Angkatan Laut Kerajaan Inggris sedang mengembangkan sistem baru pertahanan udara. Sistem pertahanan ini diklaim mampu menghancurkan rudal lawan dengan kecepatan supersonik. Sea Ceptor, itulah nama rudal pertahanan udara terbaru Inggris. Laman Daily Mail sebagaimana dilansir Foxnews menuliskan rudal jenis baru ini bisa diluncurkan dari atas kapal perang. Rudal pertahanan ini bisa melaju dengan kecepatan lebih dari Mach 3 (3 kali kecepatan suara, kecepatan suara setara 331.6 meter per detik). Rudal ini mampu menjaga area seluas 500 milpersegi. Untuk mengembangkan sistem ini, Inggris memberikan kontrak senilai US$760 juta atau sekitar Rp6,8 triliun kepada perusahaan pembuat rudal, MBDA. Sistem baru pertahanan ini diklaim mampu menghancurkan serangan dari luar, baik dalam bentuk rudal dan bentuk serangan lainnya.
"Pengembangan sistem rudal ini merupakan peningkatan besar bagi Inggris untuk menjadi pemimpin dalam industri rudal utama dunia dan sekali lagi menguatkan komitmen kami untuk memberikan teknologi perang tercanggih kepada armada kami," kata Menteri Pertahanan, Peter Luff. "Sistem senjata baru ini akan melengkapi kapal frigate kami untuk menghadapi ancaman rudal di masa mendatang," kata Laksamana Mark Stanhope. "Investasi mengembangkan teknologi pertahanan seperti Sea Ceptor ini sangat penting untuk menjamin Angkatan Laut meningkatkan kemampuannya dalam mempertahankan kepentingan Inggris di manapun dibutuhkan," ujar Stanhope.
"Pengembangan sistem rudal ini merupakan peningkatan besar bagi Inggris untuk menjadi pemimpin dalam industri rudal utama dunia dan sekali lagi menguatkan komitmen kami untuk memberikan teknologi perang tercanggih kepada armada kami," kata Menteri Pertahanan, Peter Luff. "Sistem senjata baru ini akan melengkapi kapal frigate kami untuk menghadapi ancaman rudal di masa mendatang," kata Laksamana Mark Stanhope. "Investasi mengembangkan teknologi pertahanan seperti Sea Ceptor ini sangat penting untuk menjamin Angkatan Laut meningkatkan kemampuannya dalam mempertahankan kepentingan Inggris di manapun dibutuhkan," ujar Stanhope.
No comments:
Post a Comment