Friday 9 September 2011

Jembatan Langit dan Bumi asal Jepang

Amanohashidate (天橋立) adalah lidah pasir yang memisahkan Teluk Miyazu dengan Laut Aso di Miyazu, Prefektur Kyoto, Jepang. Lidah pasir sempit ini panjangnya 3,6 km, lebarnya antara 20 m hingga 170 m, menghubungkan dua tempat terpisah di utara dan selatan Teluk Miyazu. Bila dilihat secara terbalik (kepala berada di bawah), lidah pasir ini tampak seperti jembatan (橋 hashi) yang menuju ke langit (天 amano) sehingga diberi nama Amanohashidate.

Amanohashidate disebut-sebut sebagai salah satu dari tiga pemandangan terindah di Jepang. Di bagian timur terdapat pantai berpasir putih yang dapat digunakan untuk berenang. Di sepanjang lidah pasir ditumbuhi sekitar 8.000 batang pohon tusam. Tempat ini dikunjungi oleh sekitar 2,7 juta pengunjung setiap tahunnya. Pemandangan Amanohashidate dapat dilihat dari Amanohashidate Viewland (sisi selatan) atau Taman Kasamatsu (sisi utara). Pemandangan Amanohashidate dari Taman Kasamatsu dapat terlihat seperti "jembatan ke langit", bila dilihat dari celah kedua belah kaki dan badan dibungkukkan.

Lidah pasir ini terbentuk kira-kira 4.000 tahun yang lalu. Hanyutan pasir dan kerikil dari sungai-sungai di bagian timur Semenanjung Tango terbawa arus laut yang bertabrakan dengan arus Laut Aso yang berasal dari aliran Sungai Noda di di sebelah barat Amanohashidate. Sebagai akibatnya, lidah pasir berbentuk hampir lurus terbentuk di tengah-tengah laut yang memisahkan Teluk Miyazu dan Laut Aso. Di ujung selatan lidah pasir ini, yang berjarak hanya beberapa langkah dari stasiun kereta, berdirilah Chionji yang merupakan kuil Budha yang sangat indah dengan tahoto kecil, sejenis pagoda yang lebih mirip dengan stupa di kuil India dibandingkan dengan pagoda Jepang.

No comments:

Post a Comment