Tahun ini adalah tahun ke-100 tenggelamnya kapal RMS Titanic, salah satu tragedi paling populer dan legendaris dalam sejarah manusia. Berbagai cara dilakukan untuk memperingati momen itu, mulai dari pemutaran film fiksi dan dokumenter, lelang berbagai benda terkait Titanic, sampai pembukaan museum-museum baru terkait Titanic. Film mini seri Titanic buatan ITV Studios, Inggris, mulai ditayangkan di beberapa negara sejak pekan lalu. Penulis skenario Titanic, Julian Fellowes, mengatakan, film empat seri, yang masing-masing berdurasi satu jam, itu tak berisi kisah cinta seperti film Titanic (1997) versi sutradara James Cameron.
Alih-alih, film ini bercerita tentang perbedaan kelas di antara para penumpang Titanic dan bagaimana mereka menghadapi musibah yang terjadi. ”Di film ini banyak tokoh faktual yang benar-benar ada, dan kami memutuskan untuk memberi mereka kisah nyata,” tutur Fellowes. Film ini ditonton 7,4 juta orang pada penayangan perdananya. Pihak ITV mengatakan, film ini telah dijual ke 95 negara, termasuk China, Hongkong, Malaysia, Singapura, dan Meksiko.
Selain film cerita, jaringan televisi berbayar juga berlomba-lomba menayangkan film dokumenter terkait Titanic sepanjang bulan April. Discovery Channel, misalnya, menayangkan dokudrama The Aftermath, yang mengisahkan keturunan orang-orang yang kehilangan yang mereka cintai dalam tragedi itu. National Geographic Channel menayangkan tak kurang dari tiga film dokumenter. Salah satunya adalah The Final Word, yang menceritakan bagaimana James Cameron mengumpulkan para insinyur, arsitek kapal, dan sejarawan untuk mengungkap misteri tentang bagaimana dan mengapa kapal itu tenggelam.
Dua museum baru terkait Titanic juga dibuka. Satu museum berada di Belfast, Irlandia Utara, tempat Titanic dibuat, dan satu lagi di Southampton, Inggris, tempat kapal itu memulai pelayaran perdana, 10 April 1912. Sekitar 100.000 tiket masuk museum Titanic Belfast telah terjual sebelum museum itu dibuka. Sementara SeaCity Museum di Southampton mulai dibuka. Lelang benda-benda berbau Titanic juga dilangsungkan. Dalam sebuah lelang di London, selembar daftar menu makan siang asli Titanic terjual dengan harga 76.000 poundsterling (Rp 1,1 miliar).
Alih-alih, film ini bercerita tentang perbedaan kelas di antara para penumpang Titanic dan bagaimana mereka menghadapi musibah yang terjadi. ”Di film ini banyak tokoh faktual yang benar-benar ada, dan kami memutuskan untuk memberi mereka kisah nyata,” tutur Fellowes. Film ini ditonton 7,4 juta orang pada penayangan perdananya. Pihak ITV mengatakan, film ini telah dijual ke 95 negara, termasuk China, Hongkong, Malaysia, Singapura, dan Meksiko.
Selain film cerita, jaringan televisi berbayar juga berlomba-lomba menayangkan film dokumenter terkait Titanic sepanjang bulan April. Discovery Channel, misalnya, menayangkan dokudrama The Aftermath, yang mengisahkan keturunan orang-orang yang kehilangan yang mereka cintai dalam tragedi itu. National Geographic Channel menayangkan tak kurang dari tiga film dokumenter. Salah satunya adalah The Final Word, yang menceritakan bagaimana James Cameron mengumpulkan para insinyur, arsitek kapal, dan sejarawan untuk mengungkap misteri tentang bagaimana dan mengapa kapal itu tenggelam.
Dua museum baru terkait Titanic juga dibuka. Satu museum berada di Belfast, Irlandia Utara, tempat Titanic dibuat, dan satu lagi di Southampton, Inggris, tempat kapal itu memulai pelayaran perdana, 10 April 1912. Sekitar 100.000 tiket masuk museum Titanic Belfast telah terjual sebelum museum itu dibuka. Sementara SeaCity Museum di Southampton mulai dibuka. Lelang benda-benda berbau Titanic juga dilangsungkan. Dalam sebuah lelang di London, selembar daftar menu makan siang asli Titanic terjual dengan harga 76.000 poundsterling (Rp 1,1 miliar).
No comments:
Post a Comment