Wednesday, 29 August 2012

Surat Tangan Afriani untuk Tuhan

Tuhan…

masih pekak telinga oleh teriak kata busuk. teriak kata maki. rentetan amarah dalam aroma kecewa. saat palu itu berkata menyebut sebuah angka lima belas.  palu itu bagai Kau ketuk lewat tangan malaikat pencabut nyawa.  seperti saat satu persatu sembilan nyawa tercabut dari tubuh-tubuh tepat di depan mataku waktu itu.  suatu pagi yang bagiku adalah malam dengan mimpi buruknya.

Tuhan…

mungkin jasad ini masih terlihat bugar dalam gempal di mata mereka.  namun yang kurasa mulai membusuk terurai oleh cacing-cacing tanah kubur.  yang hancur dalam hitungan tak sampai sepuluh jari.

Tuhan…

terima kasih atas semua…..

No comments:

Post a Comment