Thursday, 12 July 2012

Deng Jinjie, Pahlawan yang menyelamatkan Sekeluarga yang tak tahu diri

Tanggal 3 Juli lalu, seorang pria di Cina mengorbankan nyawanya sendiri demi menyelamatkan satu keluarga yang hampir tenggelam di sungai. Yang mengenaskan, keluarga yang diselamatkan pergi begitu saja tanpa merasa peduli sedikitpun. Sore itu, masyarakat ramai berkumpul di pinggir Sungai kota Loudi untuk melihat jasad seorang pemuda berusia 27 tahun yang tewas karena tenggelam. Mereka berduka, bukan hanya karena hilangnya seorang pemuda berjiwa pahlawan, tapi juga karena mereka baru saja menyaksikan kondisi ketidakpedulian sosial yang amat menusuk hati. Sejam sebelumnya, Deng Jinjie, yang saat itu sedang berada di taman dengan dua ekor anjingnya, mendengar permintaan tolong dari sepasang orang tua yang sedang berenang di dalam sungai. Menurut warga sekitar yang melihat kejadian itu, dua sepasang tua tersebut panik karena anak mereka yang berenang memakai ban pelampung terlihat semakin menjauh karena terbawa arus sungai. Saat itu, anak berusia 5 tahun tersebut sudah terpisah hingga jarak belasan meter dari orang tuanya.
Atas: Pencarian Jasadnya
Bawah: Ia semasa hidup


Tanpa pikir panjang, Jinjie langsung melompat ke sungai untuk memberi pertolongan. Dua orang warga lainnya juga ikut menyebur ke sungai membantu usaha penyelamatan Jinjie. Berkat pertolongan mereka, ketiga anggota keluarga tersebut berhasil sampai ke tepian sungai dengan selamat. Namun, ketika semua terlihat sudah berakhir, orang-orang baru menyadari ada satu hal yang tak beres. Jinjie, sang pemimpin usaha penyelamatan tidak terlihat di mana-mana. Mereka akhirnya menyadari bahwa Jinjie kehabisan tenaga saat berenang dan terbawa arus sungai. Warga lalu menghubungi polisi dan petugas pemadam kebakaran, yang pada akhirnya berhasil menemukan Jinjie yang sudah tewas karena terlalu lama berada di dalam air. Yang membuat semua orang terkejut, saat semua orang sibuk berusaha mencari Jinjie, keluarga yang baru saja diselamatkan oleh pahlawan mereka dengan taruhan nyawa itu malah melangkah pergi begitu saja dari lokasi. Tak sedikitpun ucapan terima kasih terdengar dari mulut mereka. Dan pada saat seseorang dari keramaian bertanya, "orang yang menyelamatkan kalian masih berada di dalam air, mengapa kalian pergi?" Sang ibu dari keluarga tersebut malah menjawab "Itu bukan urusan saya".

Saat berita ini menyebar ke media kabar dan internet, hasilnya dapat ditebak. Keluarga yang belum diketahui identitasnya ini menerima hujan hujatan. Diamanapun berita ini muncul, kolom komentar akan dipenuhi dengan berbagai hujatan dan permohonan agar identitas keluarga tersebut dicari hingga jelas dan diperlihatkan ke publik. Rasa kemanusiaan mereka kembali tercabik, sama seperti pada kasus dulu ketika seorang anak kecil berusia 3 tahun terlindas mobil dan banyak orang yang lewat ketika itu tak peduli. Mungkin benar seperti apa yang telah dianalisakan oleh the-diplomat, kemajuan ekonomi yang melonjak tajam di Cina telah meninggalkan satu nilai penting di negara sosialis tersebut: Rasa kemanusiaan.

No comments:

Post a Comment