Sunday, 17 June 2012

Mengenal Buah Langka, Kawista

Coca cola, siapa yang nggak kenal? apa lagi meminumnya. seger yah kalau siang-siang pas panas terik minum Coca-cola. Gelembung-gelembung kecil segera muncul saat minuman berwarna cokelat bening itu dituang ke gelas. Sensasi rasa yang menggigit di lidah, langsung tercecap waktu ia masuk ke rongga mulut. Tapi siapa sangka kalau buah kawista ini jika dibuat sirup akan bereaksi seperti minuman Cola cola .

Buah yang satu ini aslinya dari India dan di Indonesia tergolong sebagai buah yang langka. Bentuknya bulat warnanya putih sedikit cokelat kehijauan. Nyaris mirip bola batu. Hmm… jangan ditanya saat sudah masak. Aromanya sungguh wangi semerbak! Kalau banyak orang tak kenal buah kawista memang wajar. Karena buah yang satu ini sudah tergolong bua langka. Di daerah Rembang dan sekitarnya masih banyak ditanam pohon kawista. Karena itu pula di daerah ini dikenal sebagai produsen sirop kawista.

Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Sapindales; Famili: Rutaceae; Genus: Limonia; Spesies: Limonia acidissima; Nama binomial Limonia acidissima

Secara umum pohon ini dikenal sebagai Kawista. Di beberapa daerah di Jawa biasa disebut sebagai Kawis sedangkan di Bali pohon ini dinamakan Kusta. Tanaman bernama ilmiah (binomial) Limonia acidissima ini dikenal sebagai Indian Woodapple atau Elephant Apple.

Ciri-ciri pohon Kawista
Pohon Kawista (Kawis) menyukai daerah kering. Batangnya relatif kecil dan bisa mencapai tinggi hingga 12 meter dengan cabang dan ranting yang ramping, serta memiliki kebiasaan meluruhkan daunnya. Cabang pohon Kawista (Limonia acidissima) biasanya ditumbuhi duri. Daunnya majemuk berukuran panjang hingga 12 centimeter, dan anak daunnya berhadapan, dua sampai tiga pasang. Bunga Kawista biasanya bergerombol dengan warna putih atau hijau dan kemerahan. Bunga keluar dari ketiak daun atau terletak di ujung ranting. Buah Kawista berbentuk bulat, berkulit keras dan bersisik, dan berwarna coklat putih. Daging buahnya berbau harum berwarna coklat kehitaman. Buah Kawista yang telah cukup masak akan jatuh dengan sendirinya. Karena kulit buahnya yang keras, meskipun jatuh buah ini tidak akan rusak.

Habitat dan Penyebaran Kawista
Pohon Kawista tumbuh di daerah tropis dengan kondisi tanah yang kering. Tumbuhan penghasil buah ini merupakan tanaman dataran rendah yang mampu tumbuh hingga pada ketinggian 400 mdpl. Kawista tumbuh alami di daerah Sri Lanka, India, Myanmar, dan Indocina, kemudian menyebar hingga ke Malaysia dan Indonesia. Pohon Kawista juga sudah diintrodusir ke Amerika. Di Indonesia, Kawista tumbuh alami di daerah pesisir utara pulau Jawa.

Bagaimanakah pemanfaatan buah Kawista ini?
Buah Kawista dapat dimakan langsung. Atau diolah menjadi berbagai komoditas seperti sirup dan dodol. Selain itu Buah kawista yang matang dipercaya mampu menjadi obat menurunkan panas dan sakit perut, serta dimanfaatkan sebagai tonikum. Kulit batang pohon Kawista dipercaya juga dapat menjadi campuran jamu untuk mengatasi haid yang berlebihan, gangguan hati, mengatasi mual-mual, bahkan untuk mengobati luka akibat gigitan serangga.

Cara menikmati KAWIS secara tradisional adalah dengan membantingnya hingga retak kemudian setelah terbelah, dagingnya dikeruk ke dalam gelas, ditaburi gula pasir, lalu dimakan, atau agar lebih joss dapat ditambah es dan sedikit air seperti limun. Keunikan rasa Kawista ini akhirnya dilirik oleh pasar dan dikembangkanlah sirup Kawista, dirintis di Rembang dan kini menjadi oleh-oleh khas serta identitas daerah Rembang, daerah perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur di Pantai Utara.

COLA VAN JAVA, begitulah nama sirup Kawista ini populer di kalangan masyarakat Internasional. Begitu dituang ke dalam segelas air akan muncul gelembung-gelembung layaknya minuman bersoda, dan ada sensasi mengigit di lidah serta gas yang menyelusup hidung ketika kita meminum sirup kawista ini, persis seperti ketika kita minum cola berkarbonasi. Amerika, Finlandia, dan Jepang adalah sederet tujuan ekspor produk sirup Kawista ini. ‘Rasa menggigit pada minuman kola dan kawista kemungkinan muncul dari senyawa berbentuk kristal yang berubah menjadi gas CO2 saat diolah,’ kata Dr Ir Raffi Paramawati, ahli teknologi pangan dari Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Serpong, Tangerang, Banten. Sayangnya tidak banyak yang mengenal dan membudidayakan pohon Kawista. Pohon dan buah Kawista ini memang kalah populer dengan aneka buah lainnya, tetapi bukankah ini juga termasuk salah satu kekayaan yang menunggu eksplorasi kita.

No comments:

Post a Comment