1. ALLAH merahasiakan ridla-NYA di antara ke-tha’at-an hamba.
Di antara semua ke-tha’at-an yang hamba lakukan, DIA letakkan ridla-NYA pada hamba tersebut secara rahasia agar setiap hamba bersungguh-sungguh menjalankan ke-tha’at-an. Maka, tidak sepantasnya engkau remehkan mengerjakan ke-tha’at-an yang (tampak) kecil, siapa tahu di situ ALLAH letakkan ridla-NYA padamu).Sayidina Umar ra adalah Mukmin yang dahsyat menjalani ke-tha’at-an kepada ALLAH. Beliau adalah Sahabat Nabi saw. Kokoh dalam iman. Hidup zuhud. Dipilih kemudian menjadi khalifah, beliau memimpin dengan ‘adil. Berkata dengan benar, bahkan Nabi saw bersabda (menjamin) setiap ucapan Umar ra pasti benar.
Sangat cerdas. Nabi saw bersabda bahwa Umar dikaruniai ALLAH bisa tahu ayat (tertentu) Qur’an bakal turun. Setelah wafat, beliau hadir dalam mimpi para Sahabat dan mengabarkan betapa ALLAH meridlainya karena pernah membelas-kasihi seekor burung pipit yang lemah. Imam Ghazali adalah ulama besar penghidup ilmu agama dan Hujjatul Islam. Baliau sangat kuat mengerjakan ke-tha’at-an kepada ALLAH. Beliau (berkat dikaruniai ALLAH mampu “melipat waktu”) dalam sehari menunaikan ribuan shalat sunah dan mengkhatamkan Qur’an ditambah kesibukan menulis kitab. Diriwayatkan, setelah Imam Ghazali wafat, ALLAH ridlo kepada beliau lantaran amal kebajikan menahankan diri mencelupkan pena ke dalam tinta hingga seekor lalat bisa berkecukupan mereguk tinta yang beliau pakai menulis kitab.
Demikianlah bila ALLAH meridlai seorang hamba. ALLAH letakkan secara rahasia di antara sekian ke-tha’at-an ke-tha’at-an yang hamba itu kerjakan hingga ke-tha’at-an yang (tampak) kecil. Ribuan ke-tha’atan telah dikerjakan Sayidina Umar ra atau Imam Ghazali, namun ALLAH justru mengaruniai ridla-NYA atas ke-tha’at-an yang (tampak) remeh hamba. Ke-tha’at-an kecil laksana pemantik api. Ke-tha’at-an yang besar-besar bagai bensin. Pemantik api menyalakan bensin hingga mesin pun bergerak. Bila tak ada bensin, pemantik bakal sia-sia saja memercikkan api karena tak beroleh apa pun. Sebaliknya, bila bensin tersedia banyak namun pemantiknya tidak ada maka bensin yang banyak tadi tidak akan menyala menggerakkan mesin.
Ke-tha’at-an yang besar dan ke-tha’at-an yang kecil/remeh, keduanya sekaligus mesti dikerjakan. Andai Sayidina Umar ra atau Imam Ghazali tidak (meski mustahil) mengerjakan ke-tha’at-an ke-tha’at-an yang besar-besar kepada ALLAH niscaya DIA tidak akan menganugerahkan ridla-NYA (dengan ridla yang DIA letakkan atas ke-tha’at-an yang kecil). Ridha kepada hamba DIA letakkan atas ke-tha’at-an tertentu di antara ke-tha’at-an ke-tha’at-an (besar atau kecil) yang hamba itu kerjakan. Ridla ALLAH juga diberikan berbeda antara hamba satu dengan hamba yang lain. Ketahuilah, surga memiliki banyak pintu masuk (ada pintu shalat, zakat, puasa, haji, berbelas kasih, jihad, mengaji ilmu agama, jujur dan ribuan pintu lainnya). Setiap pintu masuk surga tersebut diperuntukkan bagi rombongan hamba menurut ke-tha’at-an masing-masing yang diridlai ALLAH.
2. Allah menyembunyikan murka-Nya dalam kemaksiatan seorang hamba-Nya.
Tujuannya adalah agar hamba-hamba-Nya selalu berupaya dengan seluruh daya dan upaya meninggalkan kemaksiatan dan takut terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan itu. Meskipun kemaksiatan itu hanyalah kemaksiatan yang sangat kecil, karena bisa saja dengan kemaksiatan yang sangat kecil itu justru terdapat murka Allah SwT. Memang dalam beberapa kasus Allah SwT menampakkan kemurkaan-Nya, seperti orang yang sedang mabuk tiba-tiba tersambar petir padahal tidak ada hujan dan cuaca yang cerah. Atau ketika sedang bermesraan dengan bukan pasangan yang dihalalkan tiba-tiba meninggal dunia. Namun, kasus-kasus seperti itu hanyalah sebagian kecil saja dan mayoritas kemurkaan Allah SwT dirahasiakan oleh Allah SwT.
3. Allah SwT menyembunyikan kapan Malam Lailatul Qadar muncul di bulan Ramadhan.
Dengan merahasiakan datangnya Malam Lailatu Qadar ini diharapkan dapat memberikan semangat kepada orang-orang yang beriman untuk selalu menghidupkan bulan Ramadhan baik siang maupun malam selama satu bulan penuh, agar dapat melahirkan ketakwaan dalam diri sesuai dengan tujuan pelaksanaan puasa Ramadhan (QS. Al-Baqarah [2]: 183). Kerahasiaan Malam Lailatul Qadar ini memang cukup beralasan, karena nilainya lebih baik dari 1000 bulan atau setara dengan 83 tahun 4 bulan (QS. Al-Qadr [97]: 1-5).
4. Allah SwT menyembunyikan keberadaan para wali di antara manusia.
Agar setiap orang selalu menghormati orang lain dan tidak mudah meremehkan orang lain karena status sosial yang disandangnya. Siapa tahu, orang yang diremehkan itu adalah wali Allah SwT.
5. Allah SwT menyembunyikan kapan datangnya kematian kepada seseorang.
Sebenarnya ini merupakan sebuah cara agar manusia selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dengan selalu taat beribadah kepada Allah SwT dan melaksanakan sunnah Rasulullah Saw. Namun, masih banyak yang melupakan persiapan menyambut kedatangan maut yang pasti akan menjemput. Buktinya, masih banyak yang bermaksiat kepada Allah SwT dan tidak mengikuti sunnah Rasulullah Saw. Korupsi merajalela, perselingkuhan, perzinahan, mabuk-mabukkan, mencuri, meninggalkan shalat lima waktu, tidak mengeluarkan zakat, tidak mau berpuasa Ramadhan dan kemaksiatan lainnya yang dapat dengan jelas kita lihat dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kita. Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mempersiapkan kedatangan kematian itu.
6. Perkara yang dirahasiakan oleh Allah SwT yang keenam adalah ash-shalatul wustha (shalat yang paling utama) dalam shalat lima waktu.
Di antara semua ke-tha’at-an yang hamba lakukan, DIA letakkan ridla-NYA pada hamba tersebut secara rahasia agar setiap hamba bersungguh-sungguh menjalankan ke-tha’at-an. Maka, tidak sepantasnya engkau remehkan mengerjakan ke-tha’at-an yang (tampak) kecil, siapa tahu di situ ALLAH letakkan ridla-NYA padamu).Sayidina Umar ra adalah Mukmin yang dahsyat menjalani ke-tha’at-an kepada ALLAH. Beliau adalah Sahabat Nabi saw. Kokoh dalam iman. Hidup zuhud. Dipilih kemudian menjadi khalifah, beliau memimpin dengan ‘adil. Berkata dengan benar, bahkan Nabi saw bersabda (menjamin) setiap ucapan Umar ra pasti benar.
Sangat cerdas. Nabi saw bersabda bahwa Umar dikaruniai ALLAH bisa tahu ayat (tertentu) Qur’an bakal turun. Setelah wafat, beliau hadir dalam mimpi para Sahabat dan mengabarkan betapa ALLAH meridlainya karena pernah membelas-kasihi seekor burung pipit yang lemah. Imam Ghazali adalah ulama besar penghidup ilmu agama dan Hujjatul Islam. Baliau sangat kuat mengerjakan ke-tha’at-an kepada ALLAH. Beliau (berkat dikaruniai ALLAH mampu “melipat waktu”) dalam sehari menunaikan ribuan shalat sunah dan mengkhatamkan Qur’an ditambah kesibukan menulis kitab. Diriwayatkan, setelah Imam Ghazali wafat, ALLAH ridlo kepada beliau lantaran amal kebajikan menahankan diri mencelupkan pena ke dalam tinta hingga seekor lalat bisa berkecukupan mereguk tinta yang beliau pakai menulis kitab.
Demikianlah bila ALLAH meridlai seorang hamba. ALLAH letakkan secara rahasia di antara sekian ke-tha’at-an ke-tha’at-an yang hamba itu kerjakan hingga ke-tha’at-an yang (tampak) kecil. Ribuan ke-tha’atan telah dikerjakan Sayidina Umar ra atau Imam Ghazali, namun ALLAH justru mengaruniai ridla-NYA atas ke-tha’at-an yang (tampak) remeh hamba. Ke-tha’at-an kecil laksana pemantik api. Ke-tha’at-an yang besar-besar bagai bensin. Pemantik api menyalakan bensin hingga mesin pun bergerak. Bila tak ada bensin, pemantik bakal sia-sia saja memercikkan api karena tak beroleh apa pun. Sebaliknya, bila bensin tersedia banyak namun pemantiknya tidak ada maka bensin yang banyak tadi tidak akan menyala menggerakkan mesin.
Ke-tha’at-an yang besar dan ke-tha’at-an yang kecil/remeh, keduanya sekaligus mesti dikerjakan. Andai Sayidina Umar ra atau Imam Ghazali tidak (meski mustahil) mengerjakan ke-tha’at-an ke-tha’at-an yang besar-besar kepada ALLAH niscaya DIA tidak akan menganugerahkan ridla-NYA (dengan ridla yang DIA letakkan atas ke-tha’at-an yang kecil). Ridha kepada hamba DIA letakkan atas ke-tha’at-an tertentu di antara ke-tha’at-an ke-tha’at-an (besar atau kecil) yang hamba itu kerjakan. Ridla ALLAH juga diberikan berbeda antara hamba satu dengan hamba yang lain. Ketahuilah, surga memiliki banyak pintu masuk (ada pintu shalat, zakat, puasa, haji, berbelas kasih, jihad, mengaji ilmu agama, jujur dan ribuan pintu lainnya). Setiap pintu masuk surga tersebut diperuntukkan bagi rombongan hamba menurut ke-tha’at-an masing-masing yang diridlai ALLAH.
2. Allah menyembunyikan murka-Nya dalam kemaksiatan seorang hamba-Nya.
Tujuannya adalah agar hamba-hamba-Nya selalu berupaya dengan seluruh daya dan upaya meninggalkan kemaksiatan dan takut terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan itu. Meskipun kemaksiatan itu hanyalah kemaksiatan yang sangat kecil, karena bisa saja dengan kemaksiatan yang sangat kecil itu justru terdapat murka Allah SwT. Memang dalam beberapa kasus Allah SwT menampakkan kemurkaan-Nya, seperti orang yang sedang mabuk tiba-tiba tersambar petir padahal tidak ada hujan dan cuaca yang cerah. Atau ketika sedang bermesraan dengan bukan pasangan yang dihalalkan tiba-tiba meninggal dunia. Namun, kasus-kasus seperti itu hanyalah sebagian kecil saja dan mayoritas kemurkaan Allah SwT dirahasiakan oleh Allah SwT.
3. Allah SwT menyembunyikan kapan Malam Lailatul Qadar muncul di bulan Ramadhan.
Dengan merahasiakan datangnya Malam Lailatu Qadar ini diharapkan dapat memberikan semangat kepada orang-orang yang beriman untuk selalu menghidupkan bulan Ramadhan baik siang maupun malam selama satu bulan penuh, agar dapat melahirkan ketakwaan dalam diri sesuai dengan tujuan pelaksanaan puasa Ramadhan (QS. Al-Baqarah [2]: 183). Kerahasiaan Malam Lailatul Qadar ini memang cukup beralasan, karena nilainya lebih baik dari 1000 bulan atau setara dengan 83 tahun 4 bulan (QS. Al-Qadr [97]: 1-5).
4. Allah SwT menyembunyikan keberadaan para wali di antara manusia.
Agar setiap orang selalu menghormati orang lain dan tidak mudah meremehkan orang lain karena status sosial yang disandangnya. Siapa tahu, orang yang diremehkan itu adalah wali Allah SwT.
5. Allah SwT menyembunyikan kapan datangnya kematian kepada seseorang.
Sebenarnya ini merupakan sebuah cara agar manusia selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dengan selalu taat beribadah kepada Allah SwT dan melaksanakan sunnah Rasulullah Saw. Namun, masih banyak yang melupakan persiapan menyambut kedatangan maut yang pasti akan menjemput. Buktinya, masih banyak yang bermaksiat kepada Allah SwT dan tidak mengikuti sunnah Rasulullah Saw. Korupsi merajalela, perselingkuhan, perzinahan, mabuk-mabukkan, mencuri, meninggalkan shalat lima waktu, tidak mengeluarkan zakat, tidak mau berpuasa Ramadhan dan kemaksiatan lainnya yang dapat dengan jelas kita lihat dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kita. Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mempersiapkan kedatangan kematian itu.
6. Perkara yang dirahasiakan oleh Allah SwT yang keenam adalah ash-shalatul wustha (shalat yang paling utama) dalam shalat lima waktu.
Supaya setiap orang muslim senantiasa memelihara shalat lima waktunya dengan baik. Pada intinya semua perkara yang dirahasiakan oleh Allah SwT bertujuan agar hamba-Nya selalu berupaya untuk beribadah kepada Allah SwT, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya tanpa terkecuali. Dan tentunya disempurnakan dengan mengikuti dan melaksanakan sunnah Rasulullah Saw. Mudah-mudahan dapat menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SwT. Amiiin ya Rabbal ‘Alamiin.
No comments:
Post a Comment