Bagi yang pernah merasakan, stres menyebabkan sejumlah keluhan, seperti sakit kepala dan gangguan tidur. Namun, tahukah Anda bahwa stres berkepanjangan akan mengecilkan ukuran otak? Sebuah studi menunjukkan orang mengalami stres terus menerus dan tak dapat mengatasinya cenderung memiliki volume otak yang lebih kecil. "Stres terjadi saat hal buruk terjadi seperti perpisahan, kehilangan orang yang dicintai, atau dalam keadaan tertekan," ungkap neurobiolog Rajita Sinha, peneliti dari Universitas Yale, AS.
Stres ringan tidak akan membuat penyusutan pada sel abu-abu di kepala. Namun, perasaan tertekan dikombinasikan dengan pengalaman hidup buruk akan menyusutkan daerah abu-abu di bagian prefrontal cortex yang mengatur emosi dan pengendalian diri, tekanan darah dan gula darah.
Menurut para peneliti, penyusutan otak pada area frontal lobe merupakan tanda bahaya seseorang lebih rentan terkena penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi serta gangguan kejiwaan. Stres juga memengaruhi fungsi otak saat individu belajar.
"Stres adalah bagian alami dalam kehidupan. Tapi stres akan menjadi masalah besar bila seseorang tak dapat mengatasinya. Studi membuktikan bahwa stres telah berkontribusi pada kenaikan penyakit kronis," kata Sinha. Tetapi studi tentang efek kumulatif stres pada otak orang yang sehat jarang, tulis tim Sinha dalam jurnal online Biological Psychiatry. Sinha berpesan, semakin baik seseorang mengatasi stres, kondisi otak akan semakin sehat.
No comments:
Post a Comment