Hutan bakau (mangrove) di kawasan Teluk Tomini diperkirakan akan hilang akibat perusakan lingkungan dan degradasi pada 2038. "Tingkat degradasi hutan bakau di Teluk Tomini dalam 20 tahun terakhir, yakni rentang 1990 hingga 2010, mencapai 578,36 hektar pertahun, jika ini terus terjadi maka pada 2038 akan punah," ungkap Rahman Dako, Kepala Program Teluk Tomini di Gorontalo. Ia mengatakan, laju kerusakan sebesar 2,09 persen pertahun itu, setara dengan 826 kali luas lapangan sepak bola, dengan asumsi satu hektar sama dengan 1.428 kali lapangan berukuran 100 kali 70 meter. Ia mengatakan, menyusutnya tumbuhan pesisir yang berfungsi sebagai penahan abrasi dan menjadi habitat bagi aneka satwa itu, lebih banyak disebabkan konversi tambak.
Kurun dua puluh tahun terakhir, sebanyak 10.767,66 hektar, konversi tambak termasuk terjadi di kawasan cagar alam hutan bakau Tanjung Panjang. Sementara itu, dari hasil interpretasi citra landasat tahun 2009-2010, hutan bakau di kawasan itu seluas 16.105,40 hektar. "Luas hutan bakau itu terdistribusi di delapan kabupaten yang tersebar di tiga provinsi dalam kawasan Teluk Tomini," kata dia. Hutan bakau di kawasan Teluk Tomini yang meliputi sebagian Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Provinsi Gorontalo Padahal pada tahun 1990, luas hutan bakau tersebut, masih mencapai 27.672,61 hektar.
Kurun dua puluh tahun terakhir, sebanyak 10.767,66 hektar, konversi tambak termasuk terjadi di kawasan cagar alam hutan bakau Tanjung Panjang. Sementara itu, dari hasil interpretasi citra landasat tahun 2009-2010, hutan bakau di kawasan itu seluas 16.105,40 hektar. "Luas hutan bakau itu terdistribusi di delapan kabupaten yang tersebar di tiga provinsi dalam kawasan Teluk Tomini," kata dia. Hutan bakau di kawasan Teluk Tomini yang meliputi sebagian Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Provinsi Gorontalo Padahal pada tahun 1990, luas hutan bakau tersebut, masih mencapai 27.672,61 hektar.
No comments:
Post a Comment