Sunday, 15 July 2012

Transition, Kacamata Penghalang Sinar UV ke mata


Selama ini kita hanya mengetahui bahaya dari sinar UV jika terkena langsung dengan kulit. Tetapi ternyata tak hanya berbahaya bagi indera peraba saja, sinar UV juga beresiko merusak indera penglihatan. Menurut hasil riset, kerusakan pada mata dapat timbul akibat paparan terhadap sinar UV. Kerusakan mata terbentuk secara kumulatif dan berjangka panjang. Hal ini dapat menyebabkan gangguannya penglihatan berangsur-angsur bahkan kebutaan pada orang berusia di atas 60 tahun. Pernahkah anda melihat kacamata yang lensanya jernih di dalam ruangan namun ketika dibawa keluar ruangan akan berubah menjadi lebih gelap. Unik bukan?? Tujuannya tentu saja agar pengguna tidak silau oleh terangnya sinar matahari. Kacamata spesial ini biasa dikenal dengan nama kacamata Photochromic/Photogrey atau Kacamata Transition. Inovasi dan teknologi telah menemukan lensa transisi yang bisa berubah warna di beberapa tempat, layaknya halnya hewan bunglon. Karakter hewan bung*lon yang bisa berubah warna di tempat yang dia hinggapi ternyata mampu menginspirasi penciptaan lensa transisi. Lensa multifungsi ini bisa dipakai dan warnanya menyesuaikan ruang serta cahaya di sekitar, sehingga pemakainya tidak membutuhkan banyak kacamata untuk berbagai keadaan.

Ya, temuan ini tentunya sangat menguntungkan. Lensa transisi yang bisa berubah di tiga kondisi ini juga sangat cocok bagi masyarakat di negara beriklim tropis seperti Indonesia, sebab dapat melindungi dari efek negatif pada mata. Biasanya, ketika berpindah dari ruangan tertutup ke ruangan terbuka dengan frekuensi yang cukup sering, mata diharuskan beradaptasi untuk mengubah intensitas cahaya. Akan tetapi, lensa transisi dengan teknologi cutting edge photochromic akan memungkinkan lensa terlihat jernih saat di dalam ruangan dan menggelap ketika berada di luar ruangan dengan adanya sinar UV. Lensa transisi adalah lensa yang dapat berubah warna. Ketika berada di dalam ruangan warnanya bening seperti kacamata baca. Ketika berada di luar ruangan warnanya berubah menjadi gelap. Lensa transisi memberikan perlindungan pada mata dari radiasi sinar ultraviolet. 

Lensa ini memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap sinar UV dari matahari. Apabila lensa ini terkena sinar UV maka secara otomatis akan berubah warnanya menjadi grey (abu-abu). Semakin besar lensa ini terkena sinar UV (semakin terkena sinar matahari) maka lensa ini akan menjadi semakin berwarna gelap. Demikian juga apabila masuk ke dalam ruangan, lensa ini akan berangsur-angsur berubah warna kembali menjadi warna putih. Faktor yang menyebabkan perubahan lensa adalah paparan terhadap sinar UV. Ketika terpapar radiasi sinar UV yang tinggi, molekul photochromic akan menjadi aktif dan lensa menjadi gelap. Meskipun sama-sama teraktivasi oleh sinar UV. Perubahan ini dikarenakan efek reaksi photochromic molekul-molekul dalam lensa dengan sinar UV sehingga bentuk molekul mengalami perubahan. Bentuk molekul yang baru akan mengabsorbsi cahaya visible menyebabkan lensa berubah lebih gelap. Jumlah molekul yang mengalami perubahan bervariasi tergantung pada intensitas sinar UV.

Lensa transisi adalah merek lensa kacamata dari transitions optical, Inc yang menggunakan teknologi lensa photochromic. Istilah lensa transisi sangat dikenal sehingga nama aslinya yaitu lensa photochromic/photogrey justru kurang diketahui. Lensa transisi memiliki berbagai pilihan warna seperti abu-abu, hijau, cokelat. Lensa ini menjadi trendi dan diminati oleh semua usia terutama lelaki dewasa yang sering beraktivitas di luar ruangan. Pasalnya, lensa ini cukup praktis dipakai tanpa berganti-ganti kaca mata.

No comments:

Post a Comment