Showing posts with label Kisah-kisah Teladan. Show all posts
Showing posts with label Kisah-kisah Teladan. Show all posts

Saturday, 13 October 2012

Kisah Rasulullah terhadap Orang Kafir dan Tetangga Non Muslim [Kisah]


Kisah dengan Orang Kafir Raksasa
Pada suatu hari di masjid, Rasul kedatangan satu rombongan orang kafir yang meminta untuk bertamu. Mereka berkata, “Kami ini datang dari tempat yang jauh, kami ingin bertamu kepada Engkau, Ya Rasulullah.” Lalu Rasul membawa para ttamu tersebut kepada para sahabatnya. Salah seorang kafir yang bertubuh besar seperti raksasa ditinggal di masjid, karena tidak ada seorang sahabat pun yang mau menerimanya. Dalam kisah itu disebutkan, ia ditinggal di masjid seperti tertinggalnya ampas di dalam gelas. Mungkin para sahabat takut menjamunya, karena membayangkan harus menyediakan jamuan yang  banyak. Lalu Rasul membawa dan menempatkannya di sebuah rumah. Dia diberi jamuan susu dengan mendatangkan tiga ekor kambing dan seluruh susu itu habis diminumnya. Dia juga menghabiskan makanan untuk delapan belas orang, sampai orang yang ditugaskan melayaninya merasa jengkel. Akhirnya pelayan itu menguncinya di dalam. Tengah malam, orang kafir itu menderita sakit perut. Dia hendak membuka pintu tapi pintu itu terkunci. Ketika rasa sakit tidak tertahankan lagi, akhirnya orang itu mengeluarkan kotoran di rumah itu.

Setelah itu, ia merasa malu dan terhina. Seluruh perasaan bergolak dalam pikirannya. Dia menunggu  hingga menjelang subuh dan berharap ada orang yang akan membuka pintu. Pada saat subuh dia mendengar pintu itu terbuka, segera saja dia lari keluar. Yang membuka pintu itu adalah Rasulullah saw. Rasul tahu apa yang terjadi kepada orang kafir itu. Ketika Rasul membuka pintu itu, Rasul sengaja bersembunyi agar orang kafir itu tidak merasa malu untuk meninggalkan tempat tersebut. Ketika orang kafir itu sudah pergi jauh, dia teringat akan jimatnya yang tertinggal di rumah itu. Jalaluddin Rumi berkata, “Nafsu mengalahkan rasa malunya. Keinginan untuk mendapatkan barang yang berharga menghilangkan rasa malunya. “ Akhirnya dia kembali ke rumah itu.

Sementara itu, seorang sahabat membawa tikar yang dikotori oleh orang kafir itu kepada Rasul, “Ya Rasulullah, lihat apa yang dilakukan oleh orang kafir itu!” Kemudian Rasul berkata, “Ambilkan loyang, biar aku bersihkan.” Para sahabat kaget dan berkata, “ ya Rasulullah, engkau adalah Sayyidul Anam. Tanpa engkau tidak akan diciptakan seluruh alam semesta ini. Biarlah kami yang membersihkan kotoran ini. Tidak layak tangan yang mulia seperti tangan membersihkan kotoran ini. “” Tidak, “kata Rasul,” ini adalah kehormatan bagiku. “Para sahabat berkata,” Wahai Nabi yang namanya dijadikan sumpah kehormatan oleh Allah, kami diciptakan untuk berkhidmat kepadamu. Kalau engkau melakukan ini, maka apalah artinya kami ini. ”

Begitu orang kafir itu datang ke tempat itu, dia melihat tangan Rasulullah saw yang mulia sedang membersihkan kotoran yang ditinggalkannya. Orang kafir tidak sanggup menahan emosinya. Ia memukul-mukul kepalanya sambil berkata, “Hai kepala yang tidak mempunyai pengetahuan.” Dia memukul-mukul dadanya sambil berkata, “Wahai hati yang tidak pernah mendapat hidayah.” Dia bergetar ketakutan menahan rasa malu yang luar biasa. Kemudi-an Rasul menepuk bahunya menenangkan dia. Singkat cerita, orang kafir itu masuk Islam.

Kisah dengan Tetangga non-muslim 
Setiap kali Rasulullah SAW hendak pergi ke mesjid untuk melaksanakan Shalat subuh. Tetangganya selalu membuang kotoran di depan pintu rumah beliau. Namun Rasulullah tidak marah dengan perbuatan nista tersebut. Bahkan beliau bersabar untuk membersihkan kotoran tersebut yang kian hari semakin menumpuk saja. Suatu hari, Rasulullah pun melihat tidak ada satupun kotoran di depan pintu rumahnya. Hingga ia pun bertanya tentang hal yang tidak biasanya. Sampai suatu ketika ditemukannya bahwa tetangga tersebut sedang jatuh sakit, dan beliaupun menjenguknya serta memberikan makanan untuk tetangganya itu tanpa sedikitpun rasa dendam. Suatu kisah yang sangat inspiratif dalam menyoal kehidupan bertetangga. Mungkin sebagai manusia biasa tak jarang kita kesal dengan perlakuan seenaknya tetangga kita. Seringkali membuat kehidupan tak akur dengan tetangga. Namun disini Rasulullah mengajarkan betapa kita harus menghormati tetangga sebegitu tidak hormatnya tetangga kepada kita.

Monday, 24 September 2012

Jose Mujica, Presiden Termiskin di Dunia

Sebagai seorang pemimpin sudah tentu ia akan dilimpahi dengan harta kekayaan dan kemewahan. Namun tahukah anda bahwa ada seorang presiden yang diberi gelar sebagai presiden termiskin di dunia. Seorang presiden umumnya hidup penuh dengan kekayaan dan nikmat dengan berbagai fasilitas dan kemudahan yang diberikan. Namun percaya atau tidak, hal ini berbeda dengan seorang presiden ini. Beliau telah mendapat gelar dari rakyatnya sebagai ‘Presiden Paling Miskin di Dunia‘.

Presiden itu bukan di Iran yang seperti selama ini kita tahu, tetapi dia adalah Jose Mujica, Presiden Uruguay dijuluki sebagai “El Presidente Mas Pobre” yang berarti Presiden Termiskin. Ini disebabkan presiden yang berusia 77 tahun ini menyumbangkan hampir seluruh gajinya sebagai orang nomor satu untuk rakyatnya. Jose Mujica mengaku menerima gaji sebesar USD 12.500. Namun ia hanya mengambil USD 1.250 dari gajinya. Alhasil ia pun dianugerahi gelar lain sebagai presiden paling dermawan di dunia.

“Saya baik-baik saja dengan jumlah itu, keraa di Uruguay banyak yang hidup dengan penghasilan yang jauh lebih sedikit dari itu.” tuturnya merendah.

Jose Mujica juga mengajak isterinya yang merupakan seorang senator untuk melakukan hal yang sama. Jose Mujica tinggal di rumah pertanian di Montevideo. Selama dirinya menjadi presiden, pengeluaran terbesar yang pernah ia keluarkan adalah pembelian sebuah mobil Volkswagen Beetle, senilai USD 1.945. Hal positif lain yang patut ditcontoh di masa kepemimpinan Mujica adalah tingkat korupsi yang paling sedikit di antara negara di benua Amerika Selatan. Lelaki yang merupakan mantan pejuang gerilya ini sama sekali tidak memiliki akun bank ataupun hutang. Meski begitu ia mengaku memiliki satu hal berharga yang tidak boleh dibeli oleh uang, yaitu anjingnya, Manuela.

Diketahui, Jose Mujica bukanlah presiden pertama yang menyumbangkan gajinya. Presiden AS John F. Kennedy, menyumbangkan gajinya, hal serupa juga dilakukan Presiden Herbert Hoover. Selayaknya hal ini patut di contoh bagi para pemimpin di dalam negeri kita. Pemimpin yang benar-benar mengabdikan diri dan kekayaannya untuk rakyat. Bukan hanya untuk kekuasaan dan harta.

Wednesday, 8 August 2012

Sederhana, Ajaran Rasul SAW

Beliau menceritakan tentang Fatimah binti Muhammad SAW (Putri dari Rasulullah SAW),

Suatu hari fatimah sedang menumbuk gandum, ia merasa letih, seorang anak Rasullulah saw, seorang anak Nabi besar yang seharusnya hidupnya bisa bermewah"an dan berkecukupan. Suatu ketika Fatimah mengeluh kepada ayah handanya 'Rasulullah SAW', wahai Rasulullah aku letih menumbuk gandum ini ya Rasul, Rasulullah bersabda, aku akan berdoa agar penumbuk gandum ini akan menumbuk sendiri sampai hari kiamat tiba, Rasulullah melanjutkan, tidak akan hilang oleh catatan malaikat keringat yang kau keluarkan hasil menumbuk gandum itu menjadi catatan pahala bagimu..

Jadi bisa di tarik kesimpulan, jika Rasulullah mendoakan agar penumbuk gandum itu mendumbuk sendiri tanpa berhenti hingga hari kiamat, tidak akan ada lagi keringat yang di keluarkan oleh fatimah, itu juga berarti tidak ada lagi catatan pahala untuk keringat yang dikeluarkan oleh fatimah karena menumbuk gandum. Subhanallah!! Sesungguhnya Rasulullah telah memberikan contoh kepada kita, agar kita hidup dengan kesederhanaan, karena sesungguhnya kesederhanaan yang kita lakukan banyak yang berpotensi memberikan catatan pahala bagi kita di catatan malaikat .

Monday, 30 July 2012

Pemulung yang memungut Puluhan Bayi dan Membesarkan dengan Kasih

Kesusahan hidup, tinggal di antara tumpukan sampah, tak menghalangi seorang pemulung jadi penyelamat kehidupan puluhan bayi yang terbuang. Lou Xiaoying, usianya kini sudah renta, 88 tahun. Pada foto di samping, terlihat betapa lemahnya kondisi Lou yang terbaring sakit karena gagal ginjal. Toh, ia adalah wanita juru selamat bagi bayi-bayi yang dibuang orang tua tak bertanggung jawab. Lou dan suami terakhirnya, Li Zin - yang lebih dulu berpulang 17 tahun lalu, pertama kali merawat seorang bayi perempuan pada tahun 1972. "Bayi mungil itu tergeletak di atas tumpukan sampah. Tak lama lagi bakal mati kalau kami tidak segera menyelamatkannya," kenang Lou.

Selama 40 tahun kemudian Lou dan suaminya telah merawat sekitar 30 bayi terbuang. Suami-istri pemulung ini juga dibantu satu-satunya anak perempuan biologis, Zhang Caiying (kini 49 tahun) yang ikut menjaga 'adik-adiknya'. Meskipun usia Lou semakin tua, ia tetap memungut bayi-bayi dari sampah dan merawatnya penuh cinta. Saat ini, masih ada Zhang Qilin (7 tahun) yang dibesarkan Lou dengan bantuan puterinya. "Walau saya sudah tua, saya tidak bisa membiarkan bayi-bayi yang dibuang dan dibiarkan mati di antara sampah oleh orang tuanya. Anak-anak ini membutuhkan kasih sayang dan perhatian. Mereka merupakan harta paling berharga dalam kehidupan manusia. Saya tak mengerti mengapa ada orang tega membuang bayi yang rapuh?" tanya Lou penuh haru.

Lou yang tinggal di propinsi Zhejiang bagian timur sudah dianggap pahlawan lokal oleh penduduk setempat. Sepertinya, ia bukan saja pahlawan di daerahnya, melainkan juga menjadi teladan bagus bagi kita.  Untuk menjadi seorang pahlawan, tak perlu puja-puji atau pengukuhan dari lembaga bikinan manusia. Sebaliknya, menjadi pahlawan adalah melakukan kebaikan tanpa pamrih demi kemanusiaan. Karena upah surga dari Sang Kuasa adalah piagam paling mulia bagi seorang pahlawan.

Catatan
Peraturan di Cina yang diperkenalkan sejak tahun 1978 tentang "Kebijakan perencanaan kelahiran" diklaim oleh pemerintah berhasil mencegah 400 juta kelahiran. Peraturan tersebut juga mengenakan denda bagi penduduk yang melanggar, sekaligus memberi piagam penghargaan dan upah tambahan bagi yang menaati peraturan. Upah bagi penduduk diberikan hingga anak mencapai usia 14 tahun.
Peraturan ini secara tak langsung membatasi kelahiran bayi perempuan. Karena pasangan suami-istri diijinkan memiliki anak kedua bila anak sulung yang lahir ternyata perempuan. Kenyataan ini yang mungkin jadi penyebab banyaknya bayi-bayi perempuan dibuang. Sekitar ribuan bayi perempuan ditelantarkan hingga mati sejak peraturan tersebut berlaku. 
Tindakan ini tentu merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Anehnya, dalam suatu survei di tahun 2008, melaporkan 76% masyarakat mendukung peraturan ini. Masalah populasi menjadi masalah serius di Cina dan banyak negara lainnya. Namun, kebijakan pemerintah yang menghargai hak asasi seharusnya tidak dikesampingkan begitu saja, bukan?
Sumber

Friday, 20 July 2012

100 Dollar dan Kasih Sayang Ibu

Dia adalah seorang anak susah yang terlahir dalam keluarga miskin, ayahnya wafat pada saat usianya tiga tahun, ibunya mencari nafkah dengan mencuci pakaian orang. Maka dia sadar kalau dirinya harus bekerja keras. Pada usia 18 tahun, dia berhasil masuk perguruan tinggi dengan nilai yang tinggi. Demi mencukupi biaya sekolahnya, ibunya pernah menjual darah, namun dia berpura-pura tidak tahu, sebab takut melukai hati ibunya. Dia sendiri pernah menjual darah secara sembunyi-sembunyi tanpa diketahui ibunya, mengangkut batu sampai tangannya berdarah, juga menjual koran, demi sedikit meringankan beban ibunya.

Pada masa liburan musim dingin tahun kedua, dia pulang ke rumah dan melihat ibunya sedang mencuci pakaian orang dalam cuacasangat dingin, kedua tangan ibunya sampai pecah-pecah karena kedinginan. Ibunya berkata: “Pekerjaan lain sulit ditemukan, jadi hanya bisa mencuci pakaian, sehelai pakaian upahnya satu dolar, semua ini adalah pakaian orang kaya, mereka takut pakaiannya rusak kalau mempergunakan mesin cuci.”

Hari itu, ibunya menerima upah kerjanya dan berkata dengan gembira: “Anakku, ibu mendapatkan upah 200 dolar.”

Sambil berkata ibunya merogoh kocek, siapa tahu di dalam koceknya hanya tersisa selembar uang kertas pecahan 100 dolar saja.

Seketika ibunya menjadi panik: “Ibu kehilangan 100 dolar.”

Tanpa berkata banyak, ibunya dengan tergesa-gesa ke luar rumah. Di luar rumah sungguh gelap, angin juga kencang dan turun salju, ibu menelusuri jalan pulang tadi untuk mencari uangnya. Dapat dilihat kalau 100 dolar itu adalah sangat penting baginya.

Itu adalah biaya hidup ibunya selama sebulan, itu adalah uang makannya selama sebulan.

Ibunya sudah ke luar rumah, dia juga mengikuti ibunya ke luar rumah. Di luar sangat gelap, ibunya mempergunakan lampu senter untuk mencari uangnya. Tanpa terasa air matanya mengalir turun.

Benar! Itu adalah upah ibunya mencuci 100 helai pakaian. Dia mencari di halaman rumah, juga mencari di jalan, tetapi tetap saja tidak ditemukan. Jika pun ada, mungkin sudah pun dari tadi dipungut orang lain.

Ibunya bolak balik tiga kali untuk mencari uangnya. Dia berkata kepada ibunya dengan hati pilu: “Ibu, tidak usah cari lagi, nanti sesudah hari terang baru kita cari lagi.”

Namun ibunya tetap bersikeras ingin mencari, cahaya dari lampu senter di kegelapan malam seakan menikam lubuk hatinya dan membuat rasa sakit tiada terhingga.

Dia lalu mengambil 100 dolar dari uang biaya hidup yang diberikan ibunya dan meletakkannya di halaman rumah. Dia beranggapan kalau ini adalah jalan terbaik untuk membebaskan ibunya dari kegalauan.

Ternyata dia mendengar ibunya berkata dengan senang: “Anakku, uang sudah ditemukan.”

Dia berlari ke luar dan ikut bergembira bersama ibunya. Dengan gembira ibu dan anak kembali ke dalam rumah. Ibunya berkata: “Anggap saja tidak ditemukan. Mari, ini untukmu! Kamu harus makan yang lebih baik, lihat! Kamu terlalu kurus.”

Beberapa tahun kemudian, dia tamat kuliah dan mendapatkan pekerjaan yang baik. Dia lalu menjemput ibunya untuk tinggal bersama di kota, sejak itu ibunya tidak perlu lagi mencuci pakaian orang.

Uang kertas pecahan seratus dolar itu, dia tidak pernah merasa rela untuk mempergunakan dan terus disimpannya. Itu adalah uang kertas pecahan seratus dolar yang dicari ibunya semalaman, melambangkan kehangatan dan perasaan penuh kemantapan.

Setelah beberapa tahun kemudian, dia mengungkit hal ini dalam suatu kesempatan, sambil tersenyum berkata kepada ibunya: “Ibu, saya yang menaruh uang kertas pecahan seratus dolar itu di sana.” Namun yang mengejutkannya adalah jawaban ibunya: “Ibu tahu”.

Dengan heran dia bertanya: “Bagaimana ibu bisa tahu?” Ibunya menjawab: “Uang yang ibu dapatkan selalu diberi tanda, ada tulisan 1, 2, 3 di atasnya, sedangkan uang kertas itu tidak ada tanda, apalagi ditemukan di halaman rumah. Ibu tahu kalau itu adalah uang yang kamu taruh karena takut ibu galau. Dalam hati ibu berpikir, karena anak ibu demikian sayang pada ibu, maka ibu tidak boleh mencari lagi, jikalau sudah hilang dan tidak akan ditemukan lagi, kenapa tidak membuat anak ibu tenang hati saja?”

Dia lalu maju memeluk ibunya dengan mata berkaca-kaca.

Sungguh ibu dan anak yang bertautan hati, mereka selalu meninggalkan cinta kasih terhangat kepada pihak lain. Benar sekali, walau pun miskin, namun dengan adanya cinta kasih, maka mereka merupakan orang paling kaya di dunia ini.

Pencarian sehelai uang kertas pecahan seratus dolar ini melambangkan dalamnya kasih sayang antara ibu dan anak.

Tuesday, 17 July 2012

Al-Malikah, dari Pelacur menuju Ahli Surga


Suatu ketika di suatu negeri, hiduplah seoarang wanita bernama Al-Malikah. Dia adalah wanita tunasusila keturunan Bani Israil. Al-Malikah dikenal di negerinya sebagai pelacur kelas atas. Bayaran yang ia peroleh juga cukup tinggi.Kecantikannya sangat terkenal sehingga banyak pemuda yang menyukain ya. Tidak terkecuali seorang pemuda bernama Abid. Abid sebenarnya pemuda miskin yang taat ibadah. Namun kepopuleran paras cantik Al-Malikah di seantero negeri rupanya telah menggoda keimanan sang pemuda untuk mencoba menikmati kecantikan Al-Malikah. Sayangnya untuk bisa bertemu Al-Malikah, Abid harus mengeluarkan biaya sebesar 100 dinar. Karena besarnya uang bayaran itu, Abid harus bekerja sekuat tenaga untuk mengumpulkan uang. Dia ingin bertemu dengan 'pujaan' hatinya. Setelah uang terkumpul, datanglah Abid menemui Al-Malikah.

Namun sesuatu yang mengejutkan terjadi. Ketika Abid telah berada di hadapan Al-Malikah, tiba-tiba tubuhnya menjadi gemetar. Keringat bercucuran keluar dari sekujur tubuhnya. Yang terjadi, sang pemuda justru ingin lari dari tempat itu. Al-Malikah malah menjadi heran dengan tingkah Abid yang mendadak berubah. Ketika Al-Malikah sudah berada di depannya, Abid justru teringat akan Rab-nya. "Aku takut kepada Allah, bagaimana aku mempertanggungjawabkan perbuatan maksiatku nanti," kata Abid. Ucapan Abid yang spontan malah membuat Al-Malikah terkejut. Entah bagaimana, ucapan Abid seakan menjadi wasilah yang memberi kesadaran kepada Al-Malikah. Di luar dugaan, hati Al-Malikah tersentuh oleh ucapan Abid yang polos itu. 

Abid pun lantas pergi menjauh meninggalkan Al-Malikah. Kakinya langsung berjalan seribu langkah. Namun tanpa diduga, belum jauh Abid meninggalkan tempat itu, Al-Malikah mengejar dan menghentikan langkah Abid. Al-Malikah mencegah Abid. Tapi bukan untuk memaksa Abid untuk berzina. Yang dilakukan Al-Malikah justru meminta Abid menikahinya. Perempuan itu tiba-tiba menangis di depan Abid, sambil memohon-mohon. Tentu saja kini giliran tingkah Al-Malikah yang membuat heran Abid. Bahkan dengan nada mengancam, Al-Malikah tidak akan melepaskan langkah Abid sebelum pemuda itu benar-benar berjanji menikahinya. Namun usaha Al-Malikah sia-sia. Abid berhasil menjauh hingga menghilang dari pandangan Al-Malikah. 

Keteguhan iman sang pemuda rupanya telah menawan hati Al-Malikah. Kata-kata keimanan yang keluar dari mulut Abid benar-benar telah membuka hati, mata dan pikiran sang wanita. Usai pertemuan yang awalnya untuk bertransaksi maksiat kepada Allah itu, Al-Malikah bertekad untuk memperbaiki diri dan segera keluar 'lembah hitam' pekerjaannya. Tujuannya tak lain, menyempurnakan benih iman yang mulai tumbuh karena disiram ucapan sang pemuda. Dia pun mencari sang pemuda hingga ke pelosok. Bertahun-tahun Al-Malikah berjalan keluar masuk kampung hanya untuk mencari sosok pemuda teguh iman yang pernah ditemuinya itu. Namun usaha yang dilakukan Al-Malikah kandas. Abid mengetahui jika sang wanita pelacur mencari-cari dirinya. Karena ketakutannya kepada Allah, maka Abid selalu menghindar dan bersembunyi. Karena ketakutannya yang luar biasa kepada Tuhannya itu, hingga membuat Abid pingsan lalu meninggal. 

Kabar meninggalnya Abid ini rupanya sampai juga ke telinga Al-Malikah. Tentu saja kabar itu membuat Al-Malikah syok dan bersedih. Usahanya untuk dapat bersuamikan lelaki saleh harus kandas, sementara benih iman di hatinya baru saja tumbuh.  Al-Malikah lalu bergegas ke rumah tempat disemayamkannya Abid untuk bertakziyah. Tekadnya sudah bulat, memperbaiki diri dan keimanannya. Karena tekadnya itu, Al-Malikah lalu berniat menikahi saudara Abid. Dalam pandangannya, jika ucapan dan perilaku Abid dapat mempengaruhi dirinya, apalagi terhadap saudaranya yang lebih dekat itu. Pastilah, menurut Al-Malikah, saudara Abid juga memiliki keteguhan iman yang tak kalah kokohnya dengan Abid. 

Ternyata saudara Abid menerima permintaan dari sang wanita paras cantik ini. Keduanya pun menikah, meskipun sebenarnya Al-Malikah tahu jika baik Abid maupun saudaranya adalah pemuda miskin. Bagi Al-Malikah yang sudah bertekad kuat, hal itu bukan penghalang. Iman di hati yang telah disiram Abid kini menjadi kekayaannya yang baru. Karena kekayan iman baginya lebih besar dari sekadar kekayaan duniawi.  Al-Malikah lalu hidup berbahagia dengan lelaki saleh, saudara Abid. Dikabarkan, Al-Malikah menjadi salah satu perempuan bani Israil calon penghuni surga. 

Tuesday, 10 July 2012

Ketika Tuhan Menciptakan Wanita

Ketika Tuhan menciptakan Wanita, Malaikat datang dan bertanya,
"Mengapa begitu lama menciptakan Wanita, Tuhan?"
 
Tuhan menjawab,
"Sudahkah engkau melihat setiap detail yang saya ciptakan untuk Wanita?" Lihatlah dua tangannya mampu menjaga banyak anak pada saat bersamaan, punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan, dan semua itu hanya dengan dua tangan".

Malaikat menjawab dan takjub,
"Hanya dengan dua tangan? Tidak mungkin!"

Tuhan menjawab,
"Tidakkah kau tahu, dia juga mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja 18 jam sehari".

Malaikat mendekat dan mengamati Wanita tersebut dan bertanya,
"Tuhan, kenapa Wanita terlihat begitu lelah dan rapuh seolah-olah terlalu banyak beban baginya?"
 
Tuhan menjawab,
"Itu tidak seperti yang kau bayangkan, itu adalah air mata."

"Untuk apa?", tanya Malaikat.

Tuhan melanjutkan,
"Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan, dan kebanggaan, serta Wanita ini mempunyai kekuatan mempesona laki-laki, ini hanya beberapa kemampuan yang dimiliki Wanita. Dia dapat mengatasi beban lebih dari laki-laki, dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri, dia mampu tersenyum saat hatinya menjerit, mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan. Dia berkorban demi orang yang dicintainya, dia mampu berdiri melawan ketidakadilan, dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang, dia girang dan bersorak saat kawannya tertawa bahagia, dia begitu bahagia mendengar suara kelahiran. Dia begitu bersedih mendengar berita kesakitan dan kematian, tapi dia mampu mengatasinya. Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka."

"Cintanya tak bersyarat. Hanya ada satu yang kurang dari Wanita, dia sering lupa betapa berharganya dia..."

Tuesday, 5 June 2012

Kisah nyata keajaiban sedekah dari Yusuf Mansur

Banyak orang yang memiliki penghasilan besar, namun selalu merasa tidak cukup. Bahkan tidak jarang pengeluaran mereka lebih besar dari penghasilan yang didapat. Mungkin diri kita pernah merasakan demikian. Maka instropeksilah, mungkin sedekah yang kita keluarkan terlalu sedikit, sehingga berkah yang Allah berikan juga sekedarnya. Padahal dalam surat Al An’am ayat 160, Allah sudah janji akan melipatgandakan pahala sampai 10 kali lipat bagi mereka yang berbuat kebaikan. Jadi sebetulnya kita tak perlu ragu untuk menyisihkan penghasilan bagi mereka yang membutuhkan. 1 – 1 = 10, itulah ilmu sedekah. Banyak kejadian dibalik fenomena keajaiban sedekah.

Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Yusuf memaparkan beberapa kisah yang Insya Allah mampu meningkatkan keyakinan kita, bahwa Allah pasti akan meliptrgandakan pahala-Nya, bila kita sedekah. Contohlah sebuah kisah tentang seorang supir yang mengeluh karena gajinya terlalu kecil.


Ustadz Yusuf Mansur


“Supir ini datang ke Klinik Spiritual dan Konseling Wisata Hati. Dia bilang gajinya cuma 800 ribu, padahal anaknya lima! Ia ingin gajinya jadi 1,5 juta!” ujar Ustadz Yusuf sambil duduk bersila di permadani.

Dengan bijak, Ustadz Yusuf mengajak supir itu mensyukuri terlebih dahulu apa yang telah didapatkannya selama ini. Kemudian ia menunjukkan surat Al An’am 160 dan surat 65 ayat 7, mengenai anjuran bagi yang kaya untuk membagi kekayaannya dan yang mampu membagi kemampuannya.

Supir itu lantas bertanya,”Kapan ayat-ayat itu dibaca dan berapa kali, Ustad?” “Nah, inilah kelemahan orang kita,” potong Ustadz Yusuf sejenak, “Qur’an hanya untuk dibaca!”

Agak kesal dengan pertanyaan sang supir, Ustadz Yusuf menyuruhnya segera berdiri. Kemudian ia bertanya, ”Maaf… boleh saya tanya pertanyaan yang sifatnya pribadi? ”Supir itu mengangguk. “Nggak bakal tersinggung?” Kembali supir itu mengangguk. “Bawa duit berapa di dompet?” desak Ustadz Yusuf. Supir itu mengeluarkan uangnya dalam dompet, jumlahnya seratus ribu rupiah. Langsung Ustadz Yusuf mengambilnya. “Nah, uang ini akan saya sedekahkan, ikhlas?”

Supir itu menggaruk-garukkan kepalanya, namun sejurus kemudian mengangguk dengan terpaksa. “Dalam tujuh hari kerja, akan ada balasan dari Allah!” “Kalau nggak, Ustad?” “Uangnya saya kembaliin!”

Mulailah sejak itu ia menghitung hari. Hari pertama tidak ada apa-apa, demikian pula hari kedua, bahkan pada hari ketiga uangnya hilang sejumlah 25 ribu rupiah. Rupanya ketika ditanya Ustadz Yusuf tempo hari, sebenarnya ia bawa uang 125 ribu rupiah, namun keselip.

Pada hari keempat supir itu diminta atasannya untuk mengantar ke Jawa Tengah. Selama empat hari empat malam mereka pergi. Begitu kembali, atasannya memberikan sebuah amplop, “Ini hadiah istri kamu yang kesepian di rumah,” begitu katanya.

Ketika amplop itu dibuka, Subhanallah…. Jumlahnya 1,5 juta rupiah. Para dai muda yang menyimak cerita itu terkagum-kagum.

Kemudian Ustadz Yusuf Mansur bertanya, “Siapa yang belum nikah?” serentak hampir semua peserta mengacungkan tangan dengan semangat, seraya bergurau. “Nah, selain untuk memanjangkan umur, mengangkat permasalahan, sedekah juga mampu membuat orang yang belum kimpoi jadi kimpoi, dan yang udah kimpoi…” “kimpoi lagi???” jawab beberapa peserta, kompak! Ustadz Yusuf tertawa, “Yang udah kimpoi… makin sayang…”

Lalu mengalunlah sebuah cerita lain. Ada seorang wanita berusia 37 tahun yang belum menikah mengikuti seminarnya. Setelah mendengarkan faedah sedekah, wanita itu lantas pergi ke masjid terdekat dari rumahnya dan bertanya pada penjaga masjid itu, “Maaf, Pak… kira-kira masjid ini butuh apa? Barangkali saya bisa bantu…” “Oh, kebetulan. Kami sedang melelang lantai keramik masjid. Semeternya 150 ribu…” Wanita itu menarik sejumlah uang dari sakunya, yang berjumlah 600ribu. Tanpa pikir panjang ia membeli empat meter persegi lantai tersebut,”Mudah-mudahan hajat saya terkabul…” harapnya.

Subhanallah… Allah menunjukkan keagungan-Nya. Minggu itu juga datang empat orang melamarnya! “Itulah sedekah!”

Ustadz Yusuf menantang mata peserta,”Sulit akan menjadi mudah, berat menjadi ringan… asal kita sedekah!”

Sebuah kisah unik lainnya terjadi. Suatu hari, seorang wartawan mengajak Ustadz Yusuf ke Semarang, hanya untuk berpose dengan sebuah mobil Mercedez New Eyes E 200 Compresor baru. Tak ada yang istimewa dengan mobil itu kecuali harganya yang mahal, sekitar 725 juta rupiah, dan… mobil itu milik seorang tukang bubur keliling!

Loh, bagaimana bisa seorang tukang bubur punya mercy? Bisa aja kalau Allah berkehendak. Tukang bubur itu tentunya tak pernah bermimpi bisa memiliki sebuah mobil Mercedez baru. Namun kepeduliannya kepada orang tua, justru membuatnya kejatuhan bulan.

Karena orang tuanya ingin naik haji, tukang bubur itu giat sedekah. Ia sengaja menyediakan kaleng kembalian satu lagi, khusus uang yang ia sedekahkan. Yang kemudian ia tabung di sebuah bank. Ketika tabungannya itu telah mencapai 5 juta, ia mendapatkan satu poin memperebutkan sebuah mobil mercy. Dan si tukang bubur itulah yang memenangkan hadiah mobil tersebut.

Karena tak mampu membayar pajaknya sebesar 25%, seorang Ustadz bernama Hasan, pemilik Unisula, membantunya. Maka, jadilah mobil itu milik tukang bubur.

Kisah terakhir, tentang hutang 100juta yang lunas hanya dengan sedekah 100 ribu rupiah. Orang ini mendengarkan ceramah seorang Ustadz yang mengatakan, kalau sedekah itu dapat membeli penyakit, dapat membayar hutang, dan dapat menyelesaikan masalah. Teringat hutangnya sejumlah 100 juta, ia menyedekahkan uang yang ada, sebesar 100 ribu.

Dalam hatinya ia berharap hutangnya dapat cepat lunas. “Dan… Allah mengabulkan doanya secepat kilat. Begitu pulang dari pengajian, saat menyebrang jalan, orang itu tertabrak mobil dan lunaslah hutangnya!” seru Ustadz Yusuf Mansyur berapi-api.

Semua peserta melongo kemudian tertawa. Hampir semua menebak orang itu meninggal, sehingga si pemilik piutang mengikhlaskan hutangnya.

“Nggak!” koreksi Ustadz Yusuf Mansur cepat, “Dia cuma pingsan. Kebetulan yang nabrak orang kaya. Selain dibawa ke rumah sakit, dia juga melunasi hutangnya!”

Itulah… Allah punya cara tersendiri untuk menolong hamba-Nya. Selain memberikan materi tentang sedekah, Ustadz muda berkulit putih ini juga memberikan masukan dan saran tentang bagaimana tampil yang baik di hadapan audience (baik di televisi ataupun di ruangan), di antaranya mengajarkan teknik memotong materi (untuk commercial break) yang baik, sehingga pemirsa televisi enggan mengganti saluran dan tetap menunggu sampai iklan berakhir, lalu cara melibatkan emosi audience, melibatkan orang sekitar acara (baik outsider, maupun insider), intonasi suara, melakukan atraksi menarik, dan sebagainya.


Begitulah masbro, kisah nyata keajaiban sedekah dari Yusuf Mansur, semoga kita menjadi bagian dari para ahli sedekah yang ikhlas dan mengingat Allah saja dalam bersedekah.

Gadis yang baik hati Gemparkan Cina

Seorang warga China bernama Feng Nao menunjukkan perbuatan seorang gadis yang cantik dan berhati mulia. Kisah di dalam gambar ini: "Hujan lebat turun secara tiba-tiba, seorang lelaki tua yang kurang upaya (cacat) tidak berdaya bergelut di dalam hujan lebat untuk menyelamatkan diri. Ketika itu seorang gadis cantik yang membawa payung bergegas berlari di dalam hujan lebat untuk memberi perlindungan dan menjaga orang tua kurang upaya itu. Walaupun payung itu tidak cukup untuk melindungi diri orang tua itu daripada dibasahi hujan lebat, namun gadis itu tetap berada di sisi lelaki tua itu di dalam derasnya hujan, dan ini menjadi adegan yang paling indah di dalam hujan lebat itu. Berikut galeri fotonya :
Seorang lelaki berpakaian seragam (di dalam bulatan) sekadar memerhatikan dari jauh.


Walaupun payung itu tidak mampu menghalang lelaki tua ini, gadis ini tetap terus melindunginya dan melakukan hal terbaik yang ia mampu, tanpa memperhatikan kondisi dia sendiri. Tampak di gambar dia pun sudah basah kehujanan.

Dengan perlahan kakek ini merayap mencari perlindungan dari hujan. dan gadis ini tetap gigih menemani sang kakek.

Tuesday, 10 January 2012

Bright vs Inferior IQ [Kisah 2 Murid]


»Di suatu padepokan di Tiongkok pernah hidup seorang GURU yang sangat dihormati karena tegas dan jujur.

» Suatu hari, 2 murid menghadap GURU. Mereka bertengkar hebat dan nyaris beradu fisik.

» Keduanya berdebat tentang hitungn 3x7.

Murid pandai mengatakan hasilnya 21,

Murid bodoh bersikukuh mengatakan hasilnya 27.

» Murid bodoh menantang murid pandai untuk meminta GURU sebagai Jurinya untuk mengetahui siapa yang benar diantara mereka , sambil si bodoh mengatakan : "jika saya yg benar 3 x 7 = 27 maka engkau harus mau di cambuk 10 kali oleh GURU , tetapi kamu yg benar ( 3 x 7 = 21 ) maka saya bersedia untuk memenggal kepala saya sendiri ha ha ha ....." demikian si bodoh menantang dgn sangat yakin dgn pendapatnya .

"Katakan GURU mana yg benar ?"
tanya murid bodoh

Ternyata GURU memvonis cambuk 10x bagi murid yg pandai (orang yg menjawab 21).

Si murid pandai protes .

Sang GURU menjawab,

"Hukuman ini Bukan utk hasil hitunganmu, tapi untuk KETIDAK ARIFANmu yg
mau-maunya berdebat dgn orang
bodoh yg tidak tau kalo 3x7 adalah 21!!"

Guru melanjutkan : lebih baik melihatmu dicambuk dan menjadi ARIF daripada GURU harus melihat 1 nyawa terbuang sia sia !

Pesan Moral,

Jika kita sibuk memperdebatkn sesuatu yg tak berguna,

berarti kita juga sama salahnya atau bahkan lebih salah daripada orang yg memulai perdebatan,

Sebab dengan sadar kita membuang waktu & energi untuk hal yg tidak perlu.

»Bukankah kita sering mengalaminya?
Bisa terjadi dengan pasangan hidup, tetangga atau kolega.

» Berdebat atau Bertengkar untuk hal yang tidak ada gunanya, hanya akan menguras energi percuma.

»Ada saatnya untuk kita diam untuk menghindari perdebatan atau pertengkaran yang sia-sia.

»Diam bukan berarti kalah, bukan?!

Friday, 30 December 2011

Memperoleh dan Kehilangan (Kisah)


Ada seorang pemuda menginginkan dalam segala hal lebih super daripada orang-orang di sekitarnya. Dia sangat menginginkan menjadi seorang dosen yang terkenal. Bertahun-tahun kemudian, dalam segala aspek dia mendapat kemajuan dengan pesat, tetapi di dalam pelajaran tidak ada kemajuan yang memuaskan.  Dia merasa sedih, lalu pergi menemui seorang professor dan meminta pertolongannya. Setelah mendengar ceritanya, professor ini berkata, “Ayo kita sama-sama mendaki gunung, setelah sampai di puncak gunung engkau akan tahu apa yang harus engkau lakukan.”

Di gunung banyak batu kristal dan batu-batu kecil yang cantik dan menarik perhatian orang. Professor ini setiap melihat batu-batu kecil yang indah dan menarik akan memungut dan memasukkannya kedalam tas ranselnya pemuda ini. Tidak berapa lama kemudian pemuda  sudah tidak tahan lagi, memandang ke puncak gunung yang masih jauh. Akhirnya dia menghentikan langkah kakinya, memandang professor ini dan berkata, “Professor, kenapa saya harus memikul ransel ini? Jika terus saya pikul, jangankan sampai ke puncak, bergerak saja saya sudah tidak mampu lagi, benarkan? Jadi apa yang harus saya lakukan?”

Professor sambil tersenyum berkata, “Jika memang demikian, kenapa engkau tidak letakkan saja? Memikul batu mana mungkin bisa mendaki sampai ke puncak?” kata professor sambil mengelus jenggotnya. Setelah mendengar perkataan professor, pemuda ini langsung tersadar, dengan gembira dia mengucapkan terima kasih kepada professor dan berjalan pergi. Sejak saat itu dia maju dengan pesat dan mendapatkan beasiswa serta akhirnya menjadi seorang dosen.

Pada kenyataannya, “memperoleh” bagi orang yang pernah kehilangan adalah suatu kompensasi seperti sebuah timbangan. Jika kita tidak pernah merasakan kehilangan maka kita tidak akan menghargai ketika kita memperolehnya. Begitulah keajaiban Tuhan menciptakan segala mahluk hidup ini. Saat Dia membiarkan kita memperoleh sesuatu, pada saat bersamaan kita juga akan kehilangan sesuatu. 

Monday, 12 December 2011

Arti Kasih Sayang [Story]

Peter dan Tina sedang duduk bersama di taman kampus tanpa melakukan apapun, hanya memandang langit sementara sahabat-sahabat mereka sedang asik bercanda ria dengan kekasih mereka masing-masing.

Tina: "Duh bosen banget. Aku harap aku juga punya pacar yang bisa berbagi waktu denganku."

Peter: "Kayaknya cuma tinggal kita berdua deh yang jomblo. cuma kita berdua saja yang tidak punya pasangan sekarang."
(keduanya mengeluh dan berdiam beberapa saat)

Tina: "Kayaknya aku ada ide bagus deh. kita adakan permainan yuk?"

Peter: "Eh? permainan apaan?"

Tina: " Eng. .. gampang sih permainannya. Kamu jadi pacarku dan aku jadi pacarmu tapi hanya untuk 100 hari saja. gimana menurutmu?"

Peter: "Baiklah.... lagian aku juga gada rencana apa-apa untuk beberapa bulan ke depan."

Tina: "Kok kayaknya kamu gak terlalu niat ya... semangat dong! hari ini akan jadi hari pertama kita kencan. Mau jalan-jalan kemana nih?"

Peter: "Gimana kalo kita nonton saja? Kalo gak salah film The Troy lagi maen deh. katanya film itu bagus"

Tina: "OK dech.... Yuk kita pergi sekarang. tar pulang nonton kita ke karaoke ya... ajak aja adik kamu sama pacarnya biar seru."

Peter : "Boleh juga..."
(mereka pun pergi nonton, berkaraoke dan Peter mengantarkan Tina pulang malam harinya)

Hari ke 2:
Peter dan Tina menghabiskan waktu untuk ngobrol dan bercanda di kafe, suasana kafe yang remang-remang dan alunan musik yang syahdu membawa hati mereka pada situasi yang romantis. Sebelum pulang Peter membeli sebuah kalung perak berliontin bintang untuk Tina.

Hari ke 3:
Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencari kado untuk seorang sahabat Peter. Setelah lelah berkeliling pusat perbelanjaan, mereka memutuskan membeli sebuah miniatur mobil mini. Setelah itu mereka beristirahat duduk di foodcourt, makan satu potong kue dan satu gelas jus berdua dan mulai berpegangan tangan untuk pertama kalinya.

Hari ke 7:
Bermain bowling dengan teman-teman Peter. Tangan tina terasa sakit karena tidak pernah bermain bowling sebelumnya. Peter memijit-mijit tangan Tina dengan lembut.

Hari ke 25:
Peter mengajak Tina makan malam di Ancol Bay . Bulan sudah menampakan diri, langit yang cerah menghamparkan ribuan bintang dalam pelukannya. Mereka duduk menunggu makanan, sambil menikmati suara desir angin berpadu dengan suara gelombang bergulung di pantai. Sekali lagi Tina memandang langit, dan melihat bintang jatuh. Dia mengucapkan suatu permintaan dalam hatinya.

Hari ke 41:
Peter berulang tahun. Tina membuatkan kue ulang tahun untuk Peter. Bukan kue buatannya yang pertama, tapi kasih sayang yang mulai timbul dalam hatinya membuat kue buatannya itu menjadi yang terbaik. Peter terharu menerima kue itu, dan dia mengucapkan suatu harapan saat meniup lilin ulang tahunnya.

Hari ke 67:
Menghabiskan waktu di Dufan. Naik halilintar, makan es krim bersama,dan mengunjungi stand permainan. Peter menghadiahkan sebuah boneka teddy bear untuk Tina, dan Tina membelikan sebuah pulpen untuk Peter.

Hari ke 72:
Pergi Ke PRJ. Melihat meriahnya pameran lampion dari negeri China .. Tina penasaran untuk mengunjungi salah satu tenda peramal. Sang peramal hanya mengatakan "Hargai waktumu bersamanya mulai sekarang", kemudian peramal itu meneteskan air mata.

Hari ke 84:
Peter mengusulkan agar mereka refreshing ke pantai. Pantai Anyer sangat sepi karena bukan waktunya liburan bagi orang lain. Mereka melepaskan sandal dan berjalan sepanjang pantai sambil berpegangan tangan, merasakan lembutnya pasir dan dinginnya air laut menghempas kaki mereka. Matahari terbenam, dan mereka berpelukan seakan tidak ingin berpisah lagi.

Hari ke 99:
Peter memutuskan agar mereka menjalani hari ini dengan santai dan sederhana. Mereka berkeliling kota dan akhirnya duduk di sebuah taman kota .

15:20 pm
Tina: "Aku haus.. Istirahat dulu yuk sebentar." 
Peter: "Tunggu disini, aku beli minuman dulu. Aku mau teh botol saja. Kamu mau minum apa?"
Tina: "Aku saja yang beli. kamu kan capek sudah menyetir keliling kota hari ini. Sebentar ya" Peter mengangguk. kakinya memang pegal sekali karena dimana-mana Jakarta selalu macet.

15:30 pm
Peter sudah menunggu selama 10 menit and Tina belum kembali juga. Tiba-tiba seseorang yang tak dikenal berlari menghampirinya dengan wajah panik.
Peter : " Ada apa pak?"
Orang asing: " Ada seorang perempuan ditabrak mobil. Kayaknya perempuan itu adalah temanmu"

Peter segera berlari bersama dengan orang asing itu. Disana, di atas aspal yang panas terjemur terik matahari siang,tergeletak tubuh Tina bersimbah darah, masih memegang botol minumannya. Peter segera melarikan mobilnya membawa Tina ke rumah sakit terdekat. Peter duduk diluar ruang gawat darurat selama 8 jam 10 menit. Seorang dokter keluar dengan wajah penuh penyesalan.


23:53 pm
Dokter: "Maaf, tapi kami sudah mencoba melakukan yang terbaik. Dia masih bernafas sekarang tapi Yang kuasa akan segera menjemput. Kami menemukan surat ini dalam kantung bajunya."

Dokter memberikan surat yang terkena percikan darah kepada Peter dan dia segera masuk ke dalam kamar rawat untuk melihat Tina. Wajahnya pucat tetapi terlihat damai. Peter duduk disamping pembaringan tina dan menggenggam tangan Tina dengan erat. Untuk pertama kali dalam hidupnya Peter merasakan torehan luka yang sangat dalam di hatinya. Butiran air mata mengalir dari kedua belah matanya. Kemudian dia mulai membaca surat yang telah ditulis Tina untuknya.
Dear Peter...
ke 100 hari kita sudah hampir berakhir.
Aku menikmati hari-hari yang kulalui bersamamu.
Walaupun kadang-kadang kamu jutek dan tidak bisa ditebak,
tapi semua hal ini telah membawa kebahagiaan dalam hidupku.
Aku sudah menyadari bahwa kau adalah pria yang berharga dalam hidupku.
Aku menyesal tidak pernah berusaha untuk mengenalmu lebih dalam lagi
sebelumnya. Sekarang aku tidak meminta apa-apa, 
hanya berharap kita bisa memperpanjang hari-hari
kebersamaan kita. Sama seperti yang kuucapkan pada bintang jatuh malam itu
di pantai, Aku ingin kau menjadi cinta sejati dalam hidupku. Aku ingin menjadi
kekasihmu selamanya dan berharap kau juga bisa berada disisiku seumur
hidupku. Peter, aku sangat sayang padamu.

23:58
Peter: "Tina, apakah kau tahu harapan apa yang kuucapkan dalam hati saat meniup lilin ulang tahunku?
Aku pun berdoa agar Tuhan mengijinkan kita bersama-sama selamanya.. Tina, kau tidak bisa meninggalkanku! hari yang kita lalui baru berjumlah 99hari! Kamu harus bangun dan kita akan melewati puluhan ribu hari bersama-sama! Aku juga sayang padamu, Tina. Jangan tinggalkan aku, jangan biarkan aku kesepian! Tina, Aku sayang kamu...!"

Jam dinding berdentang 12 kali.... jantung Tina berhenti berdetak. Hari itu adalah hari ke 100...

Katakan perasaanmu pada orang yang kau sayangi sebelum terlambat. Kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok. Kau tidak akan pernah tahu siapa yang akan meninggalkanmu dan tidak akanpernah kembali lagi.

Friday, 4 November 2011

Percakapan Rasulullan & Iblis

Allah SWT telah memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis supaya dia menghadap Rasulullah SAW untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disukai maupun yang dibencinya. Hikmatnya ialah untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai peringatan dan perisai kepada umat manusia.

Maka Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan berkata, "Hai Iblis! Bahwa Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberi perintah untuk menghadap Rasulullah SAW. Hendaklah engkau buka segala rahasiamu dan apapun yang ditanya Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan sebenar-benarnya. Jikalau engkau berdusta walau satu perkataan pun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu, serta disiksa dengan azab yang amat keras."
 

Dialog Iblis dengan Rasulullah SAW
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan. Maka segeralah dia menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai, panjangnya seperti ekor lembu.

Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah SAW. Maka sambut Iblis (alaihi laknat),

"Ya Rasulullah! Mengapa engkau tidak mejawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?" Maka jawab Nabi dengan marah, "Hai Aduwullah seteru Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Janganlah mencoba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam a.s sehingga keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qabil dengan sebab hasutanmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap beracun ketika dia sedang sujud sembahyang hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.

Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wajalla, cuma salammu saja aku tidak hendak menjawabnya karena diharamkan Allah. Maka aku kenal baik-baik engkaulah Iblis, raja segala iblis, syaitan dan jin yang menyamar diri. Apa kehendakmu datang menemuiku?"

Taklimat Iblis, "Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Karena engkau adalah Khatamul Anbiya maka dapat mengenaliku. Kedatanganku adalah diperintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, tiadalah aku berani menyembunyikannya."

Maka Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata, "Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatah pun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu."

Apabila mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah satu peluangku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar oleh sekalian sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai kepada seluruh umatku.


Pertanyaan Nabi (1):
"Hai Iblis! Siapakah sebesar-besar musuhmu dan bagaimana aku terhadapmu?"

Jawab Iblis:
"Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara segala musuhku di muka bumi ini."

Maka Nabi pun memandang muka Iblis, dan Iblis pun menggeletar karena ketakutan. Sambung Iblis, "Ya Khatamul Anbiya! Ada pun aku dapat merubah diriku seperti sekalian manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suara pun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah.

Kiranya aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu. Aku cabut iktikad / niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu jugalah aku berusaha menarik mereka kepada kafir, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku."


Pertanyaan Nabi (2):
"Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu kepada makhluk Allah?"

Jawab Iblis:
"Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, terbuai dengan makan minum, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda daripada emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan haram.

Demikian juga ketika pesta yang bercampur antara lelaki dan perempuan. Disana aku lepaskan sebesar-besar godaan supaya hilang peraturan dan minum arak. Apabila terminum arak itu maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga kepada pekerjaan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.

Apabila mereka teringat akan salah mereka lalu hendak bertaubat atau berbuat amal ibadat, aku akan rayu mereka supaya mereka menangguhkannya. Bertambah keras aku goda supaya menambahkan maksiat dan mengambil isteri orang. Bila kena goda hatinya, datanglah rasa ria, takabur, megah, sombong dan melengahkan amalnya. Bila pada lidahnya, mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat."


Pertanyaan Nabi (3):
"Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambahkan laknat yang besar serta siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?"

Jawab Iblis:
"Semuanya itu adalah anugerah daripada Allah Yang Maha Besar juga. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa Diriku telah beribu-ribu tahun menjadi ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke satu langit yang tinggi. Kemudian Aku tinggal di dunia ini beribadat bersama sekalian Malaikat beberapa waktu lamanya.

Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan lelaki (Nabi Adam) lalu dititahkan seluruh Malaikat memberi hormat kepada lelaki itu, kecuali aku yang ingkar. Oleh karena itu Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu bertukar menjadi keji dan kelam. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikurniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.

Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah Khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itu pun aku masih tidak puas hati dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga Hari Kiamat.

Sebelum Engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia serta tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadat serta balasan pahala dan syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia, dan memberitahu manusia yang lain aripada apa yang sebenarnya aku dapatkan, dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid'ah dan carut-marut.

Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak dibenarkan oleh Allah untuk naik ke langit serta mencuri rahasia, kerana banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku berkeras juga hendak naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tenteraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu. Maka besarlah kesusahanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut."


Pertanyaan Nabi (4):
"Hai Iblis! Apakah yang pertama engkau tipu dari manusia?"

Jawab Iblis:
"Pertama sekali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir juga ada dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, aku akan tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikut kemauan jalanku"


Pertanyaan Nabi (5):
"Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, bagaimana keadaanmu?"

Jawab Iblis:
"Sebesar-besarnya kesusahanku. Gementarlah badanku dan lemah tulang sendiku. Maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda seorang manusia, pada setiap anggota badannya.

Setengah-setengahnya datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, terlupa bilangan rakaatnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, sentiasa hendak cepat habis sholatnya, hilang khusyuknya - matanya sentiasa menjeling ke kiri kanan, telinganya senantiasa mendengar orang bercakap serta bunyi-bunyi yang lain. Setengah Iblis duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya dia tidak kuasa sujud berlama-lama, penat atau duduk tahiyat dan dalam hatinya senantiasa hendak cepat habis sholatnya, itu semua membawa kepada kurangnya pahala. Jika para Iblis itu tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan seberat-berat hukuman."


Pertanyaan Nabi (6):
"Jika umatku membaca Al-Quran karena Allah, bagaimana perasaanmu?"

Jawab Iblis:
"Jika mereka membaca Al-Quran karena Allah, maka rasa terbakarlah tubuhku, putus-putus segala uratku lalu aku lari daripadanya."


Pertanyaan Nabi (7):
"Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?"

Jawab Iblis:
"Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya."


Pertanyaan Nabi (8):
"Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?"

Jawab Iblis:
"Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya kepadaku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatatkan dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam mendoakan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemuliaan orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya, serta dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa barulah aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasa."


Pertanyaan Nabi (9):
"Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?"

Jawab Iblis:
"Seluruh sahabatmu juga adalah sebesar - besar seteruku. Tiada upayaku melawannya dan tiada satu tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata: "Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk."

Saidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a'zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar. Tambahan pula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan anaknya, Saiyidatina Aisyah yang juga banyak menghafadz Hadits-haditsmu.

Saidina Umar Al-Khattab pula tidaklah berani aku pandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah segala tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan, "Jikalau adanya Nabi sesudah aku maka Umar boleh menggantikan aku", karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar 'Al-Faruq'.

Saidina Usman Al-Affan lagi, aku tidak bisa bertemu, karena lidahnya senantiasa bergerak membaca Al-Quran. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak dua kali. Karena taatnya, banyak Malaikat datang melawat dan memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan, "Barang siapa menulis Bismillahir rahmanir rahim pada kitab atau kertas-kertas dengan dakwat merah, nescaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid."

Saidina Ali Abi Talib pun itu aku sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadat serta beliau adalah golongan orang pertama memeluk agama Islam dan tidak pernah menundukkan kepalanya kepada sebarang berhala. Bergelar 'Ali Karamullahu Wajhahu' - dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga 'Harimau Allah' dan engkau sendiri berkata, "Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya." Tambahan pula dia menjadi menantumu, semakin aku ngeri kepadanya."


Pertanyaan Nabi (10):
"Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku?"

Jawab Iblis:
"Umatmu itu ada tiga macam. Yang pertama seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah serta meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril a.s, "Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat." Yang kedua umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal soleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga umatmu seperti Firaun; terlampau tamak dengan harta dunia serta dihilangkan amal akhirat. Maka akupun bersukacita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku hela ke mana saja mengikuti kehendakku. Jadi dia senantiasa bimbang kepada dunia dan tidak hendak menuntut ilmu, tiada masa beramal ibadat, tidak hendak mengeluarkan zakat, miskin hendak beribadat.

Lalu aku goda agar minta kaya dulu, dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka dilupakan beramal, tidak berzakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia senantiasa bimbang akan hartanya dan setengahnya asyik hendak merebut dunia harta, bercakap besar sesama Islam, benci dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk jalan maksiat, tempat judi dan perempuan lacur."

Pertanyaan Nabi (11):
"Siapa yang serupa dengan engkau?"

Jawab Iblis:
"Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang belajar agama Islam."


Pertanyaan Nabi (12):
"Siapa yang mencahayakan muka engkau?"

Jawab Iblis:
"Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu, pemungkir janji."


Pertanyaan Nabi (13):
"Apakah rahasia engkau kepada umatku?"

Jawab Iblis:
"Jika seorang Islam pergi buang air besar serta tidak membaca doa pelindung syaitan, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari."


Pertanyaan Nabi (14):
"Jika umatku bersatu dengan isterinya, bagaimana hal engkau?"

Jawab Iblis:
"Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya serta membaca doa pelindung syaitan, maka larilah aku dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya, dan bercampurlah benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak maka anak itu akan gemar kepada pekerjaan maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku yang dahulu makan daripadanya. Walaupun mereka makan, tiadalah merasa kenyang."


Pertanyaan Nabi (15):
"Dengan jalan apa dapat menolak tipu daya engkau?"

Jawab Iblis:
"Jika dia berbuat dosa, maka dia kembali bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah segeralah mengambil air wudhu', maka padamlah marahnya."


Pertanyaan Nabi (16):
"Siapakah orang yang paling engkau lebih sukai?"

Jawab Iblis:
Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu."


Pertanyaan Nabi (17):
"Hai Iblis! Siapakah saudara engkau?"

Jawab Iblis:
"Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka (mendusin) di waktu subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian jua pada waktu zuhur, asar, maghrib dan isya', aku beratkan hatinya untuk sholat."


Pertanyaan Nabi (18):
"Apakah jalan yang membinasakan diri engkau?"

Jawab Iblis:
"Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Quran dan sholat tengah malam."


Pertanyaan Nabi (19):
"Hai Iblis! Apakah yang memecahkan mata engkau?"

Jawab Iblis:
"Orang yang duduk di dalam masjid serta beriktikaf di dalamnya"


Pertanyaan Nabi (20):
"Apa lagi yang memecahkan mata engkau?"

Jawab Iblis:
"Orang yang taat kepada kedua ibu bapanya, mendengar kata mereka, membantu makan pakaian mereka selama mereka hidup, karena engkau telah bersabda, 'Syurga itu di bawah tapak kaki ibu'"

Saturday, 29 October 2011

Menerima Kesalahan dan Mulai Menghargai

Sudah berpuluh tahun telah berlalu, namun masih terbayang jelas kenangan indah berikut ;

Suatu malam, Mama yang bangun sejak pagi, bekerja keras sepanjang hari membereskan rumah tanpa pembantu, jam tujuh malam Mama selesai menghidangkan makan malam papa yang sangat sederhana berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi.

Sayangnya karena mengurusi adik yang merengek, tempe dan telor gorengnya sedikit gosong !, saya melihat mama sedikit panik, tapi tidak bisa berbuat banyak, minyak gorengnya sudah habis.

Kami menunggu dengan tegang apa reaksi Papa yang pulang kerja, pasti sudah capek melihat makan malamnya hanya tempe dan telur gosong.
Luar biasa !

Papa dengan tenang menikmati dan memakan semua yang disiapkan mama dengan tersenyum, dan bahkan berkata; " mama terima kasih !", dan papa terus menanyakan kegiatan saya dan adik di sekolah.

Selesai makan, masih di meja makan, saya mendengar mama meminta maaf karena telor dan tempe yang gosong itu, dan satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah apa yang papa katakan:

"Sayang, aku suka telor dan tempe yang gosong."

Sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur kepada Papa, saya bertanya apakah Papa benar-benar menyukai telur dan tempe gosong ?".

Papa memeluk saya erat dengan kedua lengannya yang kekar dan berkata "Anakku, Mama sudah bekerja keras sepanjang hari dan dia benar-benar sudah capek, Jadi sepotong telor dan tempe yang gosong tidak akan menyakiti siapa pun kok!"

Ini pelajaran yang saya praktekkan di tahun-tahun berikutnya; " Belajar menerima kesalahan orang lain, dan memilih untuk tetap menghargai dan merayakannya !", adalah satu kunci yang sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan yang sehat, bertumbuh dan abadi .

Bahwa kesalahan bukanlah mesti dijadikan sasaran tembak menyakitkan orang yang kita sayangi, tetapi justru menjadi pintu masuk menyatakan sikap sayang dan membukakan pintu maaf.

Thursday, 27 October 2011

Kisah Inspirasi "Susahnya Mencai Pekerjaan"

Kisah 1

Sejak SMA, Saya selalu denger dari orang-orang, dari om, tante, dan kakak saya sendiri, kalo nyari kerja dizaman sekarang itu susah. karena masi belum kepikiran untuk kerja, saya yang mendengarnya tidak menghiraukan perkataan itu.

Mulai kuliah , bapak saya meninggal, jadi mau tidak mau, saya mesti cari duit agar tetep bisa lanjutin kuliah. Demi melanjutkan kecintaan saya akan ilmu pengetahuan dalam bidang yang saya ambil, saya memutuskan untuk kuliah sambil kerja. Disaat itu, saya berniat melamar kerja, dan bertanya lowongan pekerjaan ke teman saya, tapi temen saya malah nyeletuk. bilang gini: "nyari kerja itu susah apalagi kalo ijazah masi sma". Dan saya mikir dan bertanya-tanya dalam hati "emang bener ya?".

Tapi karena kebutuhan yang mendesak, saya pun tetep gigih untuk melamar kerja, ga peduli mau kerja apa yang penting bisa tetep kuliah. Sudah tiga kali saya menaro lamaran ke tempat yang berbeda, tapi hasilnya nihil. dan saya berpikir dalam hati "ternyata benar ya nyari kerja itu susah".

Namun itu tidak membuat saya menyerah, saya pun tetap menaro lamaran di beberapa tempat. Dan akhirnya saya dapat kerjaan sbagai assisten tutor bahasa inggris di kumon institute. hingga sekarang sudah bisa membiayai kuliah sampai lulus, dan sekarang saya pun masih bekerja disitu.

Kisah 2

Suatu hari, ada anak muda duduk murung di depan pintu istana kerajaan. Lalu tiba-tiba keluarlah seorang raja yang sangat berwibawa dan sudah tua umurnya 80 tahun. Raja pun menghampiri pemuda tersebut, “kenapa nak?”. “Saya sedih pak, tidak punya uang, saya orang miskin, nasib saya jelek sekali , rumah pun tidak punya”.

Mendengar ratapan itu, sang raja tersenyum bijak, “Hmm, seharusnya kau tidak perlu bermuram durja seperti itu. Justru kau harus gembira karena sesungguhnya engkau sangat kaya...” Pemuda itu terhenyak. “Apa Tuan bilang? Saya ini sangat kaya? Tolong tuan jangan permainkan saya!” Ujar si pemuda kesal. “Ha ha ha, jangan marah2 dulu, Akan kubuktikan sesungguhnya kau kaya raya,” ungkap sang Raja. “Jawab pertanyaanku...jika aku bayar 10 juta, maukah kau menukar kesehatan badanmu, dan besok kamu menderita sakit?”. “Saya tidak mau..!” jawab si pemuda tegas. “Baik aku naikkan penawaranku. Jika aku bayar 50 juta, maukah kau menukar keremajaanmu dan besok kau berubah menjadi kakek-kakek sepertiku?” “Gila, aku tidak mau jadi tua” jawab si pemuda. “Baik, aku tambah lagi!, sekarang aku bayar kau 100 juta, asal kau mau menukar otak dan kebijaksanaanmu dan besok kamu berubah menjadi orang bodoh dan idiot?” tanya sang kakek. “TIDAK MAU, Buat apa hidup kalau tidak punya otak.

Sang raja semakin tertantang untuk memberikan kebijaksanaannya. “Baiklah ini penawaran terakhir. Dari jumlah yang kutawarkan tadi saya genapkan jadi 1 milyar asal kau mau menukar nuranimu sehingga besok kamu menjadi orang yang suka menipu dan membunuh orang sesuka hatimu?”. Tanya serius sang raja. TIDAK MAU!!!, saya masi punya harga diri dan nurani tuan” . ujar anak muda.

“Nah anak muda...aku sudah menawarkan uang 1 milyar kepadamu. Itu jumlah yang sangat besar. Tetapi, tetap saja tidak ada satu pun dari dirimu yang bisa aku beli. Berarti apa yang kau miliki dan tidak mau kau jual itu sesuatu yang tidak ternilai harganya. Sesungguhnya, kekayaan yang melekat pada dirimu memang nilainya jauh melebihi 1 milyar. Itulah modal dan kekayaanmu yang sesungguhnya.Saya sudah buktikan bukan, bahwa kau memang kaya. Maka mulai saat ini juga, berhenti meratapi nasib dan mulailah berusaha!” kata sang raja .

Nah, sekarang coba kita posisikan cerita tersebut ketika kita mau melamar kerja. Kita sedang sehat, kita punya jiwa dan raga yang masih membara, kita punya otak dan akal, serta punya hati nurani. Dengan itu semua , dapat kita raih kalau kita MAU. Lowongan kerja itu banyak asal kita mau mencarinya, dan interview kita akan sukses dengan prepare yang baik. Sekedar share, sewaktu kuliah, sewaktu kerja part time di kumon, saya pun rela jualan pulsa, ngajar les privat dan bimbel, saya rela berangkat pagi pulang malam untuk kuliah dan kerja. Dan saya bisa lakukan itu, Karena apa??? Karena saya kaya ??? Karena saya “kaya” dalam konteks tersebut, karena saya punya kemauan yang kuat.

Jadi agan-agan yang belum ataupun gagal dalam mencari kerja , tidak perlu murung dan menyerah. Gunakan segenap kekayaan diri agan yang telah dianugrahi Tuhan untuk mendapatkannya. Dengan agan yang sehat, agan bisa berangkat melamar. Dengan otak yang agan punya, agan bisa menjawab pertanyaan interview dengan lancar. Dan dengan otak dan juga nurani, agan bisa menentukan pekerjaan yang lebih baik,layak, atau sesuai dengan agan.Kesimpulan: Dengan “kekayaan” yang kita miliki dalam diri kita, kita dapat dengan mudah mendapatkan kerja. Mudah disini bukan berarti instant atau berjalan mulus, tapi sya tekankan kepada proses dan hasilnya. [Anak KasKus]

Saturday, 17 September 2011

Kisah Yang membuktikan Allah itu ada

Ada seorang pemuda yang lama menjalani pendidikan di luar negeri namun tidak pernah belajar agama Islam, kini kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia diminta kedua orang tuanya untuk belajar agama Islam, namun ia memberi syarat agar dicarikan guru agama yang bisa menjawab 3 pertanyaan yang selama ini mengganjal dihatinya. Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang kyai dari pinggiran kota.

Pemuda : “Anda siapa dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanya an saya?“

Kyai : “Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.“

Pemuda : “Anda yakin? Sedangkan Profesor di Amerika dan banyak orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya.“

Kyai : “Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.“

Pemuda : “Saya ada 3 pertanyaan :
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya !
2. Kalau memang benar ada takdir, tunjukkan takdir itu pada saya !
3. Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syaitan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?“

Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan keras.

Pemuda : (sambil menahan sakit) “Hei ! Kenapa anda marah kepada saya?“

Kyai : “Saya tidak marah... Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.“

Pemuda : “Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.“

Kyai : “Bagaimana rasanya tamparan saya?“

Pemuda : “Tentu saja saya merasakan sakit.“

Kyai : “Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?“

Pemuda : “Ya!“

Kyai : “Tunjukan pada saya wujud sakit itu!“

Pemuda : “Saya tidak bisa.“

Kyai : “Itulah jawaban pertanyaan pertama... kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya."

Kyai : “Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?“

Pemuda : “Tidak.

Kyai : “Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima tamparan dari saya hari ini?“

Pemuda : “Tidak.“

Kyai : “Itulah yang dinamakan takdir.“

Kiyai : “Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?“

Pemuda : ”Kulit.“

Kyai : ”Terbuat dari apa pipi anda?“

Pemuda : ”Kulit.“

Kyai : ”Bagaimana rasanya tamparan saya?“

Pemuda : ”Sakit.“

Kyai : ”Walaupun syaitan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Tuhan menghendaki maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syaitan. Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang ditempatkan bersama syaitan di neraka...“

Pemuda itu langsung tertunduk dan memeluk kyai tersebut sambil memohonnya untuk mengajarkan Islam lebih banyak lagi.

Tuesday, 30 August 2011

Kisah Abadi

Para sahabat dilanda dukacita, seorang rekan mereka bernama Alqomah berada dalam sakit payah. Ia adalah sahabat Nabi yang amat setia. Sekujur tubuhnya penuh dengan bekas luka akibat melindungi Rasulullah dalam berbagai pertempuran. Yang membuat para sahabat bersedih bukan karena sakitnya Alqomah, tetapi detik-detik sekaratnya yang memilukan, mulutnya terkaup rapat, tidak mampu mengucapkan sesuatu kecuali dengan erangan kesakitan.

Para sahabat telah mengajarinya untuk mengucapkan kalimat tauhid, namun lidahnya sangat kelu bagi kalimat suci itu. Para sahabat cemas, jangan-jangan Alqomah mengakhiri hidupnya tanpa sebutan Allah dibibirnya. Bukankah malapetaka terbesar atas seorang muslim jika diakhir hayatnya tidak terungkap keesaan Allah? Bukankah hal itu merupakan tanda bahwa amal kebaikan bakal sia-sia?

Salah seorang sahabat lalu mendatangi Rasulullah dan menceritakan musibah Alqomah; Nabi cepat-cepat berangkat untuk menangani sendiri derita yang menimpa sahabat setianya itu. Dengan sabar beliau membisikan kalimat tauhid ke telinga Alqomah sambil berpesan: :Alqomah, bertaubatlah kepada Allah, dan sebutlah nama Rabbmu", Namun Alqomah tetap membisu, hanya nafasnya yang menunjukan bahwa ia masih bisa memahami ucapan Nabi. Sampai tiga kali Rasulullah mengulangi bisikannya, tetapi saja Alqomah tidak sanggup menirukannya, Cuma biji matanya yang berputar-putar.

Kesudahan,. Rasulullah tidak lagi meneruskan ucapannya; beliau menoleh kepada para sahabat dan bertanya, "Apakah kalian tahu, masihkah Alqomah punya orang tua? Aku curiga, mungkin Alqomah pernah berbuat durhaka dan orang tuanya tidak ridho kepadanya, sebab, jangan harapkan akan turun ridho Allah jika tidak memperolah ridho dari orang tuanya." Salah seorang sahabat berkata, "Ayahanda sudah meninggal, tetapi ibunya masih ada". "Dimana rumahnya? "tanya Nabi... Sahabat yang lain menceritakan,"Ibu Alqomah bermukim dalam sebuah gubuk di kampung sebrang".

Nabi lantas memerintahkan Ali dan Bilal untuk mencari ibu Alqomah serta mengemukakan nasib yang menimpa anaknya agar dengan demikian, ibu Alqomah bersedia memaafkan segala kesalahan anaknya. Ali dan Bilal agak terbentur kesulitan untuk menemukan rumah yang terpencil itu, mereka baru mendapat keyakinan, setelah seseorang menegaskan, bahwa gubuk yang nampak kumuh dari luar itu benar-benar ibu Alqomah. Sesudah mengetuk pintu, Ali dan Bilal kian terpengah, ternyata ibu Alqomah sudah tua renta dan bungkuk.

"Betulkah nenek ibu Alqomah?" Ali dan Bilal bertanya. Nenek itu menggeleng, "Bukan. Saya bukan ibu Alqomah." "Tetapi orang sebelah mengatakan, gubuk ini ibu Alqomah," sanggah Ali. "Saudara mau percaya kepada siapa? Kepada tetangga sebelah, atau kepadaku yang tinggal dirumah ini?

Sebelum Ali dan Bilal sempat bertanya lagi, nenek itu mengatakan,"Dulu,Alqomah memang anakku. Dulu, waktu ia dalam kandunganku. Dulu, waktu aku melahirkan dengan susah payah. Dulu waktu ia kelaparan, aku yang menyuapinya serta memberinya air susu dari sisa-sisa kelelanku. Tetapi sekarang? Alqomah bukan anakku lagi!"...Bilal dan Ali saling berpandangan, mereka bagaikan ditimpa gunung besi, tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan tiodak bisa berpikir apa-apa, akibatnya mereka tidak mampu berkata sepatah katapun.

Nenek itu menerawang jauh, wajahnya berubah mendung..."Sesudah Alqomah dewasa dan punya istri, ia bukan anakku lagi...Alqomah terlalu sibuk dengan urusannya, terlalu gandrung terhadap bininya, sampai tidak punya waktu untuk berkunjung menengok keadaanku...Apalagi memberi nafkah, salampun tidak pernah dikirimkannya kepadaku.

Ali dab Bilal menundukan kepalanya, nenek itu terus berbincang, "Suatu ketika Alqomah lewat didepan rumahku, ia sekali-kali itu masuk kembali ke rumah ini semenjak punya istri,..Alqomah membawa dua bungkusan rapi, yang sebuah diserahkan kepadaku,..alangkah gembiranya hatiku dan lenyap semua dendanku,..sehingga bungkusan itu segera aku buka di depan matanya, untuk membahagiakan hatinya bahwa aku sangat senang, ternyata bungkusan itu berisi selembar kain sutra yang sangat indah, kupeluk kain itu, kuciumi kain itu, Namun, apa yang terjadi!!! Ia mengambil kain itu dari tanganku, seraya berkata, "Maaf Bu, saya keliru menyerahkan hadiah untuk ibu,. kain sutra itu buat istriku...bungkusan untuk ibu adalah bungkusan yang satu lagi"...!

Ali dan Bilal masih terus menutup diri, nenek itu terus menampakan kehitaman wajahnya. "Aku sebetulnya cukup kecewa. Namun, belum cukup melenyapkan kegembiraanku. Aku masih dengan suka cita menimang-nimang bungkusan yang lain sampai Alqomah meninggalkan rumah ini"...Sesudah itu, kubuka bungkusan tersebut,..dan alangkah sakit hatiku, sebab hanya selembar kain bekas yang barangkali dibelinya dari tukang loak...Masih berhakkah Alqomah menganggap dirinya sebagai anakku?"...

Kini betul-betul Ali dan Bilal ditimpa kebimbangan, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan,..Sesudah jelas, nenek itu sakit hati yang tak tertahankan terhadap Alqomah, Masihkah ia berkenan mengampuni anaknya!?....

Maka dengan ragu-ragu Ali berkata,"Alqomah sedang sekarat, nek...Ia tidak bisa mengucapkan kalimat tauhid, Rasulullah memohon agar nenek mau meridhoi Alqomah, memaafkan semua kekeliruannya...."Tidak!" Nenek itu langsung memekik. "Alqomah bukan anakku,...Rasulullah boleh memerintahkan apa saja kepadaku, asal jangan menyuruhku mengampuni Alqomah, ia terlalu durhaka kepadaku, ia bukan anakku!!!

Terpaksa Ali dan Bilal pulang dengan sia-sia, mereka menghadap Rasulullah dan menceritakan semuanya...Nabi termenung, Alqomah masih tersiksa dalam sekaratnya. Kemudian Nabi bersabda,"Baiklah, Ali dan Bilal...kembalilah ke nenek itu dan mintalah ia datang kemari,...jangan katakan apa tujuannya...katakan saja, bahwa aku, Rasulullah meminta kedatangannya."

Maka mereka membawa sebuah kendaraan sekedup, semacam tempat duduk di punggung unta, untuk menjemput ibu Alqomah,...Sementara itu Rasulullah memerintahkan sahabat lainnya untuk menyusun tumpukan kayu bakar di halaman rumah Alqomah,..dan Alqomah yang makin kepayahan dalam sekaratnya tersebut diangkat bersama pembaringannya ke dekat unggunan kayu bakar.

Setelah Ali dan Bilal tiba kembali dengan membawa nenek yang masih belum mengampuni dosa anaknya itu, Rasulullah langsung menyongsong dengan penuh hormat. "Selamat datang, nenek yang mulia.".. "Terima kasih, hai junjungan," jawab nenek dengan bangga. Namun tiba-tiba nenek rapuh itu berubah roman mukanya, ia kelihatan pucat pasi, lalu bertanya' :Siapakah yang tergolek di pembaringan dekat timbunan kayu bakar itu?"...Dan untuk apa engkau menumpukan kayu bakar?...Rasulullah menjawab, "Susunan daging yang kurus kering itu adalah bekas anak nenek, Alqomah. Ia durhaka kepada ibunya, jadi ia tersiksa dalam sekaratnya...karena itu, daripada ia menderita berkepanjangan, lebih baik akan kubakar dalam tumpukan kayu yang sebentar lagi akan dinyalakan....Nenek itu makin mengertas, putih pias sekujur kulitnya. " benerkah ia akan dibakar?"...Rasulullah menganguk pasti. "Kecuali jika nenek mengampuni dosa-dosanya"...."Tidak!" jawab nenek itu. "Bakarlah dia, aku tidak akan peduli, ia bukan anakku"!.

Nabi lantas mengisyaratkan kepada para sahabat untuk membakar tumpukan kayu tersebut. Setelah api menjilat-jilat ke segenap penjuru. Nabi menyuruh agar Alqomah diangkat dari pembaringannya dan dilemparkan ke dalam api...Nenek itu terperanjat, Ia menjerit pada waktu Alqomah sudah digotong menuju unggunan api..."Betul-betulkah kan kau bakar dia hidup-hidup, didepanku, seorang wanita?"..Nabi kembali mengangguk. "bila nenek tidak mau memberi maaf"..tidak!..tidak!" nenek itu memekik histeris. "lebih baik di dibakar daripada aku harus memaafkannya. Bakarlah dia, Alqomah bukan anakku!!.

Maka dengan serempak Alqomah diangkat tinggi dan diayunkan hendak ketengah api...Nenek itu menjerit dan menangis, "Ya Rasulullah, jangan bakar dia, bagaimanapun Alqomah adalah darah dagingku sendiri, biarkan aku ampuni semua kesalahannya"..Begitu terucap oleh nenek tersebut bahwa dosa Alqomah telah diampuni, seketika itu juga Alqomah dapat menyebut asma Allah dan meninggal dunia dengan tenang.....Wallahualam........

Friday, 29 July 2011

Shanke Yadem, Masjid Saudagar tak terpandang

Dari buku “Keajaiban Sejarah Ustmani”
Oleh : Ust. Urkhan Mohamad Ali
Bentuknya boleh sederhana, namun jamaah sudah berdatangan dari penjuru desa sebelum waktu shalat masuk Mungkin kita tak percaya jika tidak melihat faktanya. Seorang yang tidak kaya, bahkan tergolong miskin, namun mampu membangun sebuah Masjid di Turki. Nama masjidnya pun paling aneh di dunia, yaitu “Shanke Yadem” (Anggap Saja Sudah Makan). Sangat aneh bukan? Dibalik Masjid yang namanya paling aneh tersebut ada cerita yang sangat menarik dan mengandung pelajaran yang sangat berharga bagi kita.

Ini Kisahnya:
Di sebuah kawasan Al-Fateh, di pinggiran kota Istanbul ada seorang yang wara’ dan sangat sederhana, namanya Khairuddin Afandi. Setiap kali ke pasar ia tidak membeli apa-apa. Saat merasa lapar dan ingin makan atau membeli sesuatu, seperti buah, daging atau manisan, ia berkata pada dirinya: Anggap saja sudah makan yang dalam bahasa Turkinya “ Shanke Yadem” . Nah, apa yang dia lakukan setelah itu? Uang yang seharusnya digunakan untuk membeli keperluan makanannya itu dimasukkan ke dalan kotak (tromol)… Begitulah yang dia lakukan setiap bulan dan sepanjang tahun. Ia mampu menahan dirinya untuk tidak makan dan belanja kecuali sebatas menjaga kelangsungan hidupnya saja.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun Khairuddin Afandi konsisten dengan amal dan niatnya yang kuat untuk mewujudkan impiannya membangun sebuah masjid. Tanpa terasa, akhirnya Khairuddin Afandi mampu mengumpulkan dana untuk membangun sebuah masjid kecil di daerah tempat tinggalnya. Bentuknyapun sangat sederhana, sebuah pagar persegi empat, ditandai dengan dua menara di sebelah kiri dan kanannya, sedangkan di sebelah arah kiblat ditengahnya dibuat seperti mihrab.

Akhirnya, Khairuddin berhasil mewujudkan cita-ciatanya yang amt mulia itu dan masyarakat di sekitarnyapun keheranan, kok Khairuddin yang miskin itu di dalam dirinya tertanam sebuah cita-cita mulia, yakni membangun sebuah masjid dan berhasil dia wujudkan. Tidak bayak orang yang menyangka bahwa Khairud ternyata orang yang sangat luar biasa dan banyak orang yang kaya yang tidak bisa berbuat kebaikan seperti Khairuddin Afandi. Setelah masjid tersebut berdiri, masyarakat penasaran apa gerangan yang terjadi pada AKhiruddin Afandi. Mereka bertanya bagaimana ceritana soerang yang miskin bisa membangun masjid. Setelah mereka mendengar cerita yang sangat menakjubkan itu, merekapun sepakat memberi namanya dengan: “Shanke yadem” (Angap Saja Saya Sudah Makan).

Subhanallah! Sekiranya orang-orang kaya dan memiliki penghasilan lebih dari kaum Muslimin di dunia ini berfikir seperti Khairuddin, berapa banyak dana yang akan terkumpul untuk kaum fakir miskin? Berapa banyak masjid, sekolah, rumah sakit dan fasilitas hidup lainnya yang dapat dibangun? Berapa banyak infra struktur yang dapat kita realisasikan, tanpa harus meminjam ke lembaga dan Negara yang memusuhi Islam dan umatnya?

Kalaulah kaum Muslimin saat ini memiliki konsep hidup sederhana dan mementingkan kehidupan akhirat dan mengutamakan istana di syurga ketimbang rumah di dunia, seperti yang dimiliki Khairuddin Afandi, pastilah umat ini mampu meninggalkan yang haram dan syubhat dalam hidup mereka. Mereka pasti mampu mengalahkan syahwat duniawi yang menipu itu. Sebagai hasilnya, pastilah negeri-negeri Islam akan berlimpah keberkahan yang Allah bukakan dari langit dari bumi. Kenyataannya adalah sebaliknya.(Q.S. Al-A’raf / 7 : 96) Maka ambil pelajaranlah wahai orang-orang yang menggunakan akal sehatnya!