Lebih baik sakit hati dari pada saki gigi, penggalan lirik ini menjadi perumpamaan betapa sakitnya patah hati yang mmapu melebihi rasa menyiksa sakit gigi. Namun nyatanya, sakit hati juga mampu menyebabkan penyakit bagi tubuh Anda. Bagaimana bisa? stres, menjadi penyebab utamanya hingga akhirnya tubuh mampu terjangkit penyakit karena kekebalan tubuh yang menurun. Lalu apalagi kira-kira dampak lainnya?
Hormon
Ketika mengalami patah hati, kelenjar adrenal Anda akan mulai mengaktifkan hormon kortisol dan adrenalin. Keduanya berperan menyebabkan stres pada tubuh. Jadi jika Anda terus terlarut dalam kegalauan hati, maka stres yang menjangkiti pun juga akan semakin lama pula.
Otak
Baru putus tentu membutuhkan proses untuk melupakan sang mantan, namun sebaiknya jangan kembali mengingat-ingat dan segeralah segera move on agar sakit hati tak terus berlarut. Bagaimana bisa begitu dalam kejadian seperti ini darah mulai mengalir ke pusat kesenangan otak, yaitu tegmental ventral. Ini yang membuat Anda sangat sulit melupakannya. Namun, selain mengalir ke bagian kesenangan otak, darah juga mengalir ke dua wilayah lain yaitu korteks somatosensori sekunder dan insula posterior dorsal. Kedua wilayah ini menyebabkan rasa sakit pada tubuh Anda. Itulah mengapa ketika patah hati, terkadang tak hanya perasaan Anda yang sakit, tetapi juga tubuh Anda.
Nafsu Makan
Saraf yang mengalami tekanan atau stres juga mengirimkan sinyal pada sistem pencernaan. Ketika hal ini terjadi, perut Anda bisa tiba-tiba terasa sakit, dan Anda tak memiliki nafsu makan.
Kesehatan
Seperti yang dibahas dalam artikel sebelumnya, stres akibat patah hati juga bisa menggerogoti sistem kekebalan tubuh, merusak sel, dan menyebabkan peradangan. Hal ini menyebabkan Anda udah terserang penyakit atau mengalami flu.
Jerawat
Peningkatan produksi hormon kortisol juga menyebabkan penyumbatan pori-pori kulit oleh minyak. Itulah mengapa patah hati seringkali disertai dengan munculnya jerawat.
Rambut Rontok
Patah hati yang berlebihan juga bisa merusak rambut. Beberapa folikel rambut bisa saja mengalami keadaan yang disebut 'telogen effluvium', yaitu keadaan istirahat ketika rambut berhenti tumbuh. Jika ini berlanjut, rambut akan rontok.
Hormon
Ketika mengalami patah hati, kelenjar adrenal Anda akan mulai mengaktifkan hormon kortisol dan adrenalin. Keduanya berperan menyebabkan stres pada tubuh. Jadi jika Anda terus terlarut dalam kegalauan hati, maka stres yang menjangkiti pun juga akan semakin lama pula.
Otak
Baru putus tentu membutuhkan proses untuk melupakan sang mantan, namun sebaiknya jangan kembali mengingat-ingat dan segeralah segera move on agar sakit hati tak terus berlarut. Bagaimana bisa begitu dalam kejadian seperti ini darah mulai mengalir ke pusat kesenangan otak, yaitu tegmental ventral. Ini yang membuat Anda sangat sulit melupakannya. Namun, selain mengalir ke bagian kesenangan otak, darah juga mengalir ke dua wilayah lain yaitu korteks somatosensori sekunder dan insula posterior dorsal. Kedua wilayah ini menyebabkan rasa sakit pada tubuh Anda. Itulah mengapa ketika patah hati, terkadang tak hanya perasaan Anda yang sakit, tetapi juga tubuh Anda.
Nafsu Makan
Saraf yang mengalami tekanan atau stres juga mengirimkan sinyal pada sistem pencernaan. Ketika hal ini terjadi, perut Anda bisa tiba-tiba terasa sakit, dan Anda tak memiliki nafsu makan.
Kesehatan
Seperti yang dibahas dalam artikel sebelumnya, stres akibat patah hati juga bisa menggerogoti sistem kekebalan tubuh, merusak sel, dan menyebabkan peradangan. Hal ini menyebabkan Anda udah terserang penyakit atau mengalami flu.
Jerawat
Peningkatan produksi hormon kortisol juga menyebabkan penyumbatan pori-pori kulit oleh minyak. Itulah mengapa patah hati seringkali disertai dengan munculnya jerawat.
Rambut Rontok
Patah hati yang berlebihan juga bisa merusak rambut. Beberapa folikel rambut bisa saja mengalami keadaan yang disebut 'telogen effluvium', yaitu keadaan istirahat ketika rambut berhenti tumbuh. Jika ini berlanjut, rambut akan rontok.
No comments:
Post a Comment