Lukas 2:7 mengatakan Maria membaringkan Yesus di palungan. Di budaya barat, kita menemukan palungan di kandang atau lumbung, dan orang-orang membuat kesimpulan dari sana. Tapi pada saat bersamaan hewan-hewan sering berlindung di gua-gua, dan berdasarkan tradisi yang kuat kurang lebih pada tahun 100, bahwa Yesus lahir di gua. Hari ini Gereja Nativity di Betlehem didirikan diatas yang serupa seperti gua, dimana sang ahli kitab St. Hieronimus tinggal tepat disebelahnya sekitar tahun 300-an. Didalam tulisannya, Hieronimus menunjuk pada bukti bahwa gua dibawah Gereja Nativity, pada faktanya, merupakan tempat Yesus lahir.

Tiga Orang Bijak
Catatan tentang orang bijak, atau magi (yang adalah bukan raja-raja) tercatat di Matius 2, tapi tidak ada satupun disebutkan bahwa disana ada tiga orang bijak. Penomoran ini mungkin diduga dari fakta bahwa ada tiga hadiah yang diberikan, disana disebutkan: emas, kemenyan, dan mur. Tapi kita benar-benar tidak tahu lebih jauh tentang ukuran atau komposisi dari karavan para magi. Anehnya adalah bahwa untuk ukuran orang kaya dan kunjungan orang yang berkedudukan tinggi, karavan dapat memuat lebih daripada tiga orang, termasuk pelayan-pelayan dan penjaga-penjaga.

Orang Bijak Sampai Pada Malam Yang Sama
Sekali lagi, gambaran pada kartu Natal menghantui kita dengan melukiskan para magi sampai pada malam Yesus lahir. Kita tahu bahwa mereka menghubungkan bintang yang terbit dari Betlehem dengan kelahiran Yesus, dan perjalanan dari tanah air mereka yang jauh, mungkin terlalu jauh untuk dibuat cuma dalam satu malam. Matius 2:10 merekam bahwa di poin ini keluarga kudus tinggal di sebuah rumah (meskipun bisa saja sebuah rumah digabung dengan gua kelahiran Yesus, karena rumah sering digabungkan dengan gua). Kebanyakan pada dasarnya, Matius 2:16 mengindikasikan bahwa Herodes mencari untuk membunuh semua anak-anak berumur dua tahun dan dibawahnya berdasarkan waktu yang ia pelajari dari para magi, jadi mereka mungkin telah muncul dua tahun kemudian.

25 Desember bukanlah kelahiran Kristus Karena Domba Tidak Digembalakan Pada Musim Dingin
Hal ini sering di perdebatkan bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember karena Lukas 2:8 merekam bahwa para gembala sedang menggembalakan domba mereka diluar, dan hal ini tidak terjadi pada saat musim dingin. Tapi ini dilakukan. Betlehem berada dibawah snow line, domba dengan yang penuh dengan bulu dibawa keluar untuk menjaga agar mereka tetap hangat, dan bahkan hingga sekarang domba-domba digembalakan di Shepherd Field dekat Betlehem setiap tahunnya.

Pohon Natal dilarang oleh Perjanjian Lama
Beberapa fundamentalis memperdebatkan bahwa Yeremia 10 mengutuk untuk memiliki pohon Natal sebagai praktek berhala. Hal ini menjadi aneh, karena Yeremia menulis hal ini sebelum kelahiran Yesus dan sebelum perayaan Natal. Jika membaca ayat demi ayat dengan hati-hati, disana menunjukkan bahwa Yeremia tidaklah berbicara tentang pohon yang penuh dengan hiasan ini sama sekali. Ia berbicara tentang berhala. Itulah kenapa ia menunjukkan bahwa setelah sebuah pohon di tebang dan seorang pekerja pergi untuk mengerjakan sesuatu pada kayu yang tidak berbicara, bahkan tidak dapat bergerak dengan sendirinya dan harus dibawa itu, dan bahwa seharusnya kita tidak usah takut pada kayu itu, dan takut terhadap kayu yang katanya mempunyai kekuatan untuk melakukan sesuatu, baik itu jahat ataupun baik bagi kita. Yeremia menunjukkan keterbatasan dari berhala yang mati, bukan pohon Natal.

Natal berdasarkan Pada hari raya penyembah berhala
Kadang para fundamentalis, sekular, dan penyembah berhala berdebat bahwa Natal sebenarnya adalah perayaan penyembah berhala yang telah di “baptis” oleh Gereja. Terkadang hal ini di klaim bahwa Natal berdasar pada Saturnalia atau hari kelahiran Sol Invictus (matahari yang tidak terkalahkan). Tapi Saturnalia tidak dirayakan pada 25 Desember. Tapi dirayakan mulai dari tanggal 17 hingga 23 Desember dan sudah selesai sebelum tanggal 25. Kita mempunyai catatan yang memberi kesan beberapa penyembah berhala merayakan kelahiran Sol Invictus pada 25 Desember, tapi catatan rekaman tanggal itu berasal dari tahun 354 Masehi (yang dikenal sebagai kalender Filocalus atau Chronology dari 354). Masalahnya adalah, bahkan sumber ini pun tidak sepenuhnya jelas. Catatan itu hanya mengatakan bahwa 25 Desember dulunya adalah perayaan Natalis Invicti atau “Hari kelahiran Matahari yang Tidak Terkalahkan,” tanpa mengatakan siapa itu.

Kita juga tahu bahwa beberapa orang Kristen telah mengidentifikasi 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus kurang lebih satu setengah abad sebelum tahun 354. Sekitar tahun 206 Masehi, St. Hippolytus dari Roma menulis pada komentarnya pada Kitab Daniel bahwa:

“Kedatangan pertama Tuhan kita, kedalam daging, dimana Ia lahir di Betlehem, terjadi delapan hari sebelum bulan pertama dari Januari.”

Dalam perhitungan waktu Romawi kuno, bulan pertama [kalends] adalah hari pertama dari bulan itu, dan jika anda menghitung mundur delapan hari mulai dari 1 Januari, anda akan sampai pada tanggal 25 Desember. Hal ini benar bahwa kita tidak mengetahui dengan pasti kapan Yesus lahir, dan para penulis Kristen perdana mengusulkan berbagai macam tanggal kelahiran-Nya, termasuk 25 Desember. Tapi apa yang luar biasa, dalam terang dari tuntutan masa kini, bahwa ketika mereka menulis tentang Kelahiran Kristus mereka tidak pernah berkata seperti, “Mari jadwalkan hari lahir-Nya disini agar kita bisa merubah kumpulan orang penyembah berhala ini menjadi pengikut Kristus” atau “Mari letakkan disini agar kita bisa mengantikan hari raya penyembah berhala ini”. Ketika mereka mengusulkan hari lahir-Nya, mereka menggunakan argumen untuk mendukung pandangan mereka, dan mereka dengan jujur percaya bahwa Ia lahir pada hari yang mereka usulkan.

Apakah Menjadi Berarti Jika Natal Berhubungan Dengan Hari Raya Penyembah Berhala
Bahkan jika Jemaat Kristen perdana telah menjadwalkan peringatan kelahiran Kristus untuk mengantikan hari raya penyembah berhala, so what? Bagaimana hal itu menodai perayaan Natal pada saat ini — oleh orang yang tidak pernah sekalipun mendengar tentang hari raya penyembah berhala ini? Apakah mereka tidak dengan jujur merayakan kelahiran Kristus, tanpa menghiraukan hari yang tepat kapan hal itu terjadi? Lebih jauh, apakah mengantikan hari raya penyembah berhala bukankah suatu hal yang baik? Tidak banyak grup Protestan merayakan 31 Oktober tidak sebagai hari Halloween (yang mana mereka anggap sebagai penyembah berhala) tetapi sebagai “Hari Reformasi” atau “Harvest Festival”?

Membantu orang menghentikan dirinya sendiri dari praktek menyembah berhala dengan menyediakan sesuatu yang bermanfaat, maka perayaan alternatif tampaknya akan menjadi hal yang baik bukan hal yang buruk. Tetap saja, tidak ada bukti bahwa inilah yang Jemaat Kristen perdana lakukan dengan Natal, dan faktanya bukti melawan semua tuduhan itu.

Sumber: Jimmy Akin, 7 Top Myth About Christmas

No comments:

Post a Comment