Menjabat sebagai CEO perusahaan teknologi yang sudah memiliki 'nama' bukanlah pekerjaan mudah. Bila tidak hati-hati menjalankan strategi bisnis dan malah membuat produknya melempem, hukuman berat siap menanti. Sudah banyak kisah seorang CEO yang dipaksa turun tahta jika tak mau disebut dipecat bgara-gara dinilai kurang sukses. Mulai dari mantan CEO Yahoo Carol Bartz, eks bos Hewlett Packard Leo Apotheker, hingga duo CEO Research In Motion (RIM) Mike Lazaridis dan Jim Balsillie yang juga mendapat tekanan kuat untuk menyerahkan posisinya. Para penerus mereka pun tak bisa dilepaskan dari ancaman. Jadi meski posisi CEO sangat bergengsi, namun tetap saja yang diduduki adalah kursi panas. Lantas, siapa saja yang menduduki kursi panas CEO perusahaan teknologi saat ini? Berikut adalah empat orang yang terpilih:
Thorsten Heins [RIM]
Thorsten Heins pastinya mendapat tugas berat kala ditunjuk sebagai CEO RIM. Ya. tentu saja, ia dituntut untuk mengembalikan kejayaan BlackBerry yang mengalami keterpurukan di sejumlah negara. mBahkan di kuartal terakhirnya, BlackBerry hanya mampu terjual sebanyak 11 juta unit. Bandingkan dengan Apple yang menjual 37 juta unit iPhone. Kemudian untuk Playbooknya, RIM juga mengalami kesuraman, di mana hanya ada 1 juta unit yang dikirim ke toko-toko semenjak ia dirilis. Oleh karena itulah, Heins kini menjadi sorotan sekaligus harapan bagi RIM dan para investornya. Di sisi lain, ia juga harus berkaca pada duo CEO RIM terdahulu -- Lazaridis dan Balsiliie. Meski mereka berstatus pendiri RIM, namun hal itu ternyata tak menyurutkan suara nyinyir dari investor untuk melontarkan isu pergeseran Lazaridis dan Balisillie dari kursi CEO.
Dick Costolo [Twitter]
Sebelum bergabung di Twitter, Costolo sempat memperkuat tim Google. Ia menggantikan posisi Evan Williams sebagai CEO Twitter pada Oktober 2010. Namun Sayang, Costolo dianggap belum bisa membisniskan situs mikroblogging ini secara optimal. Alhasil, bila Costolo masih tidak bisa memenuhi ekspektasi para investor dan jajaran dewan direksi, maka kemungkinan dilengserkan bisa saja terjadi.
Scott Thompson [Yahoo]
Posisi Scott Thompson sejatinya mirip dengan CEO RIM Thorsten Heins. Mereka sama-sama dipilih dengan harapan dapat menjadi juru selamat. Thompson sendiri baru bergabung dengan Yahoo di awal tahun 2012. Namun di awal kiprahnya, ia sudah membuat kebijakan tidak populis dengan rencana pemangkasan karyawan. Dimana alasan yang dilontarkan adalah terkait efisiensi. Pun demikian, tetap saja, kiprah Thompson untuk kembali menaikkan pamor Yahoo masih disorot. Terlebih menilik pendahulunya, Carol Bartz yang dipecat gara-gara tidak bisa meningkatkan pendapatan Yahoo, maka nasib serupa bisa saja akan menimpa Thompson.
Bill Nguyen [Color]
Bill Nguyen mengumpulkan dana USD 41 juta untuk membesut aplikasi berbagi foto bernama Color. Sayang, popularitas aplikasi ini tidak memuaskan. Pun saat ia mengubahnya menjadi aplikasi berbagi status video, penggunanya tetap tidak signifikan. Status pendiri sepertinya juga tidak menutup kemungkinan ia akan dipecat.
Thorsten Heins [RIM]
Thorsten Heins pastinya mendapat tugas berat kala ditunjuk sebagai CEO RIM. Ya. tentu saja, ia dituntut untuk mengembalikan kejayaan BlackBerry yang mengalami keterpurukan di sejumlah negara. mBahkan di kuartal terakhirnya, BlackBerry hanya mampu terjual sebanyak 11 juta unit. Bandingkan dengan Apple yang menjual 37 juta unit iPhone. Kemudian untuk Playbooknya, RIM juga mengalami kesuraman, di mana hanya ada 1 juta unit yang dikirim ke toko-toko semenjak ia dirilis. Oleh karena itulah, Heins kini menjadi sorotan sekaligus harapan bagi RIM dan para investornya. Di sisi lain, ia juga harus berkaca pada duo CEO RIM terdahulu -- Lazaridis dan Balsiliie. Meski mereka berstatus pendiri RIM, namun hal itu ternyata tak menyurutkan suara nyinyir dari investor untuk melontarkan isu pergeseran Lazaridis dan Balisillie dari kursi CEO.
Dick Costolo [Twitter]
Sebelum bergabung di Twitter, Costolo sempat memperkuat tim Google. Ia menggantikan posisi Evan Williams sebagai CEO Twitter pada Oktober 2010. Namun Sayang, Costolo dianggap belum bisa membisniskan situs mikroblogging ini secara optimal. Alhasil, bila Costolo masih tidak bisa memenuhi ekspektasi para investor dan jajaran dewan direksi, maka kemungkinan dilengserkan bisa saja terjadi.
Scott Thompson [Yahoo]
Posisi Scott Thompson sejatinya mirip dengan CEO RIM Thorsten Heins. Mereka sama-sama dipilih dengan harapan dapat menjadi juru selamat. Thompson sendiri baru bergabung dengan Yahoo di awal tahun 2012. Namun di awal kiprahnya, ia sudah membuat kebijakan tidak populis dengan rencana pemangkasan karyawan. Dimana alasan yang dilontarkan adalah terkait efisiensi. Pun demikian, tetap saja, kiprah Thompson untuk kembali menaikkan pamor Yahoo masih disorot. Terlebih menilik pendahulunya, Carol Bartz yang dipecat gara-gara tidak bisa meningkatkan pendapatan Yahoo, maka nasib serupa bisa saja akan menimpa Thompson.
Bill Nguyen [Color]
Bill Nguyen mengumpulkan dana USD 41 juta untuk membesut aplikasi berbagi foto bernama Color. Sayang, popularitas aplikasi ini tidak memuaskan. Pun saat ia mengubahnya menjadi aplikasi berbagi status video, penggunanya tetap tidak signifikan. Status pendiri sepertinya juga tidak menutup kemungkinan ia akan dipecat.
No comments:
Post a Comment