Tuesday 6 September 2011

Jakarta Akan dijulan ke Bank Dunia (?)

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, menghadiri undangan Bank Dunia dalam acara Infrastructure Finance Summit yang diselenggarakan di Singapura. Dalam acara itu, Fauzi Bowo berkesempatan untuk berbicara dalam "Panel of Urban Leader" bersama dengan Presiden Bank Dunia Robert Zoelick, Walikota Oklahoma (AS) Mick Cornett, Walikota Chongqing (China) Huang Qifan dengan moderator David Pilling, editor Financial Times untuk Asia. "Pengembangan pasar obligasi pemerintah daerah yang efektif akan menjadi fokus World Bank-Singapore Infrastructure Finance Summit ketiga ini," kata Deputi Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan, Achmad Harjadi, yang mendampingi Fauzi Bowo. Harjadi mengatakan, keikutsertaan Fauzi Bowo dalam Panel of Urban Leader untuk menyampaikan besarnya potensi pembangunan infrastruktur di DKI sekaligus memberi peluang bagi Pemprov DKI Jakarta untuk mempromosikan investasi ke pelaku sektor finansial dunia.

"Peluang baik, tidak hanya untuk Jakarta tapi juga Indonesia secara keseluruhan," ujarnya. Pertemuan ini, lanjut dia, sekaligus memberi peluang yang lebih besar untuk keberhasilan rencana Pemprov DKI Jakarta menerbitkan obligasi daerah sebesar Rp1,7 triliun. Belum lama ini Fauzi Bowo menyampaikan bahwa Pemprov DKI Jakarta akan menerbitkan obligasi untuk membiayai empat proyek fasilitas publik yaitu pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo, pengolahan air limbah Casablanca, rumah susun Penjaringan, dan Terminal Pulo Gebang. Proyek tersebut dipilih berhubungan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Selain itu, proyek tersebut tidak memerlukan pembebasan lahan ataupun relokasi, sudah melalui studi kelayakan, dan penyelenggaraannya dalam lingkup kewenangan Pemprov DKI Jakarta.

Dari dana penjualan obiligasi tersebut, pembangunan RSUD Pasar Rebo mendapat alokasi dana Rp185 miliar, pengelolaan air limbah di Casablanca sebesar Rp253 miliar. Adapun obligasi untuk rumah susun di Penjaringan diterbitkan sebesar Rp500 miliar dan Terminal Pulo Gebang sebesar Rp757 miliar. Sementara itu dalam pertemuan ini pemimpin berbagai pemerintahan daerah di Asia, investor, kontraktor yang membahas berbagai bentuk masalah proyek infrastruktur dan berupaya mengembangkan skim untuk solusi  pembiayaan. Berbagai ahli dari luar Asia juga akan hadir dan memberikan kontribusi untuk mendorong terbentuknya standard untuk investasi dan pembiayaan. Infrastructure Finance Summit diselenggarakan oleh Bank Dunia dan Kementerian Keuangan dan Otoritas Moneter Singapura bekerjasama dengan Financial Times, Ausaid. Pertemuan ini adalah ajang pertemuan berbagai instansi pemerintahan di Asia untuk mencari solusi pendapanaan bagi pembangunan infrastruktur.

No comments:

Post a Comment