
Kerjasama proyek berskala nasional ini melibatkan Batan, IWK Universitas Karlsrusche, Pemda DI Yogyakarta, Pemda Gunung Kidul dan beberapa universitas, seperti : ITB, ITS, Pancasila, UGM, UNS dan UII. Meski belum selesai, proyek berjangka panjang hingga 2005 ini telah bermanfaat bagi penduduk sekitar karena pompa dengan tenaga diesel yang menggunakan solar ini telah mendistribusikan air bagi penduduk sekitar tak kurang dari 15-20 liter per hari per orang.

Menurut Solichin, untuk tahap awal, air bersih dari Bribin II akan dialirkan ke lima dusun di sekitarnya yang sebelum adanya proyek Bribin I selalu mengalami kesulitan air di musim kemarau. "Proyek Bribin II yang memanfaatkan gravitasi bumi ini menggantikan Bribin I yang masih menggunakan diesel. Biayanya akan lebih murah karena tidak perlu lagi membutuhkan banyak bahan bakar," kata Solichin. Pembangunan infrastruktur proyek Bribin II dimulai sejak 2005 dan sempat berhenti dua tahun akibat gempa bumi pada 2006. Proyek pengeboran dan pemompaan air bawah tanah dari Goa Bribin merupakan kerja sama Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Pemerintah Provinsi DIY, Kementerian Negara Riset dan Teknologi, dan pihak Jerman yang terdiri atas Kementerian Federal Pendidikan dan Riset, Universitas Karlsruhe, serta perusahaan Herrenknecht Aktien Gesellschaft (AG) Schwanau.
Koordinator Peneliti Bribin II Batan Agus Taftazani mengatakan, Bribin II rencananya dilanjutkan dengan proyek Seropan II. Keduanya kemudian akan digabungkan dalam satu sistem yang terpadu atau integrated water resourse management.
No comments:
Post a Comment