Sunday, 6 November 2011

Belum ada "tandingan" film "AVATAR"

Film 3D atau 3 dimensi menjadi tren baru di dunia sinema. Dengan membayar sedikit lebih mahal dari film biasa, penonton bisa menikmati film berdurasi sekitar 2 jam, dengan menggunakan kacamata khusus. Namun, sebuah survei mengungkap, banyak penonton yang merasa kecewa setelah menonton film blockbuster dengan teknologi 3 dimensi. Uang ekstra yang dikeluarkan dianggap tidak sepadan dengan kepuasan menonton. Survei dilakukan dengan menganalisa 1.000 perwakilan dari komentar di jejaring sosial. Dalam komentar itu, perubahan dramatis terlihat setelah mereka menonton pertunjukan film. Individu yang disurvei biasanya yang berpengaruh, dan mereka mengemukakan kekecewaan mereka tersebut. Dari 1.000 komentar, 600 sudah mengantisipasi kekecewaan itu. Hanya di bawah 300 yang menanggapi secara positif.

Survei dilakukan dengan melihat tiga film blockbuster di musim panas kemarin, yang menggunakan 3D. Ketiga film itu adalah "Harry Potter and the Deathly Hallows Part Two 3D", "Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides 3D", dan "Green Lantern 3D". Survei yang dilakukan Brandwatch Social Media Monitoring menemukan bahwa komplain secara spesifik meliputi: harga yang mahal, kacamata yang tidak nyaman, penggunaan 3D yang tidak tepat, efek 3D yang tak sebagus yang diharapkan, pusing, dan film yang tidak pantas dibuat 3D. Menurut para penonton, film 3D yang ada saat ini belum bisa menandingi film "Avatar", yang disutradarai James Cameron. Sebagai film 3D, "Avatar" memang disertai dengan sinematografi dan efek visual yang patut diacungi jempol. Tak heran "Avatar" mendapat Piala Oscar untuk "Best Cinematohraphy", "Best Visual Effects", dan "Best Art Direction". [vn]

No comments:

Post a Comment