

Andre lahir dan dibesarkan di Jakarta. Ia hobi main bola dan punya ketertarikan di bidang 3D. Ketertarikannya dengan 3D membawanya kuliah di Universitas Tarumanegara (Untar), mengambil jurusan Desain Komunikasi Visual. Andre dapat kesempatan untuk kerja di Polaris 3D, sebuah perusahaan advertising and architectural visualization di Jakarta. Andre memutuskan untuk terus bekerja dan tidak melanjutkan studinya di Untar. Dia kuliah di Untar hanya satu tahun, terus melanjutkan ke Kanada untuk mengambil diploma di bidang Film and Special Effects di Vanarts, sebuah sekolah film di Vancouver. Sebagian besar pengetahuan dan keterampilan 3D-nya justru dipelajarinya sendiri tanpa training dan sekolah. Andre sudah mulai mempelajari computer graphic sejak kelas 1 SMA.

Andre melamar di Lucasfilm US setelah lulus sekolah. Namun, dikarenakan visa kerja US cukup sulit dan mereka membuka studio di Singapore maka ia ditransfer ke sana. Ada beberapa orang Indonesia yang kerja di Lucasfilm Singapore, terutama di bidang IT, games, dan TV series, tapi di bidang Visual effects untuk feature film (ILM), artistnya sekarang ini hanya Andre satu-satunya yang orang Indonesia. Andre paling suka lighting, dan merasa bahwa itulah keterampilan terbaik miliknya. Proyek feature film pertamanya adalah Iron Man. Film itu juga yang dianggap sebagai batu loncatannya. Di situ Andre mengerjakan bagian lighting saat Iron Man terbang pertama kali. Adapun film yang pernah dikerjakan dan paling berkesan adalah Transformers: Revenge of the Fallen, karena sebagian besar tugasnya di proyek itu adalah mengerjakan lighting. Film favoritnya saat ini adalah Avatar. Menurutnya, secara teknologi, film itu paling oke. Suatu hari nanti ia ingin bisa terlibat dalam proyeknya James Cameron.
Andre beberapa kali memenangkan penghargaan, baik lokal maupun internasional. Contohnya, gambarnya yang berjudul Somewhere in the Sky pernah ditampilkan di CGOVERDRIVE, konferensi Computer Graphic terbesar di Asia. Gambar itu juga memenangkan Excellence Award di buku Elemental 2 terbitan Ballistic Publishing dan Best Artwork Awards di Indocg Showoff Book, sebuah buku kumpulan CG art Indonesia. Gambarnya yang berjudul City of Enhasa juga memenangkan juara satu di Future World Contest di www.3dkingdom.org Ketika ditanya tentang kemungkinan pembuat film Indonesia membuat film 3D dengan kualitas baik ia menjawab dengan yakin: bisa. Andre kenal beberapa orang Indonesia yang sangat berbakat dan memiliki keterampilan atau skill yang bertaraf international. Mereka bekerja di perusahaan-perusahaan besar di bidang 3D di luar negeri. Kalau saja mereka semua balik ke Indonesia dan membuka satu perusahaan dengan kualitas standard international, dengan bakat dan skill yang mereka punya, ia merasa sangat memungkinkan bila Indonesia menghasilkan film-film dengan kualitas standar international. Gambar dibawah ini adalah bebera hasi karyanya:
No comments:
Post a Comment