Kunci menjadi kaya ada dalam bekerja. Hal itu sudah menjadi sunnatullah. Sesuatu yang mustahil jika kita menginginkan hidup berlimpah harta tanpa didahului dengan bekerja. Oleh karenanya, menjadi kewajiban kita untuk selalu bekerja. Tentu saja bekerja dalam sebuah pekerjaan yang halal dan diberkahi Tuhan. Keberkahan ini menjadi penting. Tanpa keberkahan, harta yang kita peroleh dapat menjadi bala atau petaka, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Kekayaan datang dari bekerja. Sebab, bekerja adalah awal datangnya rezeki dari Tuhan. Terkait dengan rezeki, berikut petikan hadist Rasulullah SAW:
1. Sesungguhnya Ruhul Qudus (malaikat Jibril) membisikkan dalam benakku bahwa jiwa tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itu hendaklah kamu bertakwa kepada Allah dan memperbaiki mata pencaharianmu. Apabila datangnya rezeki itu terlambat, janganlah kamu memburunya dengan jalan bermaksiat kepada Allah karena apa yang ada di sisi Allah hanya bisa diraih dengan ketaatan kepadaNya. (HR. Abu Zar dan Al Hakim)
2. Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (profesional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)
3. Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. (HR. Ahmad)
4. Sesungguhnya di antara dosa-dosa ada yang tidak bisa dihapus (ditebus) dengan pahala shalat, sedekah atau haji namun hanya dapat ditebus dengan kesusah-payahan dalam mencari nafkah. (HR. Ath-Thabrani)
5. Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal. (HR. Ad-Dailami)
6. Seorang yang membawa tali lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya, maka itu lebih baik dari seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak. (Mutafaq’alaih)
7. Tiada makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri. (HR. Bukhari)
8. Apabila dibukakan bagi seseorang pintu rezeki maka hendaklah dia melestarikannya. (HR. Al-Baihaqi)
Keterangan: Yakni senantiasa bersungguh-sungguh dan konsentrasi di bidang usaha tersebut, serta jangan suka berpindah-pindah ke pintu-pintu rezeki lain atau berpindah-pindah usaha karena dikhawatirkan pintu rezeki yang sudah jelas dibukakan tersebut menjadi hilang dari genggaman karena kesibukkannya mengurus usaha yang lain. Seandainya memang mampu maka hal tersebut tidak mengapa.
9. Seusai shalat fajar (subuh) janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari rezeki. (HR. Ath-Thabrani)
10. Bangunlah pagi hari untuk mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhanmu. Sesungguhnya pada pagi hari terdapat barokah dan keberuntungan. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Bazzar)
11. Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu pagi hari mereka (bangun fajar). (HR. Ahmad)
12. Pengangguran menyebabkan hati keras (keji dan membeku). (HR. Asysyihaab)
13. Allah memberi rezeki kepada hambaNya sesuai dengan kegiatan dan kemauan kerasnya serta ambisinya. (HR. Aththusi)
14. Sebaik-baik mata pencaharian ialah hasil keterampilan tangan seorang buruh apabila dia jujur (ikhlas). (HR. Ahmad).
Hendaknya kita dapat melakukan sebagaimana apa yang di uraikan dalam Hadist di atas. Sehingga Tuhan mengangkat derajat rezeki kita ke arah yang lebih baik dan lebih tinggi.
No comments:
Post a Comment