Suku Dogon merupakan salah satu suku kuno Afrika. Dahulu mereka hanya dikenal sebagai salah satu penghuni benua Afrika, tapi pengetahuan mereka tentang kosmologi telah membuat peradaban mereka menjadi misteri. Sesuatu yang jauh di luar jangkauan peradaban manusia purba telah mereka lakukan. Inilah misteri tentang Suku Dogon dan bintang Sirius. Awal Mula Misteri Suku Dogon Suku Dogon sebagai salah satu suku yang mendiami pedalaman Afrika Barat Prancis (pada awal abad ke-20, semua daerah Afrika barat menjadi milik Prancis, sehingga dikenal dengan Afrika Barat Prancis). Suku Dogon bukanlah suku yang suka mengumbar tentang kebudayaan mereka dan pengetahuan mereka ke hadapan publik.



Mereka juga sudah tahu jika galaksi kita, galaksi Bima Sakti adalah galaksi bintang yang berbentuk spiral, dan mereka juga sudah tahu jika planet-planet dalam galaksi ini bergerak dalam orbit elips mengelilingi matahari. Dari kisah inilah juga diketahui jika suku Dogon memiliki penghormatan khusus untuk bintang Sirius. Mereka tahu jika bintang yang selalu bersinar paling terang di malam hari ini sebenarnya bukan hanya satu, tetapi terdiri dari 2 bintang kembar. Mereka kemudian melanjutkan deskripsi mereka tentang bintang sirius dengan panjang lebar. Bintang paling terang yang biasa kita lihat adalah bintang Sirius A, merupakan bintang paling besar sekaligus yang paling terang dari 2 bintang kembar tersebut, yang disebut suku Dogon sebagai ’Sigi Tolo’.

Bintang ini dideskripsikan sebagai bintang yang memiliki berat 4 kali lebih ringan daripada Po Tolo, bergerak ke arah yang sama di dekat Sigi Tolo tapi dengan orbit yang lebih besar. Emme ya dikatakan memiliki satelit atau planet sendiri yang disebut Goatherd (gembala kambing) atauthe star of women (bintang para wanita). Semua ini tergambar dalam topeng sigui tua yang berumur 400 tahun yang mewakili kosmologi. Semua pengetahuan di atas dideskripsikan dari pengetahuan rahasia suku Dogon kepada Marcel.

Mereka mengklaim semua pengetahuan di atas adalah pengetahuan turun-temurun. Mereka percaya bahwa semua pengetahuan di atas berawal ketika sekitar 5.000 tahun lalu, sebuah kapal dewa datang bersamaan dengan munculnya api dan guntur. Kapal itu membawa para Nommo, dewa yang digambarkan bisa hidup di darat dan air dan berwujud setengah ikan. Para Nommo inilah yang dipercaya para tetua suku Dogon telah mendirikan peradaban suku Dogon sekaligus mewarisi pengetahuan tentang kosmologi di atas dan mengenai surga.
Makalah Marcel Griaule mengenai Dogon yang ditulis bersama rekannya, Germaine Dieterlen, dipulikasikan pada tahun 1950. Makalah itu disebut A Sudanese Sirius System. Marcel kemudian meninggal di Paris pada tahun 1956 karena serangan jantung. Ketika Marcel Griaule meninggal, suku Dogon juga mengadakan upacara khusus bagi orang mati sebagai tanda penghargaan yang tertinggi bagi pria ini dari suku Dogon. Pada tahun 1965 kemudian, sebuah buku mengenai Dogon oleh Marcel dan Dieterlen diterbitkan. Buku tersebut dinamakan Le Renard Pale atau The Pale Fox.

Bintang sirius A memang dapat dilihat dengan mata telanjang, tapi bintang sirius B tidak akan kelihatan dengan mata telanjang. Bintang sirius B baru ditemukan sains modern pada tahun 1862 oleh Alvan Graham Clark. Pada tahun 1920, di Mount Wilson Observatory, para ilmuwan baru mampu meneliti jika bintang sirius B ternyata 10.000 kali lebih redup dari bintang sirius A. Pada saat yang sama juga diperoleh kesimpulan jika massa bintang sirius B yang begitu berat telah menyebabkan orbit dari bintang sirius B menjadi bergelombang.
Sains modern juga telah mampu menjelaskan tentang orbit Sirius B, tapi dengan lebih detail. Menurut sains modern, bintang sirius A dan Sirius B akan berdekatan setiap 49,9 tahun sekali dan menciptakan suatu badai megnet yang besar di antara mereka. Saat badai magnet besar ini terjadi, bintang sirius A dan sirius B akan berputar dengan sangat cepat. Ksomologi versi sains modern menurut saya lebih terkesan hanya melengkapi pengetahuan kosmologi suku Dogon. Seperti kata para pengagum noetic science, “Today’s science was not so much making ‘discoveries’ as it was making ‘rediscoveries’.” Robert Temple dan Misteri Sirius Robert Temple merupakan salah satu anggota dari Royal Astronomical Society sekaligus penulis buku. Pada tahun 1966, Robert Temple mempelajari buku dari Marcel Griaule dan Germaine Dieterlen, le Renard Pale.

Robert kemudian menjadi lebih penasaran tentang bagaimana mungkin suku Dogon yang terisolasi ini bisa mengetahui tentang bintang sirius B yang tidak terlihat oleh mata telanjang serta sistem bintang sirius itu sendiri tanpa teleskop.
Kedatangan Nommo, Dewa Amfibi 5000 tahun Yang lalu
Robert Temple kemudian melakukan inestigasinya untuk menelusuri kemungkinan lain jika pengetahuan mereka telah diwarisi oleh peradaban suku lain. Robert Temple akhirnya menuangkan kesimpulannya bahwa suku Dogon mungkin telah didatangi oleh para alien pada masa dahulu. Fenomena astronot kuno memang hingga kini juga menjadi misteri tersendiri. Tidak banyak yang yakin, tetapi begitu banyak bukti yang mendukung.
No comments:
Post a Comment