Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan, menteri dari Norwegia datang ke Indonesia karena tertarik untuk mengembangkan hydro power, di Makassar. "Norwegia sangat tertarik untuk mengembangkan hydro power di Makassar. Negeri itu sangat terkenal dengan hydro power, dan sebagian kebutuhan listrik di sana dipasok dari hydro power,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa. Hatta menyebutkan, pihaknya sangat terbuka untuk mengembangkan itu. Terkait alasan mengapa proyek hydro power akan digelar di Makassar, Hatta menyatakan, karena kondisi alam di kawasan itu. "Makassar kan banyak airnya," ucapnya. Meski demikian, Hatta belum menyebutkan nilai investasi yang akan ditanamkan dalam proyek hydro power. Menurutnya, saat ini diskusi belum sampai ke investasi, yang saat ini jalankan baru dalam hal pendataan berapa potensi hydro di Makassar.
"Belum sampai disitu, Makassar kan sedang berjalan, tapi kita betul-betul ingin mendata berapa potensi-potensi hydro yang bisa kita bangun. Menurut saya ribuan mega watt," kata Hatta. Sementara itu, Deputi Bidang Kerjasama Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Affandi mengatakan, jika hydro power sudah berjalan, Indonesia dapat mengurangi gas emisi seperti Brazil yang mampu menurunkan emisi sebesar 26 persen. "Ternyata tidak ada dampak negatif ke perkembangan ekonomi, yang dikhawatirkan ada trade off antara menurunkan gas emisi dan pertumbuhan ekonomi jadi melambat,” kata Rizal.
Rizal menyebutkan, Indonesia akan tetap tumbuh dan tidak terganggu oleh penurunan yang sebesar 26 persen dari pengurangan emisi tersebut. “Pak Menko menyampaikan 4 track; pro job, pro poor, pro green, pro environment. Artinya semua sejalan," kata Rizal. Menurut Rizal, hydro power juga lebih efisien dan murah dibandingkan geothermal dan bukan merupakan skala menengah tapi jangka panjang. “Kalau di Makassar berhasil, ini bisa jadi model untuk daerah lain," ucapnya. Bagi Rizal, tidak ada kriteria khusus untuk daerah-daerah yang ingin menggelar proyek hydro power. "Tidak ada kriteria khusus. Prinsipnya ada sumber-sumber air, disitu pasti bisa. Investasi awal besar, maintenance fee rendah. Ini kebalikan dari geothermal," ujar Rizal.
"Belum sampai disitu, Makassar kan sedang berjalan, tapi kita betul-betul ingin mendata berapa potensi-potensi hydro yang bisa kita bangun. Menurut saya ribuan mega watt," kata Hatta. Sementara itu, Deputi Bidang Kerjasama Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Affandi mengatakan, jika hydro power sudah berjalan, Indonesia dapat mengurangi gas emisi seperti Brazil yang mampu menurunkan emisi sebesar 26 persen. "Ternyata tidak ada dampak negatif ke perkembangan ekonomi, yang dikhawatirkan ada trade off antara menurunkan gas emisi dan pertumbuhan ekonomi jadi melambat,” kata Rizal.
Rizal menyebutkan, Indonesia akan tetap tumbuh dan tidak terganggu oleh penurunan yang sebesar 26 persen dari pengurangan emisi tersebut. “Pak Menko menyampaikan 4 track; pro job, pro poor, pro green, pro environment. Artinya semua sejalan," kata Rizal. Menurut Rizal, hydro power juga lebih efisien dan murah dibandingkan geothermal dan bukan merupakan skala menengah tapi jangka panjang. “Kalau di Makassar berhasil, ini bisa jadi model untuk daerah lain," ucapnya. Bagi Rizal, tidak ada kriteria khusus untuk daerah-daerah yang ingin menggelar proyek hydro power. "Tidak ada kriteria khusus. Prinsipnya ada sumber-sumber air, disitu pasti bisa. Investasi awal besar, maintenance fee rendah. Ini kebalikan dari geothermal," ujar Rizal.
No comments:
Post a Comment