Monday 23 April 2012

Rahasia Kemajuan Swiss: Sarjana 20%, 80% Poltek/SMK

Oleh Iman Supriyono pada 05 Mei 2011 jam 20:00
Gaji Guru Melebihi Anggota DPR
Oleh: Djoko susilo, dubes RI di swiss, jp 2 mei 2011


Ketika tiba di Swiss tahun lalu,saya terheran-heran ketika mendapatkan informasi bahwa di negri tempat saya bertugas(sebagai duta besar RI)ini tidak terdapat orang Mendiknas(Menteri Pendidikan Nasional)dan sekaligus jajaran Kementrian Pendidikan Nasional. Berarti juga tidak ada birokrat yang”melayani” dunia pendidikan.Namun, bagaimana Swiss bisa memiliki sistim pendidikan yang sangat hebat, berkelas dunia yang universitasnya sangat sering menghasilkan pemenag nobel?. Apalagi biayanya sangat murah meriah. Setiap orang Swiss atau siapa pun yang tinggal di Swiss, termasuk orang asing, bisa mengikuti pendidikan dasar gratis, mulai SD, SMP, hingga SMA. itu merupakan pendidikan yang wajib. Jadi, tidak ada ceritanya ada anak Swiss yang tidak bersekolah. Memang, Jalanya pendidikan dilaksanakan dalam tiga bahasa, bergantung dalam kanton(semacam negara bagian), yakni Prancis, Jerman, dan Italia. Jika seseorang berhasil menamatkan SMA, saat mau masuk universitas pun, asal cukup pintar, ongkosnya tidak akan mencekik leher orang tua yang berpenghasilan rendah. Bayangkan, UMR di Swiss 3.000 CHF (franc Swiss) per bulan (Satu CHF setara Rp 9.826). Dengan umr 3000 CHF, biaya kuliah S-1 (Srata 1) satu semester hanya sekitar 600 CHF atau rata –rata hanya 100 CHF per bulan. Itu berarti biaya kuliah per bulan setara dengan sepertiga puluh UMR(bandingkan dengan Indonesia). Orang paling miskin pun akan bisa bayar kuliah, bahkan Mahasiswa yang bersangkutan bisa bayar sendiri dengan kerja paruh waktu di restoran cepat saji atau di perpustakaan sekolah.

Jika mau melanjutkan program master, ongkosnya lebih murah lagi, yakni 300 CHF per semester atau 50 CHF sebulan dan yang benar-benar brilian bisa mengikuti program doktor yang hanya 65 CHF. Luar biasa murahnya. Mengapa pendidikan di Swiss bisa murah meriah, tetapi berkualitas? Itu tidak lepas dari kebijakan nasional yang menempatkan pendidikan sebagai program pembangunan unggulan. Pemerintah Swiss yakin, hanya dengan pendidikan yang baik, Swiss bisa mempertahankan tingkan inovasi dan kemajuan industrinya. Oleh karena itu, jika ada subsidi habis-habisan, biasanya dana terbesar diberikan pada dunia pendidikan. Swiss tidak mau memberikan subsidi BBM yang mengakibatkan makin banyak orang yang membeli mobil. Mereka juga tidak mau mensubsidi listrik yang akan mengakibatkan orang semakin boros energi dan sebagainya. Namun, untuk pendidikan, baik pemerintah federal atau kanton berpendapat harus dibuat semurah-murahnya dengan kualitas setingi-tinginya.

Kualitas pendidikan Swiss yang hebat itu terbukti sejak masa ilmuan genius Albert Einstein bersekolah diSwiss. Almameter Ilmuan kondang tersebut, yakni EHT Zurich yang dalam bahasa Jerman merupakan kependekan dari Eidgenossische Teknische Hochschule atau Institut Teknik Federal, merupakan salah satu perguruan tinggi teknologi top papan atas kelas dunia. Kampus di Zurich itu sejajar dengan Massachusetts Institut of Technology(MIT) atau Caltech atau California Institut of Technology,dua kampus tersohor di AS.

Sejak zaman Einstein, tidak kurang dari 21 akademisi ETH Zurich tercatat sebagai pemenang nobel dibidang fisika, kimia, dan kedokteran. Pantas, belum lama ini terbit sebuah buku yang ditulis oleh Thomas Moore tentang EHT yang disebut sebagai School for Genius. Memang untuk masuk atau kuliah di EHT tidak sembarangan. Demikian pula, umumnya perguruan tinggi di Swiss sangat ketat dengan peraturan akademis. Oleh karena itu, sistim pendidikan di Swiss tidak menggiring semua siswa untuk masuk universitas. ke universitas. Siapa mereka itu? Ya, mereka adalah pelajar yang akan meniti karir sebagai akademisi, periset, saintis, dan lain-lain. jika ingin menjadi pekerja terampil dan, tidak usah menjadi profesor, doktor, dan sebagainya. Cukup sekolah ke politeknik atau institut.Bahkan, jika mau dirata-rata 20-25 persen pelajar yang akan melanjutkan
 
Dalam teknik atau bisnis, disarankan melanjutkan pendidikan menengah khusus atau sekolah keterampilan semacam SMKK, STM, SMEA(sekarang SMK) di tempat kita. atau SMA. Jika dia ingin mempunyai yang bagus dan memeliki minat akademik yang tinggi, dia akan di rekomendasi masuk dinas pendidikan kanton bersangkutan. Jika yang bersangkutan menunjukkan bakat akademik SMP, para pelajar akan di evaluasi oleh para guru. Tentu dengan supervisi

vocation training

Pendidikan tinggi di Swiss dibagi dalam tiga jenis garis besar. Pertama, universitas yang merupakan pusat riset dan pendidikan akademik tertinggi yang ditujukan menghasilkan periset dan saintis andal. Sistim itu dalam bahasa Jerman dikenal dengan nama Die Universitaren Hochschulen. Diharapkan dalam lembaga tersebut akan dihasilkan riset unggulan disegala bidang. Misalnya, dalam bidang nano tecnology, advanced aviation, pure mathematics and physics or chemistry. Keseriusan menggarap bidang ini telah menghasilkan nama-nama besar dikelas dunia. Misalnya, para pemenag nobel ;Wilhelm Conrad Rontgen (fisika, 1901) Albert Einstein (fisika, 1921);Wolfgang pauli (fisika,1945); Tadeus Reichstein (kedokteran, 1950); dan Kurt Wutrich (kimia, 2002) dan masih belasan pemenang nobel lain yang mempunyai kontribusi besar bagi kemajuan Swiss.

Mereka sadar, kemajuan tidak bisa diperoleh hanya karena banyak orang memajang gelar profesor doktor di depan nama seseorang, tetapi karena hasil riset konkret yang diakui dunia. Di Swiss, seorang bergelar profesor atau doktor akan jadi bahan tertewaan dan gunjingan jika tidak pernah menulis buku atau menghasilkan karya ilmiah. Jalur kedua bagi pendidikan tinggi diperuntukkan mereka yang ingin menjadi pendidik, Die Padagogischen Hochschulen atau terjemahan gampangnya adalah sekolah tinggi bagi pendidik. Lha, kita dulu sudah punya IKIP diberbagai kota yang sayangnya, entah kenapa sekarang berubah menjadi universitas dengan spesialisasi yang tidak jelas. Diperguruan tinggi pendidikan itu, calon guru benar-benar dididik dan dipersiapkan dengan matang, baik dari segi kemampuan intelektual maupun moral.

Karena menyadari tugas guru sangat berat, pemerintah memberlakukan seleksi dan pengawasan yang sangat ketat. per bulan. Bandingkan dengan’Uang lelah’anggota DPR di Swiss yang hanya sekitar 9.000 atau 10.000 CHF perbulan. Memang dengan gaji yang tinggi tersebut, para guru diharapkan bisa mencurahkan waktu untuk menggajar dan membimbing anak didiknya dengan baik. Oleh karena itu profesi seorang guru merupakan pekerjaan yang sangat terhormat di masyarakat Swiss.Swiss berkisar 7.000-8.000 CHF, Seorang guru di Swiss bisa bergaji rata-rata 15.000 CHFSelain itu, para guru mendapatkan remunerasi atau gaji yang memadai.

No comments:

Post a Comment