Hampir semua orang sepakat jika iblis selalu memainkan peran antagonis, berperangai jahat dengan bentuk rupa yang mengerikan. Namun rupanya tak begitu penampakan iblis menurut Tasya Agustina Thalib alias Aya Lancaster, penulis Chronicles of The Fallen: Rebellion. Anak muda asal Bandung ini mengisahkan iblis berwajah cantik rupawan dengan dandanan nan glamor. Interpretasi itu dituangkan dalam novelnya. Alhasil, novel itu laris manis di pasaran. Tak tanggung-tanggung, novel karya perempuan penyuka humor ini digemari di 28 negara. Karya Aya bercerita tentang iblis perempuan dengan karakter yang menjadi pergunjingan banyak orang. Tak sedikit yang mengapresiasi, tapi banyak juga yang mencibirnya. Tapi perempuan berkulit putih itu menanggapinya dengan santai. "Iblis itu bisa saja berwajah cantik, iblis itu bisa orang yang kaya dan glamor yang dipergunjingkan banyak orang di media televisi," ujar Aya.
Meski laris manis di 28 negara, bukan tanpa aral melintang bagi Aya menerbitkan novel itu. Aya mengaku novelnya pernah ditolak oleh banyak penerbit di Indonesia. "Ada yang beralasan tak layak jual karena berbahasa Inggris, ada yang beralasan ceritanya tak menarik dan bermacam-macam alasan lainnya," imbuh Aya. Aya mengaku kaget ketika novelnya yang diterbitkan di Inggris itu ternyata banyak digemari orang. Menurutnya, Novel yang dicetak dan diterbitkan pada tahun 2011 itu bercerita tentang banyak hal dengan mangaitkan karakter dengan dirinya sendiri sebagai penulis.
"Ceritanya macam-macam. Ada cerita tentang ironi kehidupan, tentang persahabatan, ada cintanya juga, tapi memang aku mengemasnya dengan analogi hubungan malaikat, iblis dan manusia. Intinya semua ciptaan Tuhan," ujar mahasiswi ITB Bandung itu. Pada satu bagian cerita dalam novelnya, Aya berkisah jika iblis hanya membisikkan saja kepada manusia tentang suatu perbuatan. Selanjutnya, manusia itu menjalankan perintah iblis secara kebablasan. "Saya hanya membisikkan saja, begitu kata iblis. Tapi manusianya saja yang menjalankan bisikan saya secara kelewatan. Jadi, otak manusia itu ibarat komputer yang sudah terprogram. Begitu di "klik" langsung jalan," ungkap dia.
Soal inspirasi, Aya mengaku banyak mendapat dari kehidupan sehari-hari saja. "Banyak potret kehidupan, baik yang saya alami sendiri maupun yang saya lihat, yang menjadi inspirasi penulisan novel ini," terang perempuan berbadan gempal itu. Aty Prabowo dari Lancaster Manajemen berujar bahwa novel Aya, banyak habis di pasaran Inggris, Perancis, Amerika, Jerman, Italia, Jepang dan Singapura. Itu yang membuat semangat Aya makin yakin dan berencana akan mengemas ulang novelnya menjadi bahasa Indonesia agar bisa dibaca di negeri sendiri.
Tahun ini, Aya bertekad akan hadir dan perperan serta di even penulis tahunan yang begengsi di Ubud Bali, Ubud Writers Festival yang diselenggarakan bulan Oktober nanti. "Pihak manajemen sudah berkoordinasi dengan penyelenggara even penulis bergensi itu. Dan, kami sesegera mungkin juga akan melaunching buku yang heboh di luar negeri itu," ujar Aty Prabowo pengelola Lancaster Manajemen sekaligus manajer Aya itu.
Meski laris manis di 28 negara, bukan tanpa aral melintang bagi Aya menerbitkan novel itu. Aya mengaku novelnya pernah ditolak oleh banyak penerbit di Indonesia. "Ada yang beralasan tak layak jual karena berbahasa Inggris, ada yang beralasan ceritanya tak menarik dan bermacam-macam alasan lainnya," imbuh Aya. Aya mengaku kaget ketika novelnya yang diterbitkan di Inggris itu ternyata banyak digemari orang. Menurutnya, Novel yang dicetak dan diterbitkan pada tahun 2011 itu bercerita tentang banyak hal dengan mangaitkan karakter dengan dirinya sendiri sebagai penulis.
"Ceritanya macam-macam. Ada cerita tentang ironi kehidupan, tentang persahabatan, ada cintanya juga, tapi memang aku mengemasnya dengan analogi hubungan malaikat, iblis dan manusia. Intinya semua ciptaan Tuhan," ujar mahasiswi ITB Bandung itu. Pada satu bagian cerita dalam novelnya, Aya berkisah jika iblis hanya membisikkan saja kepada manusia tentang suatu perbuatan. Selanjutnya, manusia itu menjalankan perintah iblis secara kebablasan. "Saya hanya membisikkan saja, begitu kata iblis. Tapi manusianya saja yang menjalankan bisikan saya secara kelewatan. Jadi, otak manusia itu ibarat komputer yang sudah terprogram. Begitu di "klik" langsung jalan," ungkap dia.
Soal inspirasi, Aya mengaku banyak mendapat dari kehidupan sehari-hari saja. "Banyak potret kehidupan, baik yang saya alami sendiri maupun yang saya lihat, yang menjadi inspirasi penulisan novel ini," terang perempuan berbadan gempal itu. Aty Prabowo dari Lancaster Manajemen berujar bahwa novel Aya, banyak habis di pasaran Inggris, Perancis, Amerika, Jerman, Italia, Jepang dan Singapura. Itu yang membuat semangat Aya makin yakin dan berencana akan mengemas ulang novelnya menjadi bahasa Indonesia agar bisa dibaca di negeri sendiri.
Tahun ini, Aya bertekad akan hadir dan perperan serta di even penulis tahunan yang begengsi di Ubud Bali, Ubud Writers Festival yang diselenggarakan bulan Oktober nanti. "Pihak manajemen sudah berkoordinasi dengan penyelenggara even penulis bergensi itu. Dan, kami sesegera mungkin juga akan melaunching buku yang heboh di luar negeri itu," ujar Aty Prabowo pengelola Lancaster Manajemen sekaligus manajer Aya itu.
“Saya disarankan oleh teman saya untuk menawarkan novel saya ini ke penerbit luar dan memang penerbit luar malah menerima dan mau menerbitkan novel saya,” kata Aya.
“Saya cukup kirim e-mail (pos-el). Lalu atas dorongan dan dukungan teman-teman, saya coba kirim email penawaran termasuk tulisan mentah saya. waktu itu, belum saya bikin resensi bukunya. Ternyata e-mail saya langsung di-reply. Dan saya terus e-mail-e-mailan dengan orang dari penerbitan itu hingga akhirnya dicetak dan didistribusikan. Mereka sangat antusias dengan novel ini karena novel dengan genre inilah yang mulai tumbuh di Eropa dan Amerika,”ucap bungsu dari tiga bersaudara itu.
Sejak diluncurkan, sudah cukup banyak orang yang membeli novel Rebellion tersebut. Saat ini, menurut dia, novelnya itu sudah beredar di Eropa, seperti Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, Singapura, dan Amerika Serikat. Di beberapa negara malah sudah sold out. Kebanyakan pembelian via online, yaitu amazon.com, ebay.com, authorhouse.com, dan toko buku tertua di Inggris “Barnes and Noble”. Novel ini juga telah diresensikan Reader’s Digest. Novel tersebut bercerita tentang sisi lain dari hubungan malaikat dan iblis. “Ceritanya cinta, persahabatan, dan pengkhianatan. Tapi kalau mau ditarik lagi, intinya Tuhan itu tidak ada yang ngalahin,” kata Aya. Dia mengemukakan karya bisa dipesan amazon.com, ebay.com dan “Barnes and Noble”.
Aya menuturkan, peluncuran novel setebal 448 halaman tersebut di Indonesia akan dilakukan di Jakarta dan Bali dalam waktu dekat. “Untuk sementara memang tetap pakai bahasa American-English. Memang ada orang Prancis yang ingin menerbitkan novel ini dalam bahasa Indonesia dan meminta saya untuk menerjemahkannya. Tapi sampai saat ini, saya belum sempat. Soalnya agak sulit mencari beberapa padanan kata untuk beberapa kata slank Amerika. Dan kemungkinan akan menjadi sangat tebal jika dicetak dalam versi Bahasa Indonesia. Namun, suatu saat pasti ada versi Bahasa Indonesia-nya. Doakan saja yah,” ucap cewek berambut panjang itu.
No comments:
Post a Comment